Aku mau berterima kasih kepada semua readers XXI, baik yang udah bersama aku di buku ini dari tahun 2017 maupun readers baru yang mungkin belom sempat membaca versi yang lama tapi udah keburu aku revisi hehehe.
jangan lupa tinggalkan jejak
***
Incheon airport malam itu terlihat ramai layaknya pasar malam padahal waktu sudah menunjukkan pukul 1 dini hari, namun tampaknya fakta tersebut tidak menjadi penghalang untuk pada masternim – begitu sebutan mereka – untuk tetap berada di bandara dan menunggu idol dambaan hati mereka dengan kamera yang melingkar di leher mereka.Terhitung sudah hampir tiga jam para fans dan masternim, akan tetapi tidak satupun dari mereka terlihat kelelahan karena rasa bahagia yang memuncak di dalam diri mereka.
Penantian mereka terbayar setelah hampir setengah jam kemudian, Rap Monster terlihat di balik pintu kaca bandara yang memisahkan bagian dalam dan luar bandara. Begitu mereka keluar dari areal bagasi, teriakan dan jeritan menggema. Tak lupa dengan bunyi kamera dari para fans yang bercampur aduk.
Orang awam mungkin bisa gila mendengarnya, tapi bagi para anggota BTS hal itu sudah sangat biasa mereka jumpai bahkan bagi mereka hal tersebut merupakan bentuk tanda cinta para fans kepada mereka.
Ketujuh lelaki itu berjalan beriringan dengan para bodyguard dan manager mereka, urutannya dari depan adalah Rap Monster lalu Suga lalu Jimin lalu Jin lalu Jhope dan V-Jungkook yang berjalan beriringan. Tampilan casual mereka yang didominasi hitam-putih menambah poin ketampanan yang membuat setiap mata yang memandang akan luluh.
"Woah, uri Army memang luar biasa..." Jung Hoseok atau Jhope yang pertama kali buka mulut setelah ke-delapan orang itu – ketujuh member BTS dan manager hyung – memasuki van pribadi milik mereka.
"Hm, padahal umur kita sudah tak muda lagi," Ucap si tertua – Jin.
"Kau saja yang tua hyung, aku tidak." Ucapan kelewat frontal dari salah satu dari maknae line, Taehyung, sukses membuat lelaki itu mendapat pukulan dari si tertua dan berujung pada pertikaian yang sesekali mendapat timpalan dari member lain.
Suasana van mendadak ramai sekali, membuat yang termuda sedikit berdecak kesal. Ia memang sedang dalam suasana hati yang sangat buruk, pasalnya baru saja kekasihnya yang juga merupakan seorang idol memutuskan hubungan mereka.
"Hey, Jungkook! Sudahlah, jangan memikirkannya terus. Masih banyak gadis cantik diluar sana yang lebih baik dari dia." Ucapan Suga membiat kelima member yang lain seketika saling menoleh – menunggu respon si bontot.
"Hm, sudahlah kalian teruskan saja obrolannya. Aku mau tidur," Balas yang paling muda sambil memejamkan matanya, siap untuk menembus alam mimpi dan meninggalkan keributan yang terjadi di van-nya saat ini.
***
Bohong kalau Lisa baik-baik saja, mana ada sih yang baik-baik saja setelah melihat kekasihnya selingkuh dengan sahabatnya sendiri? Ia tak habis pikir. Apa Jennie selama ini hanya menggunakannya untuk mendekati Taeyong? Lalu bagaimana bisa Taeyong mengkhianatinya?
Apa yang kurang dari diri Lisa?
Setiap kali Taeyong sibuk dengan pekerjaannya Lisa tak pernah marah; Lisa tak pernah menuntut Taeyong untuk meluangkan waktunya untuk Lisa karena gadis itu cukup mengerti kesibukkan Taeyong dalam mengurus perusahaan keluarganya; bahkan jika lelaki itu hanya membalas pesannya sekali dalam kurun waktu dua hari, Lisa tak masalah.
Lalu apa kurangnya dia?
Lisa termenung di depan kaca besar seukuran tubuhnya – bahkan lebih – yang terpampang di depan salah satu toko baju yang ia lewati, dan terkutuklah semua kaca yang ada di dunia ini. Rasanya Lisa ingin menghancurkan seluruh benda yang memantulkan cerminan dirinya karena ia jadi teringat sesuatu yang tal ingin ia ingat saat melihat dirinya dalam penampilan yang kacau balau seperti saat ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
XXI (jjk.lmb) ✔
FanfictionUlang tahun yang ke dua puluh satu menjadi moment paling berkesan dalam hidup seorang Lisa. Hari itu, ia dikhianati oleh sahabat dan pacarnya sendiri. Di hari yang sama pula, ia pertama kali bertemu dengan seorang idol Korea papan atas, Jeon Jungkoo...