Do You Mind ?
BAB 1
•••
Malam yang gemerlap, lampu kecil berwarna-warni, minuman alcohol, lautan manusia yang memenuhi ruangan temaram dan asap rokok dimana-mana sudah menjadi pemandangan biasa bagi beberapa orang yang suka sekali menghabiskan malam di sebuah club. Tempat yang menciptakan dosa sekaligus memberi kenikmatan bagi siapa saja penikmat tubuh wanita dan alcohol. Tak terkecuali bagi wanita berusia 24 tahun bernama Alane, setiap hari dia dan sahabatnya tidak pernah absen untuk pergi ke tempat favorit mereka kecuali salah satu dari mereka ada pekerjaan yang tidak bisa ditunda.
Dan disinilah mereka sekarang, duduk di atas kursi tinggi di depan meja bar dan memesan segelas botol vodka untuk dinikmati bersama.
“Ne, kapan lo mau pulang?” Cindy, sahabat Alane bertanya pada wanita yang hanya diam dan merenung sambil meminum vodka-nya."Nanti. Kalau gue udah bisa gak bikin bokap gue jantungan tiap hari karena liat anaknya clubbing tiap malem dan pulang saat pagi.” sahut Alane dengan memutar pandangannya ke seluruh penjuru ruangan untuk melihat seberapa liarnya malam ini.
"Tapi lo gak bisa kayak gini terus, Ne. Gue kasihan sama bokap lo, udah ditinggal istrinya, eh anaknya malah pergi dari rumah.” kata Cindy. Memang sudah beberapa hari ini Alane menginap di rumah Cindy, dikarenakan dia merasa dirinya tidak bisa menjadi anak yang membanggakan bagi orang tuanya, tidak mempunyai pekerjan tetap, sering keluyuran malam dan masih banyak hal yang membuatnya malu kepada ayahnya. Padahal ayahnya tidak merasa malu mempunyai anak seperti Alane, karena hanya Alane lah anggota keluarga satu-satunya yang dimilikinya.
“Kalau lo khawatir sama beras lo yang tiap hari gue makan, tenang aja gue bakal ganti dengan bayaran gue bulan ini dari gue cuci piring di restoran. Kalau perlu, gue curiin beras sama lauk-pauknya buat lo.” Alane memasang wajah datar sambil meminum gelas vodka-nya yang kedelapan yang membuatnya sudah setengah mabuk.
"Curut, bukan itu maksud gue. Lo nggak kasian apa sama bokap lo yang tiap hari nanyain keadaan lo ke gue? Dia sayang banget sama lo dan merasa kesepian saat lo pergi dari rumah. Karena hanya lo yang dia miliki saat ini. Please, Ne, lo pulang. Demi bokap lo!” entah sudah berapa kali Cindy membujuk Alane untuk pulang ke rumah ayahnya.
Dia sudah membujuk dengan cara apapun agar Alane mau kembali ke rumah, tapi dasar Alane gadis yang sulit diatur, dia hanya bisa menghela napas pasrah."Tenang aja, Cin. Bokap gue gak bakal mati kalau nggak ketemu gue beberapa bulan aja. Gue cuma mau menata hidup gue sekarang yang berantakan!” Alane berkata dengan kepala yang sudah sepenuhnya tertelungkup di atas meja bar.
"Setan, omongan lo! Gue anterin lo pulang, cukup untuk malam ini. Lo udah berhasil ngilangin beberapa memori buruk lo terakhir ini.” Saat Cindy akan membopong Alane keluar dari bar, lengan Alane sudah di pegang oleh seorang lelaki asing yang membuat Cindy waspada.
"Saya yang akan mengantarkan Alane pulang ke rumah ayahnya. Terimakasih telah menjaganya selama ini, saya pastikan dia akan pulang dengan selamat.” kata seorang pria asing itu.
Cindy yang melihatnya, tidak serta-merta mempercayai lelaki di hadapannya. Bisa saja lelaki ini berniat buruk pada sahabatnya.“Tunggu, lo nggak bisa bawa pulang Alane, gimana gue bisa percaya sama orang asing kayak lo. Lo pasti ingin berniat jahat pada sahabat gue. Nggak, gue nggak bakal biarin itu terjadi!” Cindy sudah akan membawa Alane pergi dari sana. Namun, tangan lelaki itu merogoh saku jas nya dan memberikan Cindy sebuah kartu nama.
"Kalau anda tidak percaya saya membawa pulang Alane dengan selamat. Anda bisa menghubungi saya dan anda bisa membuat perhitungan dengan saya. Jadi, tolong biarkan saya membawa pulang Alane sekarang!”
Sedikit ragu, Cindy menerima kartu nama yang disodorkan lelaki di hadapannya. Sebelum sempat mengeluarkan pertanyaan pada lelaki asing itu, lelaki tersebut sudah membawa Alane pergi menjauh dari tempat itu. Cindy hanya bisa berharap semoga perkataan lelaki asing tadi benar, dia akan membawa pulang Alane ke rumah ayahnya dengan selamat.
Cindy membaca nama yang tertera di kartu nama tersebut.
David Black Johnson
CEO Twenty-First Century Fox.~~~~
Hai-hai, saya datang bawa cerita baru. Saya sadar, sadar banget cerita yang satu masih gantung tapi, apalah daya otaknya gak bisa buat mikir abang Edmund dan neng Emily,jadi sebagai gantinya saya update cerita baru,yang semoga kalian suka. Thank you so much sebelumnya.
Kiss 😘.Salam sayang😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
Do You Mind?
Romance"Kau dalam masalah besar, gadis nakal. Aku akan menghukummu!" D.B.Johnson