I need you

1.2K 35 0
                                    

Saat aku membuka mata,  kepalaku terasa sangat sakit.
"Bryan.. "
"fan,  lo udah sadar? "
"Andrian gimana? "
"fan,  sekarang lebih baik lo pikirin kondisi lo. Gimana lo bisa ngurusin Andrian kalau kondisi lo aja begini"
"gue cuma khawatir sama Andrian"
"mendingan lo makan dulu ya"
"gue lagi gak mood"
"please,  sekali ini aja lo dengerin gue. Nanti kalau lo udah pulih,  lo bisa ngerawat Andrian"
Akhirnya aku makan,  masakan rumah sakit yang menurut aku hambar.

Saat selesai makan,  aku meminta Bryan untuk mengantarku ke kamar Andrian.
"Bryan, lo bantuin gue ke kamar Andrian ya"
Bryan mendorong kursi roda ku,  untuk pergi ke kamar Bryan. Aku terkejut melihat Andrian yang tubuhnya dipenuhi dengan selang alat-alat medis.
"Bryan,  kenapa Andrian semakin parah? Hiks.. Hiks" aku sangat sedih melihat Andrian seperti itu. Ketakutan ku semakin menjadi setelah melihatnya.
"Lo,  jangan sedih. Percaya,  kalau Andrian bakal baik-baik saja" Bryan menghapus air mata ku.
Dengan perasaan berat untuk meninggalkannya, aku mengajak Bryan pergi.
"Bryan, hari ini apa aku bisa keluar dari rumah sakit? " tanya ku,
"hmm, kata dokter besok"
"aku mau pulang sekarang"
"tapi.. "
"pokoknya aku mau sekarang"
"baiklah,  aku mau urusin administrasi kamu sebentar"
Bryan pergi,  dan aku juga pergi membereskan pakaian dan barang-barangku.

Maafkan aku.
Aku tidak bermaksud meninggalkanmu.
Tapi,  aku tidak mungkin seperti ini terus menerus.
Aku harus menjalani kehidupanku.
Aku hanya berharap kamu bisa cepat sadar,  agar kita bisa menjalani kehidupan kita.
Aku sayang kamu Andrian.

Saat aku dan Bryan hendak keluar rumah sakit,  tanpa sengaja aku bertemu dengan Sharon.
"eh, stefi? Lo keluar sekarang? "
"iya"
"ooh,  bagus deh,  semoga lo cepat sembuh ya"
"lo juga harus jagain dia,  biar gak gila ditinggal pacarnya, hahaha" Sharon benar-benar keterlaluan, dia adalah iblis yang menyamar jadi manusia.
"apa maksud lo?  Fanny gak gila!  Mulut lo tu benar-benar gak disekolahin ya? " Bryan melawan Sharon.
"udah,  gak usah diladenin kita pergi aja" aku mengajak Bryan pergi dan meninggalkan Sharon.

Saat diatas mobil dan perjalanan menuju apartement.
"fan,  lo gak usah mikirin apa yang dibilang setan itu ya" kata Bryan.
"haha,  ya gak lah. Udah tau lah siapa yang gila" aku hanya tertawa.
"iya,  lo memang cewek yang kuat ya"
Bryan senyum dan aku membalas senyumnya.

Saat sudah datang, kak Cathy sudah ada disana bersama kak Steve.
"kakak!  Aku kangen" aku langsung turun dan berlari ke arah kak Cathy.
"stefi,  kamu gapapa? Bryan, apa stefi baik-baik saja? "
"aku baik-baik aja kak" aku memeluk kak Cathy dan melihat ke arahnya.
"Bryan, kita masuk yuk" ajak kak Cathy
"ehm,  gak usah kak,  aku pulang aja" kata Bryan.
"udah,  mampir aja dulu yuk" aku menarik tangan Bryan untuk mampir ke rumah.
Bryan hanya nurut.
"kamu mau minum apa Bryan? " tanya kak Cathy menawarkan minuman.
"gak usah kak"
"Lemon tea aja kak" aku menyahut ke kak Cathy yang ada di dapur.
"fan,  kok lemon tea?" tanya Bryan
"minuman kesukaan gue, lo gak suka?" tanya ku,
"gue suka. Kok sama? " tanya Bryan
"hmm,  gak tau deh. Hahahaha.. " aku tertawa.

