Prolog

29 1 0
                                    

Kemarin aku bertemu dengan salah satu kolektor lukisan, ia memberiku sebuah inspirasi, untuk merekam kembali apa yang terjadi di waktu yang lampau. 

Kami sudah bercerita banyak kemarin. Dan ada kejadian yang masih melekat dalam memoriku, tentang lelaki yang menghabiskan sorenya di pantai, dengan wajah menatap ke laut lepas, sambil menekuk kaki. Sesekali ia mengambil batu untuk melemparnya ke laut.

Namum aku membayang hal yang berbeda. Entah kenapa aku harus membayangkan wajahku tertimpah batu, setiap kali ia melemparkannya. 


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PENISTA CINTATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang