"Kami, disini ingin mejelaskan sesuatu padamu Zerra, tapi, kali ini yang akan bicara bukanlah aku dan Onur, tapi Nathan dan Harry." Ujar Rommy. "Apa maksudmu Rommy?, kenapa tidak kau jelaskan saja langsung padaku?" tanyaku padanya. "Jika aku yang berbicara, 'dia' dapat mendengar percakapan kita, karena itu aku meminta Nathan menjelaskannya padamu dan juga Harry" jelas Rommy padaku.
Aku kebingungan, siapa 'dia' yang dimaksud oleh Rommy?. "Baiklah, jelaskan padaku, tapi biarkan aku menemui Harry dulu." Pintaku pada mereka. Kemudian, Harry pun muncul di antara lengan Rommy dan Nathan. Kepalanya masih berdarah, dan ada luka di wajahnya yang tergesek dengan tanah. Dia tersenyum padaku. Dia adalah anak laki – laki yang masih ber-usia 9 tahun. "Harry? Kemarilah...., aku akan mendengar ceritamu." Ucapku padanya. Dia pun berlari menghampiriku. "Harry, ayo bicarakan semuanya, katakan kepadaku kenapa semua itu bisa terjadi?" ujarku membujuknya untuk bicara. "Aku, sebenarnya bukan mati karena bunuh diri Zerra," ujarnya padaku. "Lalu?" tanyaku padanya. "tadi malam,'dia' datang ke kamarku dan menakutiku, aku pun terpojok di balkon dan terjatuh." Katanya padaku. "Siapa 'dia' yang kau maksud?" tanyaku penasaran. "Aku tak bisa mengatakannya, 'dia' akan mendengarkannya..." jawab Harry yang kemudian mundur. "Biarkan Nathan yang menjelaskannya padamu, Zerra." ujar Rommy padaku.
Aku semakin bingung, siapa 'dia' yang mereka maksud?
Ya, aku berkomunikasi dengan Nathan melalui caranya sendiri. Dia menjelaskan siapa yang mereka maksud kepadaku. Dia bilang bahwa 'dia' yang mereka maksud itu adalah ibuku, dia mengatakan bahwa ibuku meneror Harry, dan membuat Harry terjatuh dari balkon kamarnya.
Sulit untuk kupercaya, karena tadi malam ibu bersamaku. "Nathan, kau pasti bercanda!, mana mungkin ib-..." kataku terputus. "Zerra, jangan bilang kau percaya pada 'dia'..., bukannya sudah kubilang, makhluk seperti kami ini juga memiliki sifat seperti kalian layaknya manusia..." ujar Rommy padaku.
Aku hanya terdiam dan tak dapat berkata. Aku berfikir perkataan mereka ada benarnya, tetapi, naluriku berkata bahwa tak mungkin ibuku yang melakukannya. Kini aku bingung dan berada di antara dilemma. Siapa yang harus kupercaya? Ibu? Atau sahabat – sahabatku?.
"Baiklah, terserah padamu. Yang terpenting, kami telah memberitahumu tentang kebenaran. Kini keputusan berada di tanganmu... sampai jumpa Zerra" ucap mereka yang pergi menghilang. Aku hanya menatap mereka dengan tatapan yang bimbang. Apa yang harus kulakukan? Aku benar – benar bimbang, aku telah lama mengenal mereka, tapi, mana mungkin ibu berbuat seperti itu?
Aku pun berbalik dan terkejut melihat sesosok makhluk di belakangku. "Ibu...?!!!!" teriakku. "Maafkan ibu sayang, kenapa kau berdiri disini sendirian? Ayo masuk, di sini sangat dingin untukmu." Pinta ibuku padaku. Aku pun seegera masuk kedalam panti bersama ibuku.
YOU ARE READING
Talking with spirit (part 3) : Fix it
ParanormalSetelah pemakaman ibunya, Zerra pun memutuskan untuk kembali ke Istanbul setelah menginap di panti asuhan Corell selama tiga hari. Disana dia menemukan beberapa kejanggalan yang harus dia selesaikan. Ketika dia kembali menuju Istanbul, dia pun berte...