20

498 17 0
                                    


Langit biru berganti menjadi Langit hitam. Terlihat baju-baju dinda berserakan ditempat tidurnya. Dinda mencoba mencari baju yang cocok untuknya. Namun terasa sulit sekali baginya untuk memilih satu baju saja.

"Oh My God !! Pake baju apaan nih ?? Bingung bgt gue !! Ribet bgt rasanya, Tinggal milih baju doang. Tapi bagaimanapun juga, gue harus tampil Oke, di depan dia. Gue gak mau malu-maluin diri gue sendiri." ucap dinda.

Mata dinda tertuju pada sebuah dress berwarna ungu muda. Diraihnya dress itu.

"kayaknya ini cocok deh buat gue. Ini aja kali ya? Cobain dulu deh." ucap dinda.

***

"ya ampun, ini Cafe sepi amattt ??? Dari tadi cuma ada beberapa orang yang dateng. Orang-orang pada kemana sih..?? Udah kayak kuburan ajja ini Cafe." keluh Vinessa

Tampak Cafe Vinessa Lumayan Sepii. Hanya terdapat beberapa pengunjung saja.

"Gimana Caranya supaya Cafe gue rame kayak biasanya ya? Apa gue panggil penyanyi aja? Atau Band? Kayaknya Oke juga tuh !! Iya deh, siapa tau Cafe ini tambah Rame." ujar Vinessa

***

Sebuah bayangan seorang gadis terlihat begitu cantik di cermin. Siapa lagi jika bukan dinda. Sebuah dress berwarna ungu muda melekat di tubuhnya. Ditambah lagi, ia memakai sepatu dan tas kecil yang sama persis dengan warna dress nya, menambah anggun dirinya. Sepertinya ia telah siap bertemu dengan Rizky.

Dinda berjalan menuruni anak tangga. Terlihat Tante Maeeva, Rangga, dan Billy sedang Makan Malam di ruang makan yang tepat berada di arah kanan tangga.

"dinda . . !! Mau kemana kamu malam-malam begini?" tanya Tante Maeeva

"mau keluar bentar." jawab dinda

"Tumben amat Cakep?" ucap Rangga

"gue emang Cakep dari dulu Keles . . . !!! Baru nyadar Lo?" ucap dinda

"Kamu mau pergi keluar sama siapa?" tanya Tante Maeeva lagi.

"Kalau gue bilang gue mau ketemu Rizky bisa gawat. Mama pasti makin seneng. Dan peluang mama buat jodohin gue sama Rizky makin besar. Pokoknya, gue gak mau !!" batin dinda

"Vinessa mah . ." dinda mencoba berdusta

"gak mungkinlah, jangan percaya, mah !! Mau ketemu Vinessa kok penampilannya kayak gitu." ucap Rangga

"emangnya gak boleh, apa? Syirik aja Lo !" ucap dinda

"ya udah, gue anter aja? Mau?" tawar Billy

"gak usah, deket Kok tinggal jalan kaki doang." ucap Dinda

"ya udah gak apa-apa !! Sesekali Gue juga pengen keluar rumah." ucap Billy

"aduhhh... Gimana ya? Hmmm . . ." dinda terlihat bingung

"tenang aja, gue gak ganggu acara Lo sama temen Lo kok." ucap Billy

"ya udah deh . . ." ucap dinda

"Tante, Billy sama Dinda pergi dulu, ya !!" pamit Billy

"ya sudah, hati-hati . . ." ucap Tante Maeeva

"awasss, dinda galaknya minta ampun ! Hati-hati aja..!" ucap Rangga

"Kak Ranggaaaa !!! Jangan sembarangan ngomong." ucap dinda

"emang faktanya kok." ucap Rangga

"udah ahhh, yuk Kak Billy kita pergi . . ." ucap dinda

***

Rizky telah tiba di Cafe Vinessa. Ia menunggu dinda di meja Nomor 17.

"aduhhh . . . Kemana sih dinda? Ini udah lebih dari jam 8. Apa dia gak dateng ya?" ucap Rizky

Cinta Karena PerjodohanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang