Filsafat Kelaparan

80 8 7
                                    

Kenapa sih manusia perlu makan? 

Bathin si Taqin.

Sudah sekitar 18 jam lambungnya menganggur. Asam lambung yang harusnya melumatkan makanan kini mulai berontak. Kadar gula dalam darah menurun. Singkat kata, Taqin lapar!

Kenapa sih manusia gak seperti hape? Tinggal charge aja gitu ke colokan. Aman!

Khayal si Taqin.

Taqin mengarahkan pandangan ke tembok kostannya. Terlihat goresan spidol merah melingkari angka 28 di kalender. Sayangnya ini bukan bulan Februari, tapi Maret. Jumlah harinya ada 31 coy