"Apa sih yang kamu cari dari gunung?"
"Ngapain sih kamu mendaki?"
"Apa sih enaknya naik gunung?cuma bikin capek aja kan?".
Ketiga kalimat di atas adalah hal yang paling lazim ditanyakan orang-orang awam,ketika mereka tau kita akan melakukan sebuah perjalanan hati,yaitu mendaki gunung.
Aku bersyukur bisa mendapat banyak pengalaman dari mendaki. Alam ini menyadarkan aku betapa kecilnya tubuhku dihadapkan dengan luasnya alam semesta ini. Aku mengerti,aku mendaki bukan untuk menaklukan gunung,tapi untuk menaklukan egoku sendiri :).
Hal yang paling aku suka dari mendaki adalah kita semua berjalan mulai dari 0. Berjalan dari bawah ke atas untuk mencapai puncak. Melawan rasa letih,cuaca dingin, hawapanas,suasana hujan,pandangan terhalang kabut,dan rintangan yang lain. Tapi itu bukan rintangan yang sesungguhnya. Rintangan sesungguhnya adalah melawan ego kita masing masing.
Bertegur sapa dengan pendaki lain,bertukar senyum,berbalas semangat adalah suatu keindahan yang luar biasa. Karena kita sebelumnya belum pernah kenal. Tapi gunung telah menyaudarakan kita. Dan satu hal yang aku rindukan lagi ketika mendaki adalah Topik obrolan dengan teman yang tak akan terlupakan.
Mendaki itu bukan untuk membuktikan siapa yang paling kuat menghadapi medan pendakian,bukan juga untuk membuktikan siapa yang tercepat untuk sampai ke puncak. Namun,mendaki itu tentang siapa yang paling setia terhadap sesama temannya:)
"Filosofi Mendaki Gunung"
Raihlah suksesmu seperti saat kamu mendaki gunung. Kamu memulai berjalan dari 0. Membawa beban berat untuk sampai ke puncak(impianmu). Disaat perjalanan ke puncak,kamu akan bertemu orang orang,mereka adalah penyemangatmu ketika kamu lelah,merasa putus asa. Dan pasti untuk mencapai ke puncak ada rintangannya. Tapi yakinlah,tiada sukses tanpa pengorbanan. Dan jika kamu telah mencapai puncak(suksesmu),jangan lupa untuk melihat ke bawah untuk bersyukur,dan melihat ke atas untuk bermimpi:).
"Kenapa kamu mendaki?"
"Karena aku mampu"SEKIAN :)