Reminiscence

938 130 5
                                    

Writen by : BornSinger, Kirameku-14, Matchapeach, Mrsmyg93, Sehon-ey, Sucanfly, SureaLive, Wulancho95

Beta-ed by : Glowrie

Happy Reading~

.

.

Tepi Thames ramai seperti biasanya, banyak orang berlalu lalang disana. Tua, muda, remaja hingga anak-anak. Pun begitu denganku, sore itu, aku lebih memilih berada disana, menikmati semilir angin yang berhembus serta bias sinar keemasan yang menghiasi dirgantara. Memperhatikan sekumpulan burung yang terbang untuk pulang menuju sarang, serta menikmati berbagai kenangan yang kembali terkumpul dalam anganku, layaknya kepingan puzzle. Kenangan indah tentang seseorang bernama Min Yoongi.

Aku menghembuskan nafas panjang, sebelum merogoh saku long coat yang kugunakan. Mengambil sebuah hasil tangkapan kamera, yang mengabadikan potret Yoongi yang sedang tersenyum ke arah kamera. Yoongi tak pernah suka di foto, sehingga aku selalu memotretnya diam-diam, membuatku tampak seperti seorang maniak menyebalkan. Namun, jika itu Yoongi, aku tak pernah keberatan sekalipun. Karena bagiku hanya satu objek yang pantas menjadi target kameraku. Ia adalah Min Yoongi. Selalu Min Yoongi.

Yoongi itu serupa senja bahkan lebih indah dari semburat jingga di tepian Thames. Nyatanya hubungan kami tak semudah itu. Hubungan yang berawal dari sebuah persahabatan, tak selalu dipenuhi hal-hal manis, beberapa pertengkaran juga sering terjadi. Aku ingat, pertengkaran kami yang terakhir adalah yang terparah, yang membuatku memutuskan untuk mencoba menjauh darinya. Yang membuatku tersadar akan perasaanku pada seorang Min Yoongi.

Rasanya masih begitu melekat di ingatanku. Sikapnya yang begitu dingin. Bibirnya yang lebih sering terdiam. Senyum kecilnya yang sangat mahal. Kupikir akan ada satu titik di mana aku akan putus asa dengan mengharapkannya. Namun, nyatanya roda hidupku terus bergerak, terus berjalan pada satu fase hidup tertentu, namun tak juga kucapai titik itu. Mungkin, aku akan terus memutari siklus yang sama, mencari namun takkan pernah menemukan. Bahkan tak jarang aku berusaha mengenyahkan perasaan yang terus berdentam di dalam dadaku. Namun, segala usahaku ini hanya berujung pada kesia-siaan. Pada akhirnya, aku menyerah pada takdir, aku menyerah pada kenyataan bahwa aku sedari dulu sudah terjatuh pada pesonanya.

Yoongi selalu menempati sebuah ruang di hatiku, yang sebelumnya tak pernah ku pikirkan akan terisi oleh sosoknya. Min Yoongi mengambil seluruh ruang yang kuciptakan, ia bagaikan nafasku, bahkan rasanya eksistensiku terikat padanya, hingga gairah hidupku terasa dikendalikan oleh keberadaannya. Aku tak pernah sempurna, namun sosoknya adalah penyempurna apa yang tak ku punya.

Aku ingat bagaimana aku menyatakan semuanya pada Yoongi saat itu. "Aku mencintaimu," entah bagaimana, kata kata itu terlontar begitu saja dari bibirku, saat melihatnya berjalan bersama seorang senior kami. Sebenarnya, aku takut akan reaksi Yoongi, yang hanya menatapku datar, saat itu.

Hingga kalimat itu mengalun dari bibirnya. "Aku juga mencintaimu, Jim."

Sejenak, aku terdiam, yang kulakukan hanya menatap wajahnya, netra kelamnya menatapku dengan binar penuh ketulusan disana. "Kau serius?" ulangku, ia hanya mengangguk. Sembari tersenyum manis memamerkan deretan geligi serta gusi merah jambu yang membuatku semakin gemas. Sontak, aku segera menariknya, merengkuhnya erat, menenggelamkan tubuh mungilnya ke dalam pelukanku. Hari itu, Min Yoongi telah merubah statusnya, dari sahabat menjadi seorang kekasih. Kekasih seorang Park Jimin. Merubah statusnya dengan resmi saat belah bibir kami bertemu dengan lembut.

.

.

Pernah suatu hari, seorang sahabat bertanya padaku. "Why do you love him?"

[MinGa/MinYoon] Reminiscence ; pjm x mygTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang