"Ya Hana Ya" kata Jieun memohon pada Hana, agar Hana mau menemaninya ke ruang pertemuan panitia school festival nanti.
"Jieun-a" panggil seseorang.
"E-eh Woong" jawab Jieun, gugup pada saat mengetahui bahwa yang memanggilnya adalah orang yang dia suka.
Dalam hati Jieun merutuki dirinya sendiri kenapa dia bisa segugup ini, bagaimana jika nanti Woong tau kalau dia menyukainya.
"Nanti bareng ke ruang rapat ya" ajak Ung Woong Jieun
"Ne?" kata Jieun kaget.
"Gak ada penolakan, pokoknya nanti bareng ya" kata Woong sambil tersenyum lalu pergi meninggalkan Jieun dan Hana. Dengan Jieun yang masih membeku.
"Jieun-a kau masih hidup kan?" tanya Hana pada saat melihat sahabatnya membeku.
"I-iya" jawab Jieun yang masih sadar tak sadar.
Dalam hati Jieun terus bertanya-tanya.
'Benarkah tadi Woong?'
'Astaga aku mengobrol dengan Woong'
'Apa Woong benar-benar mengajakku bareng?'
'Astaga aku sangat senang...'
***
"Kajja" ajak Woong pada Jieun.
Lalu Jieun pun berjalan mengikuti Woong.
"Kenapa kau dibelakangku?" tanya Woong.
"Hah?" jawab Jieun tak mengerti.
"Sini kau" kata Woong lalu menarik tangan Jieun, agar Jieun jalan beriringan dengannya.
Tanpa Woong sadari tangannya terus memegang tangan Jieun, hingga membuat Jieun membeku.
'Astaga aku bisa mati jika dia terus memegang tanganku' kata Jieun dalam hati.
"Eh, maaf" ucap Woong pada saat menyadari bahwa dia memegang tangan Jieun terus.
Woong merasa ada rasa yang aneh pada saat dia memegang tangan Jieun, dia merasa nyaman, Woong merasakan ada sebuah kehangatan dalam diri Jieun.
"Loh, Woong-a" kata Jieun saat menyadari kalau ini jalan ke luar sekolah.
"Temani aku makan dulu ya, aku lapar" kata Woong, sambil tersenyum.
"Yayaya" kata Woong lagi.
"Arraseo" balas Jieun.
'Lagian mana mungkin aku menolakmu' tambah Jieun dalam hati.
***
"Jieun-a kau mau pesan apa?" tanya Woong.
"Samakan saja" jawab Jieun.
"Arraseo, sebentar aku memesan dulu" kata Ung lalu pergi untuk memesan.
***
Jieun dan Woong pun mulai makan.
Namun sedari tadi Woong hanya mamainkan ponselnya.
Jieun tak suka. Ia tak suka jika ada orang yang mengabaikannya.
"Woong-a" panggil Jieun
"Hmm, wae?" jawab Woong saat tiba-tiba handphonenya berbunyi.
"Sebentar, Jieun-a Jinyoung menelponku" kata Woong lalu mulai menjauh dari Jieun.
Jieun pun memainkan handphonenya, dan pada saat itu Jinyoung menelponnya.
"Kau dimana?" tanya Jinyoung.
"Aku sedang makan" jawab Jieun.
"Kau tak lupa, kan. Kalau sekarang kita harus rapat" kata Jinyoung.
"Aku, tak lupa" jawab Jieun
"Arraseo, jangan telat ya" kata Jinyoung.
"Iya" jawabku lalu sambungan telpon pun terputus.
Tadi Jinyoung menelponku, mana mungkin dia menelpon dua orang langsung?
Apakah Woong berbohong padaku?
***
Tbc
Vomment ya 😉
KAMU SEDANG MEMBACA
Just A Friend To You [Lee Euiwoong]✔
Random[COMPLETED] Mian tapi aku tak mau berpacaran dengan teman sekelasku - Euiwoong Highest Rank #38 on Short Story(27-06-2017) #928 on Fanfiction (13-07-2017) #98 on Friendzone (14-09-2018) ©NanaAra, 2017