Chapter 4

833 91 34
                                    

Sasuke menatap jejeran toko di sepanjang perjalan mereka kembali kerumah.

Ayah angkatya sedang berkonsetrasi mengendarai mobil yang baru saja membawa mereka ke rumah sakit. Rumah sakit? Ya mereka baru saja pulang dari sana, Sasuke menyentuh perban yang membalut luka di kepalanya. Dia berniat untuk menanyakan sesuatu pada sang Ayah, namun sepertinya mood Minato masih dalam keadaan buruk. Ia pun mengurungkan niatnya.

"Untuk sementara waktu jangan dekati adikmu dulu." Minato memberi peringatan ketika mereka telah sampai di bagasi mobil. Sasuke menganggukkan kepala.

Naruto mendapat hukuman dari Ayah mereka karena perlakuan kasarnya terhadap Sasuke. Remaja bersurai pirang itu dikurung dikamar selama 4 hari. Minato menyuruhnya untuk merenungi kesalahan yang telah ia buat.

Naruto © Masashi Kishimoto

Chara : Sasuke U dan Naruto U

Chapter 4

"Kenapa kau belum tidur?" Minato menutup kembali pintu kamar anaknya. Dilihatnya Naruto yang tidak menjawab pertanyaannya duduk diatas tempat tidur, bahkan mata sewarna dengan matanya itu tidak sedikitpun melirik kearahnya.

"Ayah tidak akan memaafkan sikapmu untuk kali ini. Jadi Ayah harap kau jalani hukumanmu!"

Juga sepertinya tidak mendendarkan apa yang Ayahnya katakan.

Minato menghela napas, duduk di tepi ranjang sang Anak. Tangannya terulur ingin menyentuh surai pirang yang juga mirip dengannya namun tangannya di tepis.

"Apakah menurutmu didikanku selama ini salah?" tanya lelaki itu dengan raut sendu. Naruto mendecak lidah, merubah posisinya yang duduk bersandar dikepala tempat tidur menjadi berbaring dan bergelung didalam selimut.

Minato menghela napas tanpa sadar, diputuskannya untuk meninggalkan kamar sang anak.

Pintu tertutup dengan suara "klik" beberapa kali. Pintunya dikunci lagi dari luar.

Didalam selimut Naruto terisak kecil.

"Jika kau ingin membawa seseorang kerumah ini, kenapa kau tidak membawa ibuku kembali? Aku membecimu! Aku membencimu!"
.
.
4 hari terkurung didalam kamar akhirnya Naruto bisa menghirup udara disekolah, sejak ia dihukum oleh Ayahnya, ia belum lagi menyapa lelaki paruh baya itu. Dirinya masih memendam perasaan marah. Marah terhadap sang Ayah dan saudara angkatnya.

"Kau sudah bersekolah lagi? Kudengar kau dihukum Ayahmu ya?"

"Memangnya apa yang terjadi?"

Naruto diserbu rentetan pertanyaan dari teman-teman sekelasnya selepas ia mendudukkan diri dibangku biasa yang ia huni.

Dirinya ingin ketenangan, akan tetapi teman-teman sekelasnya bukanlah orang-orang yang bisa tenang, kelas mereka sudah terkenal dengan cap kelas teribut. Jadi percuma jika ia minta untuk tidak diganggu.

Waktu disekolah Naruto habiskan dengan merenung, setidaknya merenung disekolah lebih baik ketimbang dirumah yang pastinya ia akan bertatap muka dengan Ayahnya.

"Kiba!" Naruto yang sedang menatap keluar jendela tiba-tiba memanggil nama salah satu temannya, seseorang dari berberapa temannya yang pun berkumpul didepan kelas menyahut.

"Ya?" Naruto menggaruk pipinya yang tidak gatal.

"Mmmm boleh tidak aku menginap diirumahmu malam ini?" Kiba yang mendengar nada malu-malu dari sahabat pirangnya memutuskan meninggalkan perkumpulannya dan berjalan ke arah Naruto yang masih duduk di bangku.

"Apa-apaan pertanyaanmu itu." Balasnya setengah bercanda, Naruto merintih kesakitan ketika Kiba mengalungkan lengan kelehernya dan menariknya kebelelang, ia tercekik.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 09, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Onii-SanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang