Part [2/10]

827 132 3
                                    

Hari pertama.

"Jadi ... kau yang bernama (Last Name) (First Name)?"

"H-Ha'i!"

Iwaizumi facepalm melihat (Name) yang sekarang berdiri di depannya dengan tubuh yang gemetar seakan-akan (Name) melihat sosok yang mengerikan.

'Dia sangat pemalu dan penakut.'

Iwaizumi ingat perkataan sepupunya semalam. Iwaizumi menatap (Name) dari bawah ke atas. Kaki dan tangan yang gemetar, mata yang menunduk ke bawah, tangan yang memegang rok kuat-kuat. Sepertinya apa yang dikatakan oleh sepupunya itu benar, bahwa (Name) itu sangat pemalu dan penakut.

"Oi!" Iwaizumi mengulurkan tangannya, berniat untuk memegang pundak (Name). tetapi gadis itu malah mundur ketakutan. Iwaizumi menjadi bingung dengan situasi ini.

Sedangkan (Name) .....

'Bagaimana ini? Ini adalah pertama kalinya ku berhadapan dengan Iwaizumi-senpai. Bagaimana kalau dia menganggapku aneh? Dasar (Name) baka! Tekan sifat malumu (Name)!'

(Name) menyemangati dirinya sendiri, ia merasa tidak enak dengan Iwaizumi karena menghindari uluran tangan Iwaizumi seakan-akan Iwaizumi memiliki penyakit yang harus (Name) hindari.

Meskipun berusaha sebesar apapun (Name) untuk menghilangkan sifat pemalu dan penakutnya itu, ia selalu gagal melakukannya. Sampai-sampai (Name) merasa putus asa untuk menghilangkan sifat pemalunya dan penakutnya.

Di sisi lain Iwaizumi bingung bagaimana caranya agar (Name) tidak ketakutan padanya. Ia menggaruk bagian belakang kepalanya. Perlahan ia mendekati (Name) bermaksud untuk menepuk bahu gadis itu agar sedikit lebih tenang dan tidak takut padanya.

Tetapi (Name) malah mundur ke belakang dengan raut wajah ketakutan.

Iwaizumi menghela nafas, "Ini bakalan panjang."

"(Name) jangan taku-"

"Iwa-chan~"

Disaat Iwaizumi berusaha membuat (Name) tidak takut padanya, suara Oikawa menginterupsi dari arah belakang Iwaizumi. Perempatan muncul di kepala Iwaizumi.

"Teme! Kau mengganggu saja!"

Saat Oikawa di dekat Iwaizumi, Iwaizumi berbalik dan langsung memukul kepala Oikawa. Menyembabkan sang setter itu mengaduh kesakitan.

"Ittai Iwa-chan!"

"Itu salahmu, baka! Kau mengganggu saja!"

"Apa yang sedang kau lakukan?"

"Aku sedang berbicara dengan seseorang."

"Dengan siapa?" Oikawa menelengkan kepalanya melihat di balik punggung Iwaizumi, tetapi tidak ada siapapun disana.

"Eh!" iwaizumi terkejut saat melihat di belakangnya tidak ada siapapun. "Kemana (Name) pergi?"

"Iwa-chan apakah kau berhalusinasi?"

Iwaizumi mengabaikan perkataan Oikawa, matanya menelusuri koridor tersebut. Tidak ada siapapun disana kecuali dirinya dan Oikawa. Lalu kemana (Name) pergi?

"(Name) sangat pemalu dan penakut. Apa mungkin ia langsung kabur saat melihat Oikawa?" pikir Iwaizumi.

Tak lama, ia mendengar suara isak tangis tak jauh dari tempatnya berdiri. Oikawa yang juga mendengar suara itu, seketika merinding. Ia memeluk dirinya sendiri.

"Ne, Iwa-chan. Apa kau mendengar suara isak tangis, jangan-jangan di koridor ini ada hantu, Iwa-chan."

"Itu tidak mungkin, bakayarou!"

