By lawliet114
Happy reading minna-san!
***
"Wuah,,, kau dapat surat lagi baka Kise!"
Aomine Daiki berucap dengan nada mengejek."Aominecchi iri ya-sshu?"
Kise Ryouta menjawab dengan nada sebal."Tak ada untungnya aku iri padamu. Lagi pula, setiap hari aku dapat benda yang lebih berguna dari surat macam milikmu!"
Aomine berucap dengan sombong dan teman-temannya hanya bisa menggelengkan kepala maklum."Ya, benda berguna seperti majalah dengan sampul gadis berpakaian kurang bahan, nanodayou!"
Midorima Shintarou berucap sembari membenahi letak kacamata yang tak pernah berpindah dari hidungnya yang mbangir."Hihihi... Kalau majalah seperti itu aku juga tak akan iri Padamu-sshu!"
Kise terkikik geli."Ihs,,, kau ini. Aku sudah dewasa jika kau ingin tahu dan majalah seperti itu sangat berguna untuk orang dewasa sepertiku!"
Celetuk Aomine."Oh, Begitukah Dai-chan?"
Tiba-tiba tubuh Aomine meremang. Ia hapal siapa yang memiliki aura mengerikan seperti ini. Yang pertama pasti Ibunya dan yang kedua kekasih pinknya, Momoi Satsuki. Jika menilik dari tempat aura itu sekarang, Aomine yakin option ke dua lebih tepat.
"Ups,,, Satsuchin, kau mendengar semuanya ya?"
Murasakibara Atsushi bertanya dengan nada malas."Ya, se-mu-a-nya!"
Momoi Satsuki selaku kekasih Aomine Daiki paling tidak suka jika kekasih eksotisnya menerima majalah berbau dewasa dari para fans kurang kerjaan."Momoi-chan, a-aku bisa je..."
"Apa, Dai-chan?"
Momoi tersenyum. Jika senyum itu murni Momoi akan kelihatan sangat cantik tapi, jika senyum itu terpaksa seperti ini maka kalian akan melihat perwujudan malaikat pencabut nyawa."Oh, kelihatannya Momoi perlu privasi!"
Akashi Seijurou melenggang pergi setelah berkata singkat."Hati-hati, Aomine-kun!"
Kuroko Tetsuya yang sejak tadi memilih diam akhirnya bersuara juga. Ia agak prihatin dengan sahabat coklatnya itu.Sebenarnya Aomine ingin sekali berteriak karena kaget tapi, suaranya tertahan karena tarikan kuat di kerah belakang lehernya.
"Aku punya sesuatu untukmu, Dai-chan!"
Momoi berbisik penuh penekanan di telinga Aomine. Yang terjadi selanjutnya, Aomine ditarik paksa oleh Momoi menuju gedung samping Teiko gakuen.Tak lama, terdengar teriakan Aomine yang tengah menahan sakit juga suara pukulan dan omelan Momoi. Akashi, Midorima, Murasakibara, Kise, dan Kuroko hanya geleng-geleng kepala dan memilih pergi menuju kelas mereka.
BRUUUK...
"Ah, Kuroko-senpai, go-gomen. Aku tidak se-sengaja, senpai!"
Baru saja melangkah beberapa langkah Kuroko tak sengaja ditabrak oleh kouhai berambut indigo.Buku yang tengah dibawa oleh kouhai itu jatuh dan Kuroko berinisiatif untuk membantu memungutnya.
"Te-terima kasih. Sekali lagi aku mi-minta maaf, kuroko-senpai!"
Sang kouhai membungkuk lagi setelah menerima bukunya dari Kuroko.
KAMU SEDANG MEMBACA
LETTER
FanfictionKise Ryouta, atlet sekaligus model yang tengah naik daun ini memiliki banyak sekali fans girl. Dari yang biasa-biasa saja sampai yang fanatiknya kebangetan juga ada. Tapi, Kise hanya penasaran dengan pengirim surat berwarna ungu yang menguarkan wang...