Bagaimana rasanya saat So Eun menjalani hidup penuh kesialan yang ternyata itu semua dari sebuah lingkaran jebakan. Kehidupan nasibnya telah di jebak serta di permainkan oleh seorang pria yang terobsesi padanya. Kim Sang Bum, ia adalah seorang presd...
Disclaimer : Semua cerita, karakter, setting, alur, dll adalah milik dari masing-masing author. Untuk tokoh utama dan artis pendukung, itu semua bukan milik author, melainkan milik orang tua, keluarga, dan masing-masing agensi para artis. Author hanya memakai nama mereka untuk keperluan cerita.
Note : Cerita ini adalah fan fiction, yakni sebuah cerita fiksi yang ditulis berdasarkan kisah, karakter, setting dan lain-lain dengan sebuah karangan atau imajinasi penulis cerita. Fan fiction ini bukan dimaksudkan untuk merusak karakter asli tokoh yang digunakan tetapi justru karena kecintaan terhadap tokoh tersebut maka dibuatlah cerita ini. Dan juga cerita ini di larang keras di copy paste atau ditiru tanpa meminta ijin dari pembuat cerita. Please don’t be plagiarism.!
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Seorang wanita sedang meringkuk di dalam kamar sendirian. Wanita itu duduk di atas ranjang kasurnya dengan menekuk kedua lututnya seraya kedua tangannya memeluk kaki jenjang miliknya. Tidak lama kemudian ia mendesah frustasi sambil menelungkupkan tubuhnya di atas kasur. Sorot matanya terlihat kosong, ia terisak tanpa suara ataupun air mata. Kondisi yang terasa sepi hanya di isi oleh suara isakan kecil yang mengalun suasana. So Eun, wanita itu berwajah kusut dengan tampilan yang acak-acakan. Ia terlihat percis orang sudah malas untuk hidup. Cahaya matanya kosong entah apa yang berada di dalam pikirannya. Jiwanya terlihat ada namun sebagian raganya seperti hilang tanpa bersisa.
Sudah tiga hari belakangan ini, ia terus-menerus meratapi nasibnya. Air matanya hampir kering tidak bisa keluar lagi. Rambutnya terlihat basah menandakan sang pemilik mahkota helaian surai indah itu baru saja membersihkan dirinya, setelah tiga hari belakangan ini ia tidak mandi. Jangankan untuk mandi, makan pun hanya sehari sekali atau sesekali bisa ia ingat atau merasa sangat lapar saat perutnya terasa keroncongan. Wajah cantiknya terlihat sedikit pucat di lengkapi kantung mata yang besar. Akan tetapi walaupun seperti itu, paras cantik dan manisnya tidak sama sekali hilang atau memudar.
Tok... tok ...tok...
Terdengar suara ketukan pintu di pintu utama kontrakannya. So Eun sudah sering mendengar ketukan itu, ia hanya diam tanpa bergerak sedikit pun “Kim So Eun... kau masih tidak mau membuka pintunya eoh...” teriak seseorang wanita yang tidak lain adalah ahjumma Jung.
“So Eun-ah... bukalah pintunya? Sebenarnya apa yang terjadi padamu?”
Tok... tok...
“Kalau kau ada masalah tidak seharusnya kau mengurung dirimu seperti ini, kau bisa bercerita padaku... Kim So Eun buka pintunya... tok... tok...” ahjuma Jung mendesah pasrah. Sebenarnya ia sangat sedih melihat So Eun yang dirinya sendiri tidak tahu dengan pasti mengapa So Eun yang ceria berubah menjadi pemurung dan tidak ingin keluar rumah. Ahjuma jung hanya tahu dari Kim Bum bahwa antara dirinya dan So Eun mempunyai masalah dan So Eun marah padanya, tetapi permasalahannya apa, ahjuma Jung tidak diberi tahu hal apa yang membuat So Eun sampai seperti ini.