Iwaizumi mencari asal suara isak tangis itu, ia merasa bahwa mungkin itu adalah (Name).

Dan benar saja. Iwaizumi menemukan (Name) yang sedang meringkuk di antara dua mesin minuman, tampak (Name) ketakutan dengan air mata yang mengalir di pipinya.

Iwaizumi mendekat diikuti Oikawa di belakangnya. Iwaizumi berjongkok di depan (Name), tangannya terulur berniat untuk menepuk kepala (Name), tetapi (Name) menghindar dan melihat ketakutan kearah Iwaizumi.

Iwaizumi facepalm, ia menghela nafas.

"Sepertinya ia ketakutan melihatmu, Iwa-chan~"

"Dia takut melihat wajahmu, baka!"

"Itu tidak mungkin, wajahku terlalu keren untuk ditakuti oleh seorang gadis! Pasti dia takut melihat wajahmu," elak Oikawa sambil memayunkan bibirnya.

Iwaizumi memukul kepala Oikawa, merasa kesal dengan ucapan Oikawa. Oikawa hanya mengaduh kesakitan.

Melihat Iwaizumi memukul Oikawa itu membuat (Name) ketakutan, ia semakin erat memeluk kakinya. Mata bulat (Name) mengeluarkan air mata. Iwaizumi menatap (Name), ia cukup panic saat melihat (Name) mengeluarkan air mata.

"O-oi kenapa kau menangis?" Tanya Iwaizumi gugup.

"Sudah kubilang kalau ia takut padamu, Iwa-chan. Jangan membuat anak orang menangis!"

Iwaizumi memukul kepala Oikawa dengan cukup keras, ia tidak merasa bersalah telah memukul setter Aoba Johsai itu, melainkan ia merasa lega karena telah memberi Oikawa pelajaran.

"Diam saja kau, Kusoi—"

Iwaizumi menghentikan ucapannya. Ia mendengar suara lirih dari arah (Name).

"J-jangan pukul aku! A-aku akan mem-meberikan semuanya padamu! T-tolong ja-jangan pukul aku!"

Iwaizumi dan Oikawa menatap (Name). Lalu mereka saling berpandangan. Sedetik kemudian Oikawa tertawa terpingkal-pingkal karena dugaannya benar. (Name) takut dengan Iwaizumi.

"Hahaha ... benar dugaanku! Dia takut padamu, Iwa-chan!" Oikawa tertawa sambil memegangi perutnya. Iwaizumi hanya mendecih, lalu mengabaikan perkataan Oikawa. Sekarang ia harus membuat (Name) tidak takut padanya.

"(N-name)" Iwaizumi mengulurkan tangannya hendak menyentuh pundak (Name), tetapi lagi-lagi (Name) semakin beringsut, menghindari tangan Iwaizumi. Rupanya ia benar-benar ketakutan dengan Iwaizumi.

Iwaizumi menghela nafas, "Oi! Aku tidak akan memukulmu kecuali laki-laki ini," ucap Iwaizumi sambil menunjuk Oikawa. Oikawa hanya memayunkan bibirnya dan berseru protes kepada Iwaizumi. Tetapi, Iwaizumi hanya mengabaikannya.

"Jadi kau tidak perlu takut padaku," lanjut Iwaizumi sambil tersenyum. Tangannya terulur ke depan menepuk kepala (Name) pelan.

Kali ini (Name) tidak menghindari tangan Iwaizumi, ia membiarkan laki-laki itu menepuk kepalanya. Mata (Name) menatap mata Iwaizumi. Dari tatapan matanya, (Name) yakin apa yang dikatakan Iwaizumi benar. Laki-laki itu tidak akan menyakitinya. Dengan bibir yang bergetar, (Name) mengucapkan kata maaf pada Iwaizumi yang ditimpali oleh anggukan kepala Iwaizumi.

"Sepertinya aku tidak akan takut dengan Iwaizumi-senpai."

____

Be My Boyfriend in 7 Days (Hajime Iwaizumi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang