Kendra melambaikan tangan ke arah Vania yang berdiri di pintu kafe. Vania tersenyum dan berjalan ke arah meja di mana Kendra berada. Sejenak kemudian Vania tampak kikuk saat menyadari bahwa tidak hanya Kendra yang sedang menunggunya, ada Rico juga.
Kampret bener si Kendra. Kenapa dia nggak bilang kalau ada Rico juga? Tahu gitu 'kan gue bisa ke salon dulu atau minimal pakai baju yang lebih unyu.
Vania memang hanya mengenakan ripped jeans dan kaos bergambar toko kartun kesukaannya, Doraemon. Ripped jeansnya sih tak masalah. Tapi Doraemon? Belum lagi dengan sandal karet dan tas kain bermotif macan. Sungguh jauh berbeda dengan pakaian yang Kendra kenakan. Kendra dan Rico begitu rapi, sedangkan dirinya? Jika Kendra dan Rico seperti hendak berkencan, ia lebih pantas disebut hendak pergi ke pasar swalayan untuk sekedar belanja bulanan.
Kendra tertawa-tawa melihat kegugupan Vania.
"Kok diam aja? Kayak baru kenal," goda Kendra.
"Hai Van, apa kabar?" sapa Rico sambil mengulurkan tangan.
"Baik. Kamu apa kabar?"
"Baik," jawab Rico sambil tersenyum.
Vania bermaksud duduk di kursi yang terletak di samping Kendra tetapi Kendra meletakkan tas miliknya di kursi itu.
"Nggak, lo duduk di situ aja," kata Kendra sambil menunjuk sebuah kursi kosong di sebelah Rico yang terletak di hadapan kursi yang sedang ditempatinya.
Meja yang mereka tempati memiliki empat buah kursi. Kendra memang sengaja. Ia ingin Vania bisa duduk bersebelahan dengan Rico.
"Gue di samping lo aja," tolak Vania.
"Nggak, di situ aja."
"Nggak mau ah."
"Kenapa sih? Takut sama Rico?"
"Di sini aja Van, aku nggak gigit kok," kata Rico sambil tertawa kecil.
"Tuh 'kan, Rico aja mau duduk sebelah lo."
Mau tidak mau Vania jadi duduk di sebelah Rico. Ditatapnya Kendra yang sedang tertawa-tawa dengan pandangan "awas ya".
"Lo tadi udah gue pesenin menu favorit lo. 'Kan tiap kali makan di sini lo makannya selalu itu," ujar Kendra kepada Vania. "Tenang aja, malam ini semua gue yang traktir."
"Serius? Dalam rangka apa?"
"'Kan dulu lo pernah bilang kalo pengin double date sama gue, Andre, dan Rico. Ya udah sekarang kita double date, meskipun tanpa Andre. Yang penting kita niatnya double date."
"Kapan gue bilang kayak gitu?" Wajah Vania tiba-tiba merah menahan malu.
"Amnesia lo, ya? Apa perlu gue ingatin kapan dan berapa kali lo bilang?"
Wajah Vania semakin memerah.
Ah sial. Awas lo, ya, Kendra. Comblang sih comblang tapi caranya yang elegan dong.
Ingin rasanya Vania mengomeli Kendra yang membocorkan rahasianya di depan Rico. Sementara itu, Rico yang duduk di sebelahnya hanya tersenyum simpul.
"Oh ya, Andre mana?" Vania mengalihkan pembicaraan.
Kendra mengangkat bahu.
"Entahlah. Terserah dia mau ke mana. Paling lagi sama Sellina."
"Masih hidup tuh cewek nggak tahu malu?" decak Vania.
"Woles, Van." Kendra tertawa. "Gue udah move on kok."
"Maksud lo?"
"Yaa... move on."
KAMU SEDANG MEMBACA
Senandung Cinta Vania
Chick-LitVersi ebook tersedia di Playstore. Cerita kedua dari "Serial Keajaiban Cinta". Prekuel "Marrying Mr. Perfect". Hanya tersisa part 1 - 52 (Part 13 dst private) Senandung Cinta Vania Sepenggal kisah tentang kehidupan, cinta, persahabatan, harapan, dan...