perpisahan

35 6 1
                                    

Pagi itu terik matahari terus menyinari terang nya kota di pulau Sumatra , matahari yang sangat cerah yang mendukung akan kepergian Anak laki-laki yang berumur lima tahun. 

"Kamu mau kemana?"tanya Anak perempuan yang berumur 5 tahun itu.

Anak laki-laki tersebut menatap manik temannya yang telah dia kenal sejak belita kata Mama nya
"Aku mau ikut Papa " .

Anak perempuan tersebut menggelengkan kepala nya tanda tidak mengerti kenapa temannya tersebut harus mengikuti Papa nya yang pergi jauh keluar dari pulau Sumatra.

"Nanti kalo Aku udah besar Aku bakalan pulang lagi kesini untuk nemenin Mama yang gak ikut Aku sama Papa nah nanti Kamu nunggu Aku bareng Mama Aku ya"jelas Anak laki-laki ini yang meninggalkan pesan berati bagi Anak perempuan yang bernama Sara Ardeleva.

Setelah itu Sara memeluk erat Anak laki-laki tersebut  dan engan melepasnya.

Masih di dalam pelukan Sara mulai menangis tidak rela bahwa sahabat nya  akan pergi jauh untuk waktu yang belum ditentukan kapan akan kembali.

"Nanti kalo aku di ledekin sama Ara gimana?"tanya Sara seraya melepas pelukan yang rasa nya berat untuk di lepaskan.

"Bilang ke Ara nanti  waktu aku pulang bakalan aku ledekin balik si Ara"

Sara mengangguk mengerti setelah itu Bayu  atau papa dari Anak laki-laki tersebut memanggil
"Rava ayo cepat bentar lagi kita berangkat" 

Sara menatap Rava lama, mata nya sudah basah karna air mata yang terus turun bersama kepergian Rava.

"Aku pergi ya Sara, Aku titip Mama sama Bang Arga dan jangan takut diledek sama Ara atau Piaa "Rava melambaikan tangan nya diudara tanda perpisahan yang sebentar lagi terjadi.

Rava kembali memeluk Sara erat
"Kamu dan aku bagai burung merpati yang selalu melambangkan kesetiaan... Aku selalu dengar kalimat itu dari Ayah untuk Ibu " setelah itu Rava melepas pelukan Sara dan berjalan menjauh dari Sara yang sudah terisak.

Sara duduk sendiri di taman komplek rumahnya dengan mata yang sembab karna menangis, siang ini tidak ada Ara yang mengejek nya , tidak ada Pia yang menjahili nya ketika bermain petek umpet ataupun Rava yang selalu menjaga dan membela Sara, disini hanya ada Sara sendirian ditengah terik matahari.

Siang ini Sara mulai menjadi para perindu

-----------

"Sara Sara ..."

"Saraaa main ke taman yukk"

"Sara Saraa "

Panggilan itu terus terdengar dari luar rumah yang bertingkat dua dengan gaya minimalis

Sara mengintip dari jendela kamar nya yang terletak di lantai dua
"Ah Ara paling mau ngeledekin aku yang udah gak punya teman"

Lama Sara hanya mengintip Ara dan Pia dari dalam kamar nya dan Sara sedikit kesal karna Ara dan Pia begitu niat sekali memanggil diri nya walaupun telah diabaikan

"Sara kamu di ajakin main sama Ara dan Pia kok diam aja di kamar?" tanya Ibu Sara yang masuk kedalam kamar anak bungsu nya tersebut yang dominan warna putih

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 06, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

CERITA SARA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang