Tetapi Saat aku akan berjalan aku merasa ada sesuatu dikakiku dan aku menengok kebawah, tepat dikakiku.
Dan............
"Aaarrrtggggg. "
.......
Makluk yang ada dipantai tadi, ternyata mengikutiku, dan sekarang dia sedang memegang kakiku sambil mencakarnya menggunakan kuku-kuku panjang dan hitam miliknya.
"Sayang kamu kenapa?, "
Hanya kalimat itu yang terakhir aku dengar.
-~-
"Sayang kau tidak apa-apakan, "
"Levy, kau bisa mendengar suara ayah nak, "
Suara kedua orang tua ku menyadarkan diriku.
"Ayah, bunda. Lev, lev, levy kenapa?, " tanya aku yang sudah duduk diatas kasur dengan memegang kepalaku yang sedikit pusing.
"Kamu tadi pingsan, setelah ngijak pecahan gelas sayang, " jelas bunda.
Dan itu membuatku bingung, padahal tadi aku menjerit sampai pingsan karena makluk yang ada dipantai itu.
"Baiklah sayang, lebih baik sekarang kamu tidur aja, lagian ini juga udah malemkan, " jelas ayah padaku.
"Tapi yah, aku gak mau tidur sendirian, " ucapku pada ayah dan bunda.
Sedangkan ayah dan bunda hanya terkekeh dengan sikapku ini.
"Sayang kamu ini udah besar, dan bunda gak mau nemenin kamu tidur, Ok.
Dan selamat malam, " ucap bunda lalu pergi meninggalkan aku dan ayah."Yah tol----, "
"Tenang aja sayang, nanti bunda kesini kog. Bunda cuma mau nyelesaiin pekerjaannya sebentar, nanti juga kesini, dan kamu juga jangan kunci pintunya ya, biar bunda bisa masuk, " ucap ayah padaku dan aku balas dengan anggukan kepalaku.
-~-
Aku sudah lama menunggu bunda, tapi bunda belum datang juga, jadi aku putuskan untuk tidur lebih dulu.
Saat diriku sudah mulai memejamkan mataku aku mendengar ada suara langkah kaki dari arah tangga.
Dan aku sangat senang karena pasti itu bunda.
Tapi tunggu bukankah ruang kerja ayah dan bunda ada dilantai atas juga, tapi suara ini dari arah tangga.
Apakah itu bukan bunda, melainkan makluk tadi.
Oh god, selamatkan aku dari makluk itu.
Tapi aku bisa sedikit tenang karena aku ada didalam kamar.
Tapi tunggu pintu kamar tidak aku kunci.
Keringat dingin mulai menetes dikeningku, aku semakin mengencangkan peganganku pada selimut putih kesayanganku.
Bau anyir mulai datang, aku semakin takut.
"Levy, "
Dia memanggilku, tapi itu bukan suara bunda.
"Levy dimana kau, "
Oh god tolong aku, tolong aku.
Drerrriittt
Pintu kamarku mulai terbuka, dan memunculkan sesosok wanita, berambut panjang dengan warna hitam bercampur putih yang menutupi wajahnya.
Dia membawa tongkat ditangan kirinya yang membantu dirinya untuk berjalan sedangkan ditangan kanannya ada sebilah pisau daging.
"Aku tau kau ada disini, hihihi. "
******
Vote and coment
Salam
¥
Puput_NP
KAMU SEDANG MEMBACA
ITKM {Ibuku Tak Kasat Mata}
Korku"Tidak, aku bukan anakmu ataupun titisanmu, jadi pergilah dan jangan pernah kembali lagi, PERGI, " -Renita Eka Levyana- "Kau adalah anakku, baik kau menerimanya atau tidak, kau tetap anakku. walau kau tidak lahir dari rahimku, tapi kau adalah titi...