Kesedihan dibalik senyuman

1.2K 208 37
                                    

Aku lagi bete....amat sangat bete.....jadi kalau ff ini ngaco harap maklum ya...hayati lelah soalnya dan jiwa pengen buru-buru rampungin ff ini membuat ku baper.
Aku ngomong apa sih??
Abaikan!!
Selamat membaca.....







"Sudah berulang kali kukatakan aku tidak mau di operasi." tegasku,menatap tiga pasang mata yang tengah menatapku penuh harapan.

Ayah,Ibu dan juga Jimin.

Bahkan ibuku sudah mulai menangis.Dan aku benci melihatnya menangisi keadaanku.

"Bukankah kalian sudah mendengarnya sendiri,presentase keberhasilannya hanya empatpuluh persen,sisanya bisa saja aku mati,lumpuh,hilang ingatan dan cacat otak." aku menghela nafas lelah. "Aku mohon,jangan memaksaku lagi,Ibu. Aku menyayangi kalian,aku tidak ingin bila hal buruk terjadi padaku setelah operasi hanya akan menjadi beban bagi kalian." meraih tangan Ibuku dan mengecupnya.

"Tae...."

"Ssttss...!! Sudahlah Ibu."

Tok...tok...tok...

Pintu diketuk dan suster Clara muncul setelahnya.

"Maafkan aku harus menginterupsi percakapan kalian,tapi aku harus mengatakan bahwa pasien lain di ruangan ini butuh istirahat,jadi mohon untuk sedikit tenang.Teman sekamar Taehyung barusaja melakukan sesi kemotherapi jadi dia harus istirahat." ujarnya dengan senyum ramah.

Oh aku melupakan fakta bahwa bukan hanya aku saja penghuni kamar ini.

"Lebih baik kita tinggalkan Taehyung agar dia juga bisa beristirahat,Tante." usul Jimin,mengusap lembut pundak Ibuku.Lalu beralih menatapku. "Istirahatlah,Tae.Dan aku mohon tolong pertimbangkan lagi permintaan kami.Kau akan sembuh,kau harus yakin." Ujarnya.

Aku hanya tersenyum kecil sebagai jawaban.

Ibu dan Ayah memelukku erat,bahkan aku bisa melihat gurat kesedihan di wajah tegas ayahku.
Hal yang sangat jarang terlihat padanya.

Suster Clara menemani mereka keluar ruangan.Kini aku sendirian.
Ralat,tidak sendirian karena di ruangan ini juga ada Yoongi.

Ngomong-ngomong bagaimana kondisinya saat ini? Sejak semalam aku ada di ruang intensive karena kemarin malam aku pingsan lagi.Dokter harus melakukan CT scan lagi dan beberapa prosedur penanganan terhadapku.
Saat aku kembali ke ruangan ini dia sudah tidur.Tirai disekeliling ranjangnya tertutup rapat.Dan suster clara memberitahu bahwa dia baru saja melakukan kemotherapi.

Penasaran,aku turun dari ranjangku menyeret tiang infusku bersamaku lalu mengintip ke tempat Yoongi tidur.Entahlah mengapa aku sangat ingin melihatnya.Dua hari tanpa kebawelannya sedikit membuatku kesepian juga.

Dia terbaring disana.Wajahnya pucat nyaris putih tanpa warna sedikitpun,hanya lingkaran hitam samar di bawah matanya.
Nafasnya teratur,dia terlihat seperti putri tidur dengan selang IV di punggung tangan dan selang oksigen di hidungnya.

Biasanya aku akan melihat cengiran konyol di wajahnya,kini dia tampak tenang.Tanpa kusadari aku merindukan tawanya.Selama sebulan ini kehidupanku disini di dominasi oleh tawa konyolnya.

Aku duduk di kursi sebelah ranjangnya,menopang daguku tepian ranjang yang lumayan tinggi.
Memandang wajah damainya yang sedang tertidur.

"Hei,bodoh!! Min yoongi bodoh!!." lirihku. "Jangan tidur terus,kau terlihat seperti mayat."

"Apa?."

Aku terlonjak,mendengar suaranya yang meskipun lirih cukup membuatku terkejut.

"Sialan,kau mengagetkanku."

Already Gone (taegi) ~ OnGoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang