Banyak orang sangat menginginkan untuk bertukar hidup dengan Liora karena wajah cantik dan kekayaannya, namun sebaliknya Liora bahkan tidak mau lahir kedunia jika akhirnya hidup semenyedihkan ini, tapi ia tidak mau menyerah begitu saja karena ayahnya lah alasan dia tetap bertahan.
"woy, ngelamun aja." Jennie, sahabat dekatnya entah datang darimana dan membuyarkan lamunan Liora, "nyebelin banget lu." keluhnya, "berantem lagi sama mama?" tanya Jennie sembari mengepulkan asap rokok dari bibirnya, "tiap hari malah." jawab Liora singkat, "nih ya daripada lu hanya ngelamun ga jelas gini mending temenin gue ke club," tanpa menunggu persetujuan dari wanita itu, Jennie langsung menarik Liora menuju mobilnya yg ada parkiran kampus lalu melesat ke club.
suara dentuman musik terdengar cukup keras, dua wanita itu kini duduk didepan meja bertender sambil menyesap cocktail yg telah dipesan, "cakep juga DJ-nya" seru Jennie diikuti Liora yg ikut melirik ke arah dj stage,
"b aja gitu" komentar Liora dengan raut wajah acuh, Jennie terbahak-bahak dengan reaksi sahabatnya "bagus deh lu kaga tertarik ama tuh cowo, cakep sih tapi playboy suka mainin cewe yah 11 12 kek gue sih," Liora hanya geleng-geleng kepala dengan kelakuan Jennie, "dah, gue ke toilet dulu." pamit Liora lalu melenggang dari tempat duduknya.
Liora bersandar di dinding toilet sambil menatap layar ponselnya, terlihat 15 panggilan tidak terjawab dari ayahnya, "aku tidak apa-apa, harusnya kau khawatirkan dirimu sendiri." gumamnya lalu kembali termenung, ayahnya adalah orang yg sangat baik,setia dan pekerja keras namun kenapa ayahnya harus menikah dengan ibunya yg tukang selingkuh,egois dan hanya mau menang sendiri, Liora juga sangat benci karena faktanya kecantikan wajah yg ia miliki berasal dari ibunya, "wajah cantik bisa menaklukkan apapun huh? sampai-sampai kau tidak punya harga diri setiap hari tidur dengan pria berbeda-beda?" ia bermonolog dengan menyedihkan.
kejadian saat memergoki ibunya bercinta dengan banyak pria lain disetiap harinya terlintas dipikiran Liora, itulah yg membuat dia sangat benci didekati apalagi sampai disentuh pria.
"APA? PUTUS? KAU TIDAK BISA MEMUTUSKAN KU SEPERTI INI JOHN!'' suara teriakan disebelah membuat Liora mengernyit, "makanya jangan pacaran," sinisnya pelan.
"aku sudah bosan denganmu, kau sendiri sudah tau kan tabiatku bagaimana? orang-orang dikota ini juga tau kok kelakuanku bagaimana hm." sang pria buka suara, nada bicaranya begitu santai dan angkuh, "John ga bisa begini! setelah semuanya yg kuberikan padamu kau mencampakkanku?? hah??" deru nafas wanita itu terlihat cepat karena amarahnya sedangkan pria yg dipanggil John itu hanya tersenyum miring "aku tidak memintanya, kau yg memberikannya sendiri padaku" balasnya lagi. merasa risih akhirnya Liora keluar dari toilet berniat pergi secepatnya namun tak disangka sang pria malah menahan tangannya saat dirinya hendak melewati dua insan yg sedang berargumen itu "nah ini dia adalah kekasih baruku." bagaikan sambaran petir disiang bolong Liora dan wanita itu seketika membulatkan mata mendengar ucapan pria itu.
"wtf! heh orang gila! lepaskan tanganku!" berontak Liora namun tanpa diduga pria itu malah merangkulnya dan tanpa aba-aba pula wanita itu menampar pipi Liora
PLAKK
"dasar jalang dan bajingan!" umpat wanita itu lalu pergi, "haah akhirnya dia pergi." ucap si pria sambil melepaskan rangkulannya dan PLAKKK!
tangan Liora sudah menghantam pipi pria itu juga tak kalah keras dari wanita tadi, "itu tak seberapa, lain kali akan kubunuh kau." ucapnya marah lalu pergi juga dari sana meninggalkan pria itu.
"oh sial ini sakit sekali, hm tapi wanita tadi lumayan cantik juga." seringai pria yg bernama Johnny itu.
-----------------
"ayah, aku pulang." pria paruh baya itu menoleh saat mendengar suara putrinya "Liora, kamu kemana saja? ayah sangat khawatir padamu nak, ini sudah larut kenapa kamu kemari? pulanglah ke rumah." Liora menggeleng pelan sebagai jawaban terakhir ayahnya "aku akan menunggu ayah selesai bekerja, oh aku tadi ke rumah Jennie mengerjakan beberapa tugas kuliah" bohong Liora diakhir kalimatnya. ayahnya hanya mengangguk percaya karena selama ini dimatanya Liora adalah gadis penurut " ayah sudah makan malam?" tanya Liora memecah keheningan "sudah nak, bagaimana denganmu? oh rate hari ini bagaimana?" balasnya tanpa mengalihkan pandangan dari laptop "yah 6/10, ayah jangan khawatir aku makan dengan baik kok."
"syukurlah" balas ayahnya sembari tersenyum kecil, Liora meringis sedih melihat keadaan ayahnya dia sibuk bekerja siang malam sedangkan istrinya malah asik dengan pria lain, "kenapa ayah bisa menikah dengan ibu?" pria itu menghentikan jentikan jari dari laptopnya mendengar pertanyaan itu "karena ayah mencintai ibumu, Liora... mungkin terdengar lebay nak tapi kau tau? ibumu begitu cantik bak malaikat hingga memikat hati ayah." dan untuk kesekian kalinya Liora menahan tawanya karena jawaban sang ayah "wajah cantik huh.."
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Player And Aprodhite
FanfictionWARNING 21+ "aku sudah lama memperhatikanmu sejak kejadian di bar, maukah kau menjadi kekasihku?" "oke ayo,pacaran." 17.08.17