Hari ketiga.
"Akhirnya kita bisa pulang bersama lagi~"
"Kita tidak pulang bersama sehari saja, kenapa kau seakan-akan kita tidak pulang bersama berbulan-bulan?" Kaede membalas perkataan Uzumi dengan sarkas.
Uzumi hanya mempoutkan bibirnya cemberut. (Name) tertawa canggung melihat keduanya sahabatnya itu. Saat ini mereka pulang bersama, karena Kaede dan Uzumi tidak ada jadwal ekstra lagi. Mereka memutuskan untuk pulang bersama (Name) lagi.
"AH!"
Uzumi berteriak keras membuat kedua orang temannya itu terkejut.
"AKU LUPA," teriak Uzumi histeris.
Kaede memutar bola matanya, "Cepat ambil barangmu yang kelupaan. Sebelum kami meninggalkanmu."
"BUKAN ITU!"
Kaede menyipitkan matanya, (Name) menelengkan sedikit kepalanya, tidak mengerti apa yang dimaksud Uzumi.
"Lalu apa Kaede-chan?" Tanya (Name).
Uzumi menolehkan wajahnya kearah (Name), memasang tampang horror sambil memegang kedua bahu (Name). Seketika (Name) bergidik ngeri.
"Oi Uzumi kau membu—"
"AKU LUPA BELUM MEMBERI TAHU IWA-NII KALAU KITA PULANG BERSAMA! IA PASTI MENGIRA BAHWA KAU AKAN PULANG BERSAMANYA LAGI."
Kaede langsung menepuk dahinya, "Kalau begitu cepat telpon dia dan beritahu kalau (Name) pulang bersama kita."
Uzumi melihat Kaede, ia mengedipkan matanya berulang kali, "Aku tidak bawa HP dan aku tidak hafal nomer Iwa-nii."
Cukup satu kata dari Kaede untuk Uzumi,
Shit.
Kaede menghela nafas, "Kalau begitu segera temui Iwaizumi-senpai dan bilang padanya kalau (Name) akan pulang bersama kita."
"Bagaimana kalau (Name)-chan saja yang pergi menemui Iwa-nii?" usul Uzumi.
"Eh?"
"Temui Iwa-nii dan bicara padanya."
Kedua pipi (Name) memerah. "T-tapi a-aku—"
Uzumi memegang kedua bahu temannya dan memberikan kata-kata semangat untuk (Name). "Aku yakin kau bisa. Lagipula Iwa-nii kan pacar (Name)-chan, kau tidak perlu malu-malu seperti itu."
Kepulan asap keluar dari kepala (Name), wajahnya memerah seperti kepiting rebus. Uzumi dan Kaede yang melihat wajah (Name) memerah seperti itu hanya tertawa kecil.
Uzumi membalikkan tubuh (Name) dan mendorong tubuhnya pelan, memberi dorongan agar temannya itu sedikit berani dan melawan rasa malunya.
"Ganbatte (Name)! Segera temui Iwa-nii dan aku akan menunggumu disini, kalau kau lama akan ku tinggal."
"Heh! Uzumi-chan hidoi~" (Name) yang mendengar gertakan Uzumi langsung merasa ingin menangis, tetapi ia tahan saat melihat senyuman Uzumi dan Kaede yang memberikannya dukungan untuk menemui Iwaizumi.
***
"B-bagaimana ini ... apakah aku kembali saja? Tidak. Tidak. Aku tidak boleh kembali sebelum berbicara dengan Iwaizumi-senpai, kasihan nanti bila senpai mencariku di sekolah sedangkan aku sudah berada di rumah. T-tapi bagaimana ini? kelihatannya Iwaizumi-senpai sedang berlatih bersama teman-temannya dan dia sangat serius sekali."
(Name) saat ini sedang berdiri di luar gym sambil berjalan mondar-mandir, beragumen dengan pikirannya sendiri.
"Katakan saja apa yang ingin kau ucapkan."
Kata-kata Iwaizumi kemarin tergiang kembali di kepala (Name). "Katakan atau tidak?"
"Apa yang sedang kau lakukan?"
"Heh!"
(Name) menghentikan aktivitas mondar-mandirnya ketika ia mendengar sebuah suara yang menangkap keberadaannya. Suara itu berasal dari arah belakang—(Name) menoleh kearah belakang dan melihat Oikawa tersenyum kearahnya.
"Hai, Ojou-chan! Apa yang sedang kau lakukan disini?"
"B-bagaimana ini pasti O-oikawa-san menganggapku aneh."
Seketika kebiasaan (Name) bila bertemu orang selain keluarga dan kedua sahabatnya kambuh. Tangannya bergetar, lidahnya kelu—ia tidak bisa mengeluarkan satu kata sekalipun.
Oikawa mendekatkan wajahnya kearah (Name), membuat (Name) memundurkan badannya sedikit. Keringat dingin jatuh dari pelipisnya.
"Bukankah kau itu gadis yang sama dengan 2 hari yang lalu, gadis yang berbicara dengan Iwa-chan?"
Oikawa menatap (Name) penuh selidik. "sebenarnya kalian ada hubungan apa? Apa kau pa—"
"Hoi jauhkan wajahmu darinya! Kau hanya membuatnya takut."
Iwaizumi datang dan menarik kerah Oikawa dari belakang, membuat laki-laki itu menjauh dari (Name). (Name) langsung menghela nafas lega.
"Ada apa kau kesini?" Tanya Iwaizumi langsung kepada (Name).
Sedikit terkejut, (Name) menjawab pertanyaan Iwaizumi dengan sedikit takut-takut. "Ano ... a-aku akan pulang bersama Kaede dan Uzumi-chan. G-gomenasai tidak memberitahumu lebih dulu!" ucap (name) dengan sedikit mengeraskan suaranya di kalimat terakhir sambil membungkuk sembilan puluh derajat.
"Ah ... hai."
"Eh? I-iwaizumi-senpai tidak marah?" Tanya (Name) sambil menelengkan kepalanya bingung.
Iwaizumi menatap (Name) skeptis, "Tidak aku tidak marah, lagipula aku juga akan latihan sampai malam jadi lebih baik kau pulang saja bersama mereka berdua. Dan satu lagi, bersikaplah biasa saja dihadapanku, kau tidak perlu terlalu gugup seperti itu. Mengerti?"
"Hai (iya)! W-wakatta (mengerti) sekali lagi g-gomenasai Iwaizumi-senpai."
Meskipun dibilangi seperti itu, (Name) tetap saja gugup dan masih terlalu malu untuk berinteraksi dengan orang lain. Iwaizumi hanya sweatdrop melihat kelakuan (Name) yang mungkin akan sulit diubah.
(Name) langsung cepat-cepat pamitan dengan kedua orang laki-laki itu dan pergi menuju tempatnya teman-temannya menunggu.
***
"Ne Iwa-chan, memang perempuan tadi itu siapa? Aku selalu melihatnya bersamamu akhir-akhir ini," Tanya Oikawa sambil meminum air dari botol minumnya.
"Kekasihku," ujar Iwaizumi santai.
BYUURRR
Oikawa langsung menyemburkan minumannya kearah wajah Iwaizumi, membuat laki-laki itu wajahnya basah terkena air semburan Oikawa.
"TIDAK MUNGKIN IWA-CHAN LEBIH KEREN DARIPADA AKU! KENAPA ADA PEREMPUAN YANG SUKA PADANYA?"
"TEME! APA YANG KAU BILANG, HAH!"
Matsukawa dan Hanamaki hanya menonton Oikawa disiksa oleh Iwaizumi tanpa berniat untuk menolongnya.
"Semoga kau tenang di alam sana, Oikawa."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Be My Boyfriend in 7 Days (Hajime Iwaizumi)
FanfictionBe My Boyfriend in 7 Days Iwaizumi Hajime Version "Jadilah pacarku selama 7 hari" Keseharian antara para chara HQ dalam menjadi kekasih seorang (Name). Sebuah kisah manis dan duka mereka rasakan. Akankah mereka bersatu selamanya? Atau merek...