Eunwoo menatap kertas di hadapannya dengan serius. Sesekali jemarinya meraih pocky dan memasukkan makanan itu ke dalam mulutnya.Ia sedang membaca naskah yang baru didapatnya siang tadi. Lagi-lagi ia mendapat tawaran untuk bermain film. Dan, anehnya ia menyetujuinya seperti saat ia ditawarkan untuk menjadi model iklan.
Heol. Ia jadi teringat kekasihnya yang mengabaikannya lebih dari seminggu hanya karena kiss scene. Jika mengingat hal itu ia hanya dapat memijat keningnya. Pusing.
Berbicara tentang kekasihnya. Bin sedang menempeli Eunwoo sejak ia mendapatkan naskah. Sesekali mahluk perpaduan kucing dan manusia itu memainkan pipi atau bahkan menggigiti jemari Eunwoo.
"Eunwoo-ya"
Eunwoo bergumam kecil menanggapi ucapan Bin. Sebelah tangannya ia gunakan untuk mengusap rambut Bin. Eunwoo tau pasti kekasihnya hanya akan menanyakan sesuatu soal adegannya.
"Aku mau pocky"
Salah. Eunwoo menatap Bin kaget. Ia mencubit hidung Bin gemas saat Bin mengedipkan sebelah mata kepadanya. Ia masih merutuk dalam hatinya. Perkiraan Eunwoo tidak mungkin salah.
"Itu bukan rasa coklat kau bisa mengambilnya jika kau mau"
Setelah mengucapkan kalimat itu Eunwoo membaca kembali naskahnya dengan pikiran melayang. Tidak mungkin jika ia salah menebak. Ia sangat tahu kekasihnya itu seperti apa.
Eunwoo mengambil sepotong pocky dan mengemut ujungnya. Ia masih berfikir bagaimana bisa kekasihnya yang super pencemburu itu tidak menanyakan adegan yang akan dimainkannya.
Klek.
Eunwoo terdiam. Sebelum akhirnya ia menyeringai melihat Bin menggigit ujung pocky di sisi lain. Ia menahan tengkuk Bin dan mulai mengigiti pocky itu perlahan hingga jarak mereka berdua menipis.
Bukk.
Bin dengan cepat mendorong Eunwoo membuat kepala Eunwoo sedikit mengenai sofa di belakangnya. Bin dalam kondisi yang tidak dapat ditebak saat ini.
"Apa wanita di sana cantik?"
"Tentu"
"Apakah mereka seksi?"
"Sangat"
Bin memanyunkan bibirnya. Eunwoo yang melihat kekasihnya melakukan hal itupun hanya terkekeh kecil. Bin sedang cemburu.
"Berapa hari?"
"Nanti akan dikabari lagi"
Kali ini Bin menggigit bibirnya sendiri. Ia sedikit menjauh dari Eunwoo entah kenapa. Ia mulai memakan pocky yang ada dengan gerakan cepat.
"Walaupun setahun aku bersama mereka. Kau tetap akan ada di hati dan juga pikiranku"
Eunwoo mengecup pipi Bin. Dan memeluk kekasihnya itu dengan erat. Ia tidak mau kekasihnya mendiamkannya hanya karena adegan yang terjadi seperti waktu itu.
"Jika nanti akan ada kiss scene pun wajahmu yang kubayangkan saat itu"
Plakk.
"Kenapa menamparku?"
Bin menatap Eunwoo tajam. Kedua tangannya menangkup wajah Eunwoo. Sekarang, Bin sangat sulit dibaca oleh Eunwoo.
"Jangan membayangkan ku saat kau sedang melakukan adegan itu"
"Kenapa?"
Bin terdiam. Ia menggaruk tengkuknya yang tak gatal. Menggigit bibirnya sendiri dan menatap sekitar dengan gelisah.
"K-karena"
"Karena?"
"I-itu"
"Karena apa Binnie?"
"Karena kau akan melakukan lebih jika kau membayangkanku"
Eh/?
Bin menutup bibirnya cepat. Ia merutuki bibirnya yang tidak terkontrol itu. Mau ditaruh di mana wajahnya sekarang.
Brukk.
Eunwoo menindih tubuh Bin dengan sebelah tangannya di belakang kepala Bin untuk menghindari cedera pada kepala kekasihnya itu.
"Ishhh appa!"
Eunwoo tersenyum menatap Bin di bawahnya. Ia memposisikan sebelah tangannya yang bebas untuk menopang tubuhnya.
"Baiklah jika itu maumu. Tapi,"
Eunwoo memutuskan omongannya membuat Bin mengernyitkan keningnya bingung.
"Saat aku melakukan kiss scene kau harus membantuku untuk menghapus bibir mereka dari bibirku. Bukan malah mendiamiku"
Chuu~
Bin mengecup bibir Eunwoo cepat seolah mengiyakan apa yang Eunwoo katakan.
"Aku berharap kau tidak akan melakukan kiss scene"
"Aku berharap aku melakukan kiss scene"
Bin menatap Eunwoo kaget. Ia langsung mengalihkan pandangannya kesal.
"Denganmu"
.
.
.
Gue kepikiran tentang drama father ><
Kokoro ini gak sanggup [padahal gak tau father mau main drama kayak apa XDD]
Appaya~.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flirt Fiction [Soap Couple || BinWoo]
Fiksi PenggemarIni bukan kumpulan rayuan cinta . Hanya sekumpulan untaian kalimat sederhana yang mampu membuat baper para pembaca . [COMPLETED]