Sayang, kamu pernah terluka karena cinta? Kamu pernah terluka karena sahabat, ataukah terluka karena hal-hal sepele? Ya, aku tahu, kamu pasti juga pernah merasakannya.
Sayang, kamu penah merasa takut? Takut karena dihujam harapan yang pupus, kenangan yang akan sirna, dan rasa tenteram yang menguap begitu saja.
Ah, aku memang bodoh. Harusnya aku sadar bahwasanya aku bukanlah manusia paling menyedihkan ataupun melankolis sedunia. Harusnya aku tahu itu. Sial.
***
Harusnya aku tahu itu,
Harusnya aku tahu itu.
Namun, setelah kupikir-pikir, sesudah muram-muram yang kuhadapi sendiri, mengapa masih juga diri ini merasa menjadi sosok yang paling terluka?
Aku terluka, Sayang. Aku terluka. Huft.
Terjaga tiap malam memikirkan hal sepele tentangmu, apa itu tidak cukup? Menangis sesenggukan sendiri dan menghapus air mata sendiri pula, apa itu tidak cukup? Menolak, membuang muka, bahkan mengabaikan rasa sayang dari lelaki lain, apa itu tidak cukup? Memendam dan menguburkan luka yang kumiliki dalam-dalam, apa itu tidak cukup? Mengatakan kepada semua kawanku bila kau lelaki tampan yang tak akan pernah tergantikan, apa itu tidak cukup?
Apakah itu semua tidak cukup untukmu, Sweetie?
I melt you in the dark,
you lit me up,
You made me feel as though,
I was enough,
We danced the night away
We drank too much,
I held your hair back when,
you were throwing upHari itu, Sayang, ketika kita menyatukan jemari dan kau memasangkan sebuah mahkota bunga yang tentunya sangat indah tepat di kepalaku. One step closer ... blup. Dan kita berpelukan. Aku bahagia sekali waktu itu. Degup jantungku berubah cepat. Kita tertawa namun kita juga menahan luka. Saling menatap dalam waktu lama. Hangat dan teduh. Semuanya, semuanya membuatku merindukan momen istimewa itu. Senyumanmu, lirik matamu, omelan panjangmu, leluconmu. So damn good. Damn right. Absolutely good.
Then you smiled over your shoulder
for a minute, I was stone could sober
I pulled you closer to my chest
And you asked me to stay over
I said, I already told ya
I think that you should get some restOrang-orang menertawakan kita. Gila katanya. Masa bodoh! Memang mereka tahu perasaan kita? Biarkan saja, yang terpenting kita bahagia, bukan?
Kamu mengacak rambutku pelan dan terkekeh geli. Tenang-tenang, bisikmu lembut. Embusan napasmu meluncur tepat di telingaku. Kupikir aku merasa gugup. Bulu kudukku berlarian. Mereka bergetar. Mungkin mengerti apa yang telah dirasakan hati saat ini.
One step ...
Two step ...Ew, kakimu, Sayang. Ia bergerak mendekatiku. Menepis jarak dan atmosfer dingin di antara kita. Cup. Refleks, aku menutup mata. Heum, terlalu memberi kedamaian, pikirku.
"Aku mencintaimu, My Princess."
I knew I loved you then
But you'd never know
Cause I played it cool
When I was scared of letting go
I know I needed you
But I never showedSemua terasa begitu cepat. So fast. Kini, kau yang menutup mata erat-erat. Bergantian, katamu. Cih! Bergantian apanya? Kalau berhari-hari begini, apa itu masih bisa dibilang bergantian?
Aku benci kamu, Sayang. Aku benci. Apa ini yang kau sebut balasan? Apa ini yang kau sebut sebuah penantian? Apa kamu bahagia sekarang, Sayang? Apa kamu senang melihatku tersungkur lemah menggenggam lenganmu begini? Jangan bilang kamu tersenyum. Aku kehabisan kassa untuk mengobati lukamu itu, kau tahu?
Ugh, sakit, Sweetie.
Ba-bahkan ... aku hampir kehilangan air mata. Habis sudah air mataku untuk menatapmu tertidur terus begini.
But I wanna stay with you
Until we're grey and old
Just say you won't let go
Just say you won't let goDua hari berlalu dan kamu masih menutup matamu seperti ini. Cih, menyebalkan. Kamu benar-benar senang ya melihatku di dekatmu terus-terusan setiap hari. Aku tahu, aku tahu, kamu memang cerdas memanfaatkan waktu. Hingga bahkan ketika kusapa, "Guten morgen, Aldric,"-pun kamu masih bisu dan membeku begitu. Dasar.
Tolong jangan pura-pura diam dan menjadi patung di depanku begini, Sweetie. Kau membuatku khawatir. Aku merindukan napas hangatmu. Aku merindukan kenyamanan dekapanmu.
Bangunlah untukku, Sayang. Bagunlah ....
Beep beep.
Mereka---ya, orang-orang di sekitarku mulai memelukku. Mereka layaknya menyembunyikan rasa sembilu. Kenapa? Ada apa? Tolong jangan membuatku khawatir lagi.
"Ikhlaskanlah, Annora. Dia akan senang bila dirimu mengikhlaskannya," bisik seseorang selembut beledu.
Apa? Ada apa? Mengapa?
Aku sayang kamu selalu, Sweetie.Kini saatnya aku memberikan bunga untukmu. Ya, bergantian.
«««»»»
hasnarum
Kamis, 4 Mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Say You Won't Let Go [1/1]
Short StoryCERPEN | [hati-hati karena cerita ini mengandung bumbu alay remaja] Sayang, kamu pernah terluka karena cinta? Kamu pernah terluka karena sahabat, ataukah terluka karena hal-hal sepele? Ya, aku tahu. Kamu pasti juga pernah merasakannya. Sayang, kamu...