Rizky dan Dinda sedang mencari jalan keluar dari hutan itu."Lo masih inget gak, tadi Lo masuk lewat mana?" tanya Rizky
"mana gue tau? Gue udah gak inget Lagi." ucap dinda
"Terus gimana dong? Dipeta ini cuma ada arah perjalanan jelajah malam doang. Sedangkan kita udah tersesat di hutan kayak gini." ucap Rizky
"gimana dong? Lilinnya udah hampir abis." ucap dinda
"ya udah, kita istirahat disini dulu aja. Besok baru kita lanjutin perjalanan." ucap rizky
"gue gak mau. Lo gak mikir apa, ini itu hutan. Kalau kita di gigit binatang buas gimana? Lo mau kita mati konyol?" ucap dinda
"terus kita harus ngapain? Percuma kita cari jalan keluar dengan keadaan kayak gini. Cahaya penerang kita terbatas, cuma lilin ini doang..!! Seenggaknya, kita tunggu sampai pagi." ucap Rizky
"Vinessa sama yang lainnya pasti lagi nyari kita. Kita udah bikin mereka khawatir." ucap dinda
"Gue yakin cepat atau lambat, kita pasti keluar dari hutan ini." ucap Rizky
"gue juga berharap gitu." ucap dinda
"ya udah kita istirahat disini dulu, besok pagi kita lanjutin perjalanan." ucap Rizky
Dinda dan Rizkypun duduk dibawah sebuah pohon yang terdapat dihutan itu.
Tak ada pembicaraan diantara mereka. Suasana terasa sunyi dan sepi. Sesekali Rizky melirik ke arah dinda yang duduk disampingnya.
"Lo kedinginan?" tanya Rizky ketika melihat tubuh dinda menggigil kedinginan. Karena memang, dinda tidak membawa jaket.
"eng . . enggak kok . ." ucap dinda menutupinya, karena dia tidak ingin menyusahkan Rizky lagi.
"gak usah bohong . ." Rizkypun melepaskan jaket yang ia kenakan. Lalu memakaikannya pada punggung dinda.
Dinda kaget, ketika Rizky memberikan jaket untuknya.
"Pakai aja jaketnya . . Nanti Lo bisa sakit." ucap Rizky
"nanti Lo gimana?" tanya dinda
"Lo gak usah mikirin gue. Yang harus Lo pikir itu, kesehatan Lo." ucap Rizky
"Kalau gini caranya, Lo bisa sakit." ucap dinda
"udahlah, gue gak apa-apa kok. Gue baik-baik aja." ucap Rizky
"Lo serius gak apa-apa?" tanya dinda
"iya, beneran :)" ucap Rizky
"makasih ya :)" ucap dinda
"iya, oh ya gue mau ngomong sesuatu." ucap Rizky
"ngomong aja lagi." ucap dinda
Malam semakin larut, rasa kantuk mulai meracuni mata dinda. Dinda perlahan menutupkan matanya dan tertidur.
"Gak tau kenapa, gue selalu pengen ada disamping Lo. Hati gue selalu seneng saat kita lagi berdua kayak gini. Dan gue mulai berfikir, kalau perjodohan kita mending gak usah dibatalin. Emang sih rasa cinta itu belum ada diantara kita, tapi gue bakalan berusaha terima perjodohan ini dan gue juga bakalan berusaha buat mencintai Lo." ucap Rizky, pandangannya terfokus lurus ke depan.
"din, dinda, Lo denger gue gak sih?" ucap Rizky.
"ya ampun ini anak . . Dia malah tidur . . Gue udah capek ngomong panjang lebar, dia malah tidur . . Sia-sia kan jadinya? Percuma aja tadi gue ngomong ! Dia gak denger, Huh !" keluh Rizky saat melihat gadis di sebelahnya tertidur pulas.
Lalu Kepala dinda di sandarkan di bahunya.