Part 16

7 2 0
                                    

Alia menyeruput jus alpukat yang tersedia di ahadapannya, sekali lagi ia menatap Rara yang sedang membawa kertas surat padanya

Rara bilang surat itu datang kerumanya dan ditujukan untuknya dan Rara,Rara sudah membuka surat miliknya dan ternyata surat itu dari Adit yang menanyakan kabarnya dan menyuruh Rara menyimpan suratnya sebagai tanda persahabatan , namun surat yang satunya lagi teruju kepada Alia entah dari siapa tapi yang jelas surat itu datang bersamaan dengan surat yang diterima Rara dari Adit

"Buat gua?salah nama kali Ra" Alia membolak-balikan amplop warna hijau yang di bagian depannya ada namanya

"Iya buat lo, mendingan daripada lo penasaran mendingan lo buka deh tuh surat"

"bilang aja lo juga penasaran Ra"Alia tertawa kecil

ia buka surat itu dengan hati,didalamnya ada secarik kertas berwaena iru musa,Alia kembali menatap Rara, dalam hatinya bertanya mungkinkah ini surat dari Dhika? Alia segera mungkin menepis pikiran itu,ia sudah berjanji pada dirinya sendiri untuk tidak lagi mengingat Dhika demi menjaga perasaan Vino 

ia membaca surat itu kata demi kata dan mecoba mencerna setiap bait surat yang ada di hadapannya, mata Alia mulai berkaca-kaca ia tak melanjutkan lagi isi surat tersebut ia menghempaskannya di meja 

"Dari?" Tanya Rara seolah ia tahu bahwa Alia akan menangis ketika menerima bahkan ketika membaca surat tersebut, ya Rara sudah tau apa yang akan terjadi

"Gue harus hubungin Adit Ra" Alia mengusap air matanya dan tersenyum simpul.

"Apapun yang mau lo lakuin,selagi itu bikin lo bahagia. gua selalu support lo Al" Rara mengelus pundak Alia dan memeluk sahabatnya itu

Alia keluar dari cafe diiringi dengan langit sore yang kian berubah menjadi senja. ia menerobos kemacetan Bandung dengan motor matic birunya

Alia memainkan ponselnya mencara kontak Adit dan mencocokannya dengan Line, ia menghubungi Adit dengan penuh harap dan kecemasan,Jika benar Dhika sudah mulai bisa mengingatnya lagi. apa yang harus ia lakukan? meninggalkan Vino yang sudah 4 bulan lebih menemaninya dan membantu dirinya bangkit atau mulai membangun harapan bersama Dhika?

Praditya Mahardika : Udah terima surat dari saya?

Alia membaca chat yang dikirim Adit dengan kening berkerut 

saya? saya adalah kata yang sering digunakan oleh Dhika untuk menyebut dirinya, apa mungkin Dhika yang sebenarnya membalas chat ini?,kalo iya gue bakalan nanya sama dia banayak hal dan gue bakalan pertimbangin masalah Vino 

Alia berkata dalam hati, ia segera membalas pesan dari Adit

Praditya Mahardika : Alia kamu pasti sudah baca surat dari saya, sebentar lagi kamu lulus bukan? Dhika cerita sama saya kalau kamu mau kuliah di Jakarta,di universitas impian kamu.

Rahmalia Anggina : Adit? Dhika mana? apa kabar dia?

Praditya Mahardika : kalau tujuan kamu bertanya tentang Dhika,kamu salah Al

Rahmalia Anggina : memang Dhika kenapa?

Praditya Mahardika : sebaiknya kamu lupain dia Al

Alia membaca chat yang dikirim Adit berkali-kali.Adit memintanya untuk melupakan Dhika,Alia belum sempat membalas ia segera menghubungi Vino

Rahmalia Anggina : Vino kamu dimana? aku pengen ketemuan, bisa kerumah?

Rangga Alvino : otw 

Alia rasa Vino pasti mengetahui dimana kakak angkat Dhika berada, Vino pernah bercerita pada Alia bahwa Dhika punya seorang kaka angkat yang masih tinggal dibandung karena sedang kuliah di ITB 

Dan, ketika cinta memilihTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang