"Uaaaahhh.." suara puas-nya Agus setelah tidur semalaman. Menjadi jurnalis memang menyita banyak waktu istirahat. Apalagi ditambah waktu sholat menjadikan istirahatnya makin sedikit. sekarang ia harus sholat subuh, menunaikan kewajibannya sebagai umat islam.
Agus Zulfikar, jurnalis salah satu TV swasta terkenal di Indonesia. Siang malam ia mencari berita untuk nafkah keluarganya.
Pagi ini dia keluar kost dengan kntong mata biru. Tanpa semangat dia terpaksa berangkat ke kantor hanya untuk keluarganya. Bukan untuk istri, melainkan untuk ibunya yang sedang sakit di Jogja. Ayahnya tak cukup untuk membiayai karena dia hanya pembecak. Hanya cukup untuk makan.
Agus, dilahirkan di keluarga yang islami. Namun banyak pertanyaan yang disimpan hatinya
"Kenapa Agama itu berdasarkan keturunan? saya ingin memilih Agama saya sendiri. Apakah salah berpindah-pindah Agama? Saya butuh istirahat, tak bisa jika melakukan 5 kali ibadah sehari."
Merasa capeknya menjadi jurnalis membuat Agus sering mengabaikan ibadahnya. Pagi, siang, malam yang dia lakukan hanya karena suatu ucapan dari ibunya.
"Jangan pernah tinggalkan sholat, sesibuk apapun kamu ya nak."
Sejak dia lulus kuliah ia langsung pergi ke Jakarta mencari pekerjaan dan mulai saat itulah dia berjanji kepada ibu dan bapaknya untuk menafkahkan mereka.
Sekarang dia berada di tengah kota untuk siaran jalanan ibukota. Seperti biasa, macet dimana-mana. Saat itu adalah waktunya untuk sholat maghrib, tapi Agus tak bisa melaksanakannya karena sedang siaran. Tertegun, Agus mulai capek dengan Agamanya.
"Maafkan aku ibu, aku mengecewakanmu." Dalam hati dia menangis, mengingat perkataan ibunya.
KAMU SEDANG MEMBACA
4 Agama Berbeda
Non-FictionMenceritakan bagaimana kisah 4 orang manusia beda agama, dan saling mempunyai sebuah pertanyaan tentang hidup ini. Rey (hedonisme), "Kenapa harus punya agama? Ribet !. Harus kesini jam segini, jungkir balik, komat kamit, baca kalimat yang bukan baha...