Casley Stuart Pov
Aku melihat isi lemari Cathrine. Pakaiannya serba mahal dan bermerk. Saru persatu kuperhatikan, semua bajunya punya potongan dada yang rendah, beberapa ada yang transparan, ada rok yang sangat pendek, bahkan ada pakaian yang lemas bahannya tapi bagian tangannya sangat rendah jika dipakai kita bisa lihat bagian sisi tubuh kita sendiri dengan jelas, juga ada yang belahan punggungnya rendah pula.
Apakah dia tidak punya pakaian yang normal? Gimana caranya aku pakai baju seperti ini. Ini semua bukan styleku. Semua pakaiannya menunjukan jelas bagian tubuh kita. Aku bisa membayangkan bagaimana semua mata tertuju saat dia menggunakan baju seperti ini. Tapi baju ini pasti bagus sekali jika Cathrine yang memakainya. Sean sangat baik membelikan ini semua untuknya. Aku bicara pada diri sendiri.
Dari semua pakaiannya, akhirnya aku memilih satu yang menurutku tidak terlalu pendek rok nya dan belahan dadanya tidak sampai ke pinggangku meskipun baju itu tanpa lengan, tapi masih lebih baik lah dari pada yang lain. Dress hitam tersebut terlihat sangat elegant. Aku memilih sepatu high heels hitam dan tas tangan hitam juga untuk melengkapinya.
Aku mempersiapkan diri di kamar. Masih ada sekitar satu jam. Ini adalah moment dari wanita yang aku benci, tidak seperti pria termasuk kakakku, dia bisa siap dalam hitungan detik. Tapi aku harus memakai make up, merapikan rambut, mengecat kuku, ohhh ini lebih sulit dari pada menangani client yang sulit di atur. Aku melihat waktu sudah menunjukan pukul 6.25 sore. Aku mengenakan dress nya. Ohh God.. aku menperhatikan diriku sendiri di depan cermin. Dari make up sampai dressnya. Aku tidak menyangka aku bisa mengenakan ini. Pintu kamarku diketuk. Itu pasti Sean.
"Sean... aku tidak bisa keluar."
"Apa? Apa kamu terkunci didalam?"
"Tidak... tidak. Maksudku aku tidak bisa keluar seperti ini."
"Apa maksudmu?"
"Menurutku aku akan tinggal disini saja."
"Casley, bisakah kamu membuka pintu ini terlebih dahulu? Jadi aku tidak teriak-teriakan seperti ini?" Aku berfikir sejenak apakah aku buka atau tidak. Dan akhirnya aku putuskan untuk membukanya. Sean memperhatikannu dengan terkejut dan dahi berkerut.
"Kamu terlihat cantik. Tidak ada yang salah denganmu. Jadi kenapa tidak mau keluar?"
"Ini... baju ini terlalu vulgar untukku. Lihat. Baju ini seperti mau melotot turun. Aku sudah memilih yang sekiranya cocok denganku tapi aku masih tidak nyaman dengan pakaian ini." Jari tangan Sean menutup mulutku yang sedang berceloteh.
""Stttt kamu sudah benar. Ini sangat cocok untukmu. Kamu harus percaya diri sendiri. Ok sekarang kita pergi."
"Tapi...."
"Ayo Casley jika kita tidak ingin menjadi pusat perhatian karena datang terlambat." Aku cemberut sambil mengikutinya. Sikap Sean sangat gentleman. Dia membukakan pintu untukku, membimbingku dengan tangannya di pinggang belakangku. Saat dia menyentuhku, sepertinya ada aliran listrik menyambar tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Holding Your Desire (Versi Indonesia)/(Published by Novelindo Publishing)
RomanceSean Harringtons demi memendam hasrat seksual, ia berusaha fokus dan mencapai kedudukan sebagai CEO yang baik di sebuah perusahaan minyak. Hubungan jarak jauh bukanlah hal yang mudah baginya, tapi sampai kapankah ia dapat memendam hasratnya ini? Cas...