Kak Cathy datang membawakan 2 gelas lemon tea,  dan 1 cappucino, 1 green tea.
"karena, kakak gak tau kamu mau minum apa,  aku buatkan saja lemon tea, sama dengan stefi ya"
"gapapa kak,  aku juga suka lemon tea kok"
"jadi,  bagaimana keadaan Andrian? " kak Cathy membuka topik pembicaraan. Aku tersentak.  Dan terdiam.
"pak Andrian,  keadaannya masih sama kak" Bryan yang langsung menjawab tanpa menungguku untuk berkata.
"hmm,  kasihan ya. Stefi kamu yang sabar ya,  aku yakin Andrian pasti akan cepat siuman" kak Cathy memelukku.
"kak, apa kakak kenal dengan Sharon? " tanya ku.
"Sharon? " kak Steve dan kak Cathy saling tatap.  Ini membuatku semakin penasaran.
"jadi begini,  dulu saat kami SMP aku,  Steve, Andrian, dan Sharon bersahabat. Kami berempat sangat dekat,  kemana-mana selalu berempat hingga kami SMA.  saat SMA orang tua Andrian meminta agar Andrian berpacaran dengan Sharon,  aku gak tau detailnya gimana,  tapi saat itu Andrian gak bisa melawan orang tua nya.  Mereka pun berpacaran,  tapi persahabatan kami tetap berjalan, aku sama Steve juga,  jadi ibaratnya kami double date terus,  tapi aku tau Andrian itu tidak mencintai Sharon, namun Sharon selalu protective dan possesive sama Andrian, hingga Andrian muak,  namun orang tuanya mengambil langkah cepat dan pindah ke Australi bersama Sharon,  dan untuk beberapa tahun mereka disana.  Setelah itu,  Andrian kembali ke Indonesia,  dan dia bertemu kamu Stefi, dia selalu chat aku, dia ingin mengenal kamu lebih dalam,  dia cinta sama kamu. Aku juga yakin kamu mencintainya,  aku ingin kalian bahagia" cerita kak Cathy, membuatku tak bisa membendung air mati,  muka ku merah dan tangisku pecah, Bryan pun ikutan nangis.
"Steve, apa Andrian pernah cerita sesuatu ke kamu? " tanya kak Cathy
"dia.. sebenarnya dia sudah tunangan dengan Sharon"
"apa?! " kak Cathy terkejut,
Aku yang semakin menangis histeris,  aku benar-benar sudah tidak kuat lagi mendengar cerita itu,  aku hanya menangis dengan menutup mulutku.
"gak mungkin!  Kak,  Andrian itu mencintai aku kak. Gak mungkin dia sudah tunangan! "
Kak Cathy hanya memelukku dan menenangkanku.
"kenapa kakak gak pernah bilang! Kenapa baru sekarang?  Kakak itu sudah menyakiti fanny" Bryan marah ke kak Steve,
"aku.. Maafkan aku. Andrian sendiri yang minta ini dirahasiakan. Dia tak ingin Stefi sedih"kata kak Steve.
"ya, setidaknya kamu cerita ke aku Steve" kata kak Cathy.
Aku lari keluar, aku sudah tak tahan disana,  mereka malah bertengkar.
"Fanny..! "
"Stefi..! "
Bryan mengejarku,  kak Cathy dan kak Steve menyelesaikan masalah mereka. Aku lari dengan kencang. Aku sudah tak peduli dengan orang sekitar yang aku tabrak, hingga saat nyebrang jalan,  aku melihat sebuah mobil melaju kearahku dan menabrakku.
S

aat itu aku masih bisa mendengar teriakan Bryan yang memanggil namaku, namun setelah itu pandanganku hitam.

Aku tidak tahu ini mimpi atau apa,  tapi tak berapa lama setelah itu aku melihat taman yang dipenuhi bunga, sungai yang mengalir jernih,  saat itu aku senang sekali karna disana hanya ada aku sendiri. Aku pergi ke pinggir sungai dan berdiri melihat ikan-ikan kecil didalamnya. Datang seseorang memelukku dari belakang.
"kenapa kamu ada disini? " tanya orang itu,  aku langsung menoleh.
"Andrian? "
"iya, kamu tidak seharusnya disini. "
"lalu,  kamu sendiri kenapa ada disini? "
"aku? ya sekarang inilah alamku. Sebelum kamu muncul aku sendirian disini. "
"bagus dong. Sekarang cuma ada kita berdua. I miss you" aku langsung memeluk Andrian
"I miss you too" Andrian membalas pelukanku.
Andrian menggenggam tanganku dan membawaku pergi.
"kemana? "
"ikut saja" Andrian tersenyum.
Andrian pun berhenti tepat didepan sebuah perahu.
"yuk"
Aku menaiki perahu itu, Andrian mendayungnya dengan pelan, seraya menatapku.
"berhenti menatapku seperti itu" ujarku tersipu malu,  namun Andrian hanya diam dan senyum.
"apa ada sesuatu di wajahku? "
Andrian berhenti mendayung dan mendekat kepadaku. Ia memegang wajahku,  dan menatap mataku.
"kau tau?  Aku sangat mencintaimu,  aku tidak ingin kehilanganmu, bahkan apabila aku pernah lupa,  maafkan aku dan bantu aku. Will you marry me? " Andrian menggenggam kedua tanganku.
Tiada kata yang mampu menggambarkan kebahagian ini aku hanya tersenyum menatap matanya dan menangis bahagia,  aku menganggukan kepalaku.
"yes,  I will. Please,  don't forget me! " aku memeluknya, Andrian membisikan ke telingaku.
"I'm sorry" dia dengan sengaja menceburkanku ke dalam sungai itu,  begitu bangun aku sudah dirumah sakit dengan berbagai alat medis ditubuhku, entah kenapa hatiku terasa sangat sakit,  seperti menyesal telah kembali kedunia ini. Aku ingin tetap bersama Andrian. Karena menangis syok, tubuhku kejang-kejang dan dokter beserta perawat segera menghampiriku. Seorang suster memberikan suntik kepadaku, dan saat itu aku terlelap dan kembali ketempat dimana aku bertemu dengan Andrian. Aku mencari Andrian namun tak kunjung bertemu.
"Andriaaan!" aku berteriak dan terduduk,  aku saat itu menangis.
Seseorang menghampiriku,  dan memegang bahu ku, aku langsung menoleh "Andrian" namun saat itu pria itu bukanlah Andrian, melainkan Bryan.
"Bryan? "
"fan,  gue mohon lo balik ya"
"kok lo disini?  Jangan-jangan lo... "
"fan,  ini tuh bukan tempat lo. Gue mohon balik"
"gak. Ini tuh tempat gue sama Andrian, lo yang harusnya balik"
"mana bisa gue balik sendirian, didunia lo tu,  masih banyak yang membutuhkan lo,  kakak lo. Apa lo tega ninggalin dia? "
"tapi,  gue juga pengen sama Andrian"
"apa dengan lo disini bisa bikin Andrian balik?  Gak kan?  Mendingan lo balik. Dan bantu Andrian"
Dengan perkataan Bryan membuat aku membuka mata, bahwa apa yang dikatakannya itu benar.
"please, lo balik. Disana masih banyak yang membutuhkan lo,  termasuk gue"
"baiklah,  gue akan balik. Lo juga ikut kan? "
"iya"
Akhirnya aku dan Bryan memejamkan mata dan kembali ke dunia yang sebenarnya. Saat aku membuka mata,  disana sudah ada kak Cathy yang menangis.
Ternyata benar,  masih ada orang yang membutuhkan ku. Namun,  aku tak melihat Bryan dan kak Steve disana.
"sayang. Stefi!  Kamu sudah sadar?  Dokter!!  "kak Cathy memanggil dokter, dan dokter datang langsung memeriksa ku.
"bagaimana, dok? "
"luar biasa. Stefi,  keadaannya membaik cukup cepat. Besok dia sudah bisa dipindahkan ke ruang rawat" kata dokter.
"aah,  syukurlah.  Terimakasih, dok"
"iya,  kalau begitu saya tinggal dulu"
Dokter pun pergi dan kak Cathy menghampiriku.
"kamu dengar itu kan?  Aku senang banget, terimakasih sudah sadar. Aku mohon jangan tinggalin aku ya" kak Cathy memelukku.
"iya kak" aku membalas peluknya.
"ya,  sudah sebaiknya kamu istirahat,  supaya kondisi kamu stabil" kata kak Cathy.  Aku menuruti kata kak Cathy.  Karna agar bisa menemui Andrian aku harus mengumpulkan tenaga ku, untuk menghadapai Sharon.

My lovely teacher [COMPLETE]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang