"Lihat ini", Victorique berbalik menatap Kazune, lalu menyodorkan kedua telapak tangannya yang terdapat sebutir salju.
"Salju?"
"Ya! Sepertinya musim dingin telah tiba!", Victorique menatap salju di telapaknya dengan bahagia, lalu menatap langit yang mengeluarkan butir butir salju.
"Wah... Indahnya"
"Anda benar ojou-chan. Tetapi, anda lebih indah dari salju salju itu", tanggap Kazune sambil ikut menatap salju salju yang berjatuhan. Sontak wajah Victorique merona mendengarnya.
"Apa maksudmu huh? Oh ya, kudengar ada sekolah yang juga membantu siswanya agar menjadi tentara"
"Benar ojou-chan. Apakah anda juga ingin sekolah disana?"
"Ya. Tapi, aku akan berlatih dahulu. Jadi, kau harus membantu melatihku Kazune"
"Yes, my lady", Kazune membungkuk hormat pada Victorique.
"Tapi, siapa yang akan menjaga mansion jika kita bersekolah disana? Disana kan sistemnya sekolah asrama", Victorique berpikir sambil memegang dagunya menatap butiran butiran salju yang turun.
"Bagaimana jika kita mencari beberapa pelayan lagi?"
"Itu ide bagus, tapi bagaimana? Cukup sulit mencari pelayan di dunia yang akan hancur seperti ini", Victorique mengalihkan tatapannya kepada Kazune tanpa mengalihkan tangannya dari dagunya.
Boomm!!
Suara ledakan kembali terdengar. Namun kali ini, suaranya terdengar tak jauh dari tempat Victorique dan Kazune berdiri.
"Apa lagi itu? Ayo Kazune", Victorique berlari ke asal suara ledakan diikuti Kazune di belakangnya.
Dhuaarr!!
Dhuaarr!!
Boomm!!
Suara ledakan beruntun bagai saling menyahut satu sama lain. Asap mengepul di sekitar suara ledakan berasal, membuat mereka agak kesulitan melihat sosok di tengah asap itu.
Perlahan, asap mulai menghilang tertiup angin, menampilkan sosok laki laki bersurai pirang pucat memakai headset terlihat tengah melempari sosok monster di hadapannya dengan batu yang entah kenapa bisa meledak. Sepertinya laki laki itulah dalang dari ledakan beruntun tersebut.
"He? Batu apa itu? Kenapa bisa meledak seperti itu?", Victorique menatap sosok itu dengan wajah penuh tanda tanya.
"Saya baru melihat batu yang bisa meledak seperti itu. Dia mendapatkannya dari mana?", kini Kazune berpikir dengan memegang dagunya menatap sosok yang tengah menghadapi monster itu.
Setengah menit kemudian, sosok monster itu hancur menjadi debu dan lenyap tertiup angin. Sosok laki laki yang telah mengalahkan monster itu berbalik dengan mata terpejam. Manik violet kini terlihat di wajah laki laki itu, setelah tiba tiba membuka matanya, menatap Victorique dan Kazune yang tak jauh dari tempatnya.
"Siapa kalian? Mau apa kalian?", manik violet itu menatap tajam penuh curiga pada mereka berdua.
Yang ditanya hanya berjalan mendekat tanpa menjawab sepatah kata pun, hingga berhenti tepat tiga langkah di depannya.
"Aku punya pekerjaan bagus untukmu"
"Pekerjaan? Pekerjaan seperti apa? Apakah menyenangkan?"
"Hm... Aku tak tahu apakah pekerjaan ini menyenangkan untukmu atau tidak. Aku hanya perlu beberapa orang yang bisa menjaga rumahku-"
"Tidak, terima kasih tawarannya. Tetapi, aku tidak tertarik"
Perkataan Victorique terpotong karena laki laki itu memotongnya tiba tiba dan membalikkan badannya hendak pergi. Dasar tidak sopan.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Fate [HIATUS]
FanfictionLahir dari keluarga bangsawan yang harmonis, meski tanpa kehadiran sang ayah, meski di kucilkan teman temannya, gadis ini tetap ceria, tersenyum selalu. Kemudian sebuah bencana yang dahsyat datang menyerang tempat tinggalnya tempat lahirnya, Jepang...