***
"Jadi Mama sama Papa kamu itu cerai?" Tanya Tasya, kini cowok itu telah menetralkan sedikit emosinya.
Mereka berdua duduk di sofa apartemen Geral, Tasya belum juga pulang. Padahal jam sudah menunjukkan pukul 7.45 malam, tapi Tasya sudah izin pada Ibundanya jadi kedua orang tuanya tak perlu khawatir lagi.
Geral mengangguk pelan sambil tersenyum miris, "Iyaa Sya." Jawabnya, "Aku bingung, aku ngga tau harus apa, Papa udah tinggalin aku, Mama ngga peduli aku, Bang Artha sama halnya kaya Mama dan yang aku percaya cuma Bi Imas dan kamu aja," Jelas Geral miris.
Tasya berusaha membuat Geral tenang, ia mengusap bahu Geral hangat dengan seulas senyuman, "Kamu yang sabar, tabah, mungkin ini ujian buat kamu, tapi kamu harus janji kalau Mama kamu seandainya akan berubah dan mau berteman baik lagi sama kamu, kamu harus terima itu, janji?" Ujar Tasya mengeluarkan kelingkingnya.
Geral mengalihkan pandangannya ke arah lain.
Tasya menurunkan bahunya, "Ral kenapa sebegitu bencinya kamu sama Mama kamu?" Tanya Tasya yang sangat bingung dengan sikap Geral tentang Ibundanya.
Geral terdiam.
"Ral, gini deh.. aku dulu benci banget kan sama kamu, tapi sekarang? Aku bisa nerima kamu kan, karena aku tau apa yang nggak aku ketahui selama ini tentang kamu aku jadi tau dan nerima semua itu. Dan itu sama halnya kaya Mama kamu, mungkin ada satu hal yang nggak kamu ketahui tentang Mama kamu, dan mungkin aja Mama kamu kaya gitu ada yang dia sembunyiin. Terima dia sebagai Mama kamu ral dan berhenti benci sama dia," Timpal Tasya sambil tersenyum.
Geral menoleh, "Rasa benci kamu ke aku itu beda sama rasa benci aku ke perempuan itu!" Bentak Geral lalu ia beranjak dari duduknya, "Aku anter kamu pulang, udah malem." Lalu Geral mulai mengambil kunci motornya dan lagi cowok tampan itu bersikap dingin.
Tasya hanya bisa bersabar untuk membuat Geral sadar hal itu. Tasya tetap berusaha membuat Geral dapat memaafkan kesalahan Ibundanya selama ini.
Tasya berjalan menyusul Geral dan keluar dari apartemen tersebut.
✨👑✨
Setelah mandi, Tasya pun beristirahat sebentar. Tasya merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur, sesekali ia menghela napas dan membuangnya.
Setelah ia mengetahui semuanya tentang kehidupan Geral, ia semakin takut untuk kehilangan Geral. Tasya masih bingung, apakah ia harus menyembunyikan hal yang sudah terngiang di dalam otaknya. Yap, ucapan Jeff waktu itu di taman belakang sekolah. Tasya harus bercerita ke siapa? Hatinya tidak tenang.
Tasya mengambil ponselnya di nakas dan mulai menghubungi seseorang.
Ia mulai membuka aplikasi Line-nya, dan mengirim pesan pada satu orang yang sudah menjadi sahabatnya.
Retasya Aretamalia: ren?
Read 08.04 pmIrene Putri S.: yep? Kenapa sya?
Retasya Aretamalia: gue mau cerita
ini soal geral
Read 08.05 pmIrene Putri S.: cerita aja sya, kenapa sama geral?
Retasya Aretamalia: dia udah ceritain semuanya tentang keluarganya
Read 08.05 pmIrene Putri S.: bagus dong, dan lo udah lega kan?
Retasya Aretamalia: belum ren, ada satu hal yang pengen gue ceritain ke lo
tapi lo harus janji, lo ga boleh kasih tau siapa2 soal ini.
Read 08.07 pm
KAMU SEDANG MEMBACA
My Junior Boy
Fiksi Remaja[My Junior Boy] - [Revisi on going] Kebencian Tasya pada sang Junior tengil yang bernama Geral kian berubah hari demi hari, apakah rasa benci itu akan berubah dan malah timbul perasaan suka di antara mereka? Lalu bagaimana dengan Jeff? Cowok...