Part I

336 20 0
                                    

Selamat datang di ff terbaruku.

Happy reading📃

Sae jin Pov

"Kita akhiri saja hubungan ini, aku sudah bosan denganmu!"

Plak

Aku memandangi telapak tangan kananku yang baru saja menghantam keras pipi kiri pria yang sudah hampir satu tahun ini menjadi kekasihku.

Tubuhku bergetar, mataku memanas, bendungan itu tidak mampu lagi menahan air mataku. Aku menangis.😭

Pria yang selama ini menjadi salah satu sumber kebahagiaanku, telah masuk ke dalam bagian terpenting dalam hidupku, memperlakukanku bagaikan seseorang yang paling berharga baginya.

Namun beberapa minggu ini sifatnya tiba-tiba berubah dan tepatnya pada hari ini dia mengakhiri hubungan kami.💔

Apa yang salah dengan hubungan kami? Kami tidak pernah ada masalah akhir- akhir ini. Jadi kenapa hubungan ini harus berakhir?

"Aku tidak mau putus!"

"Terserah, tapi aku sudah menganggap hubungan kita berakhir. Carilah pria lain! Aku tidak mau lagi menghabiskan uangku untukmu"

Mwo? Bukankah selama ini dia yang memberikannya? Aku tidak pernah meminta hal itu darinya. Yang aku inginkan hanya dia, bukan mengincar uangnya. Aku bahkan berfikir untuk menikah dengannya.

"Kau itu seperti uangku, bisa ku dapatkan dengan mudah dan bisa ku lepas kapanpun, untuk mendapatkan yang lebih berharga atau hanya untuk kesenanganku saja"

"Ya! Shinwon-ssi!"

"Shinwon-ssi?!" dia mencondongkan tubuhnya ke arahku, menatapku seperti ingin menelanku.

Aku tidak bergerak dari posisiku, ku tunjukan bahwa aku tidak takut sama sekali. Walaupun aku tidak mampu menatap matanya.

"Kemana panggilan oppa yang selalu kau ucapkan dengan manja itu? Kau seperti wanita murahan yang hanya akan memanggil sayang jika ada uang"

Aku kembali mengangkat tanganku, ingin menamparnya. Namun tangannya lebih cepat dariku, ia menahan tanganku dan mencengkamnya erat. Sakit, ini sangat menyakitkan.💔

"Jangan menyentuhku lagi!" pria itu menghempaskan tanganku dengan kasar.

"Kau seharusnya sadar, tidak ada yang bisa kau banggakan. Kau sangat tidak berkualitas, untuk apa gelar magistermu itu? Jika sampai sekarang kau belum juga mendapat pekerjaan"

"Sudah cukup! Hentikan!"

"Bahkan dari fisikpun kau tidak menarik sama sekali, apa kau berencana menjadi wanita penghibur? Tch, lupakan! Tak akan ada yang mau membeli tubuhmu itu, dilihat dari sisi manapun kau tak menarik sama sekali"

"Ya! Hentikan!"

Aku berteriak sambil menutup kedua telingaku. Aku tidak mau lagi mendengar ucapannya. Mulut yang selama ini selalu berkata lemah lembut padaku kini telah berubah menjadi pisau yang menyayat-nyayat hatiku, membuatku terluka dan terbelah-belah. Menjadi potongan-potongan yang tak lagi berharga.🔪

Ia tersenyum meremehkan kemudian pergi.😏 Meninggalkanku dengan ucapannya yang terus diputar berulang-ulang kali di kepalaku. Otakku seakan ikut mendukung ucapannya.

Sebelum mobilnya melaju pergi, aku bisa melihat dengan jelas wajah seorang wanita yang sedang duduk di dalam mobilnya di samping kursi pengemudi, saat pintu mobil itu terbuka. Wanita itu tersenyum licik. Tatapannya seperti berkata i'm a winner and you're a loser.

2 tahun kemudian...🐾

Seok jin Pov

"Sa-saranghae" aku menghelah nafas legah. Akhirnya kata itu bisa keluar dari mulutku.

Ohhh, aku sudah lama sekali tidak menyatakan cinta karena saking terlalu seringnya di tolak. Tidak, ralat kalimatku tadi! Bukan terlalu sering, hanya beberapa kali di tolak. Hm, lebih tepatnya sembilan kali di tolak dengan alasan yang sangat sangat sangat tidak masuk akal.👎

Hanya karena profesiku sebagai dokter bedah plastik, mereka berfikir wajah tampanku ini adalah hasil karya pisau bedah. Aku tidak menyangka seorang gadis cantik punya mulut setajam itu, padahal aku yakin di antara mereka pasti ada yang pernah melakukan bedah plastik walaupun hanya di bagian mata dan karena alasan konyol itulah aku sering di tolak lalu berakhir dengan status jomblo berkepanjangan.😭

Satu lagi kenyataan yang harus ku terima, sebentar lagi umurku genap 33 tahun dan aku belum pernah pacaran sama sekali. Oh, malangnya nasipku dan yang membuatku semakin tertekan adalah eomma. Wanita yang kini sudah tidak muda lagi dan sudah berjasa melahirkanku kedunia ini, selalu menuntutku untuk segera menikah dan memberikannya seorang cucu.🙀

Hidupku penuh tuntutan, aku galau, aku tertekan. Itu juga salah satu alasan kenapa aku membangun rumah sendiri, tinggal terpisah dan jarang pulang ke rumah orang tuaku.

Cukup cerita tentang diriku!🚫 Kita kembali ke wanita yang kini sedang berdiri di hadapanku sambil memandangi bunga yang baru saja ku berikan padanya.⚘

Apa bunga itu lebih menarik daripada diriku? Bukan hanya tidak menjawab pertanyaanku, dia juga tidak menatapku sama sekali.

'Apa kau tidak sadar, eoh? Seorang pria tampan sedang berdiri di hadapanmu sekarang' teriakku di dalam hati.

"Bagaimana? Apa kau mau menjadi kekasihku?"

Aku menatapnya lebih dekat. Dia tersenyum.

"Bisakah oppa memberikan aku waktu?"

Oppa? Dia memanggilku oppa?😲 Daebak, ini pertama kalinya dia memanggilku oppa. Sepertinya ini pertanda baik, aku rasa kali ini aku tidak akan di tolak dengan alasan yang tidak bermutu itu lagi.

"Baiklah, mau ak_" kalimatku terhenti karena ponselku yang tiba-tiba berdering.

Satu pesan masuk dari eomma.

From : Eomma
Apa kau sudah pulang? Malam ini pulanglah kesini
Eomma merindukanmu

Aku terkekeh.😄 Eomma kembali menggunakan cara lama, mengatakan rindu. Nyatanya hanya ingin menanyakan apa aku sudah menemukan calon pendamping atau belum.

__***__

Cletek🚪

Aku membuka pintu utama. Wanita tua yang tadi mengirimkan pesan kepadaku berjalan dengan semangat mendekatiku. Wajahnya tersenyum lebar, senyuman yang selalu eomma tunjukkan padaku setiap kali aku pulang ke rumahnya. Namun aku merasa malam ini sedikit berbeda.

"Putra sulung ku sudah datang, bagaimana pekerjaanmu? Kau pasti lelah. Ayo kita duduk dulu!" ajak eomma sambil merangkulku.

"Yeobo, putra kita sudah datang?"

Firasatku berkata ini bukan pertanda baik. Appa terseyum kearahku,☺ itu terlihat mengerikan mengingat beberapa kali aku pulang ke rumah ini, appa sedang tidak ada di rumah.😕

Dan lihatlah! Ada Taehyung juga duduk di sofa ruang tamu bersama appa. Yang benar saja? Sejak kapan dia peduli pada kedatanganku? Biasanya dia selalu sibuk dengan kamera, ponsel atau play station saat aku datang.

"Appa dan eomma sudah sepakat akan menjodohkanmu dengan anak teman eomma dan pernikahan kalian akan dilaksanakan minggu depan" Appa langsung menyerangku dengan rentetan kalimatnya saat aku baru saja mendudukan bokongku di atas sofa.

"Menikah?!"😲

Tbc

Baru pemanasan yah 😥

Baru pemanasan yah 😥

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

08.05.2017

Stay With Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang