Ya ampun... Drya kenapa kemarin?
Maaf ya aku jarang update, kesibukan bertambah mengingat banyaknya deadline yang semakin mencekik aku huhuhu
Dukungan vote dan comment dari kalian begitu berarti loh buat aku, serius :)
Happy Reading :) :)
~~~~~~~~~~~~
Namun, ketakutanku berubah seketika.
"Masyaallah..."
Ku tutup mulutku dengan kedua tanganku tak percaya atas apa yang ku lihat.
Dengan wajah yang sangat ketakutan, mungkin menjadi tanda bagi suamiku.
Ia menggenggam tanganku erat, seraya berkata bahwa tidak akan terjadi apapun karena ada kehadirannya disini.
"Jangan takut, ada aku disini."
Wajahku benar-benar terkejut atas apa yang tengah ada dihadapanku.
Hamparan bunga berbagai jenis tengah bermekaran. Mataku dimanjakan dengan aneka ragam warna bunga yang begitu elok.
"Subhanallah... ini indah mas."
"Aku tau, kamu sangat menyukai bunga-bunga itu."
Direngkuhnya tubuhku lagi untuk semakin dekat dengannya.
Rasa ketakutanku yang tak berujung, kini semakin membuatku menyesal. Akhirnya pemandangan seindah ini dapat aku lihat secara langsung.
"Pahamilah keinginanku, maka aku juga akan memahami setiap keinginanmu," ucapnya sambil mencium lembut keningku.
"Insyaallah mas, aku akan terus mencoba memahami setiap keinginanmu."
Tanpa menunggu waktu lama, aku langsung berlarian menghampiri para bunga-bunga yang sepertinya sudah menunggu kedatanganku.
"Harum..."
Ku hirup dalam-dalam aroma alami yang dikeluarkan para bunga-bunga ini.
"Seperti kamu," bisiknya tepat dibelakangku.
Aku tersipu malu mendengar ucapannya. Kenapa aku selalu merona setiap mendengar rayuannya? Ya Allah... ini indah, jangan biarkan ini berlalu.
"Aku sangat mencintai kamu semenjak pertama kali kita bertemu. Tepatnya saat aku dipertemukan oleh wanita pilihan orangtuaku untuk yang kesekian kalinya."
Aku menyadari, mencintainya dalam keadaan saling mengenal itu lebih indah. Aku belajar mencintainya saat mengetahui kekurangannya. Aku mulai mencintainya ketika masih mencoba memahaminya.
Aku mencintaimu karena Allah, mas.
***
Seminggu tlah berlalu saat aku mulai merajut kembali kasih sayang dengan suamiku.
Kini aku harus pergi ke supermarket membeli segala kebutuhan pribadiku dan mas Satria.
"Kamu ingat, ajudan yang aku tugaskan untuk menemanimu bukanlah satu-satunya ajudan yang mengawasimu. Kamu masih akan terus dalam pengawasanku."
Aku mengangguk pelan, memahami setiap perkataan yang keluar dari mulutnya.
Aku sangat mengerti sikap overprotective yang benar-benar terlalu over, membuatku semakin harus ekstra berhati-hati dalam bersikap.
Aku pergi ke supermarket bersama kedua asisten rumah tangga dan satu ajudan. Mereka sibuk dengan berbagai macam kebutuhan rumah tangga yang sudah tercatat dalam daftar belanja.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketulusan Hati Drya (SETENGAH DI UNPUBLISH)
Spiritüel(DONE - PRIVATE) Tidak ada satupun alasan untuk aku tidak bersyukur hari ini. Memiliki seorang kakak sebagai abdi negara dan adik laki-laki yang tengah merampungkan pendidikan kedokterannya, menjadikanku wanita yang selalu merasa bahagia. Menurutku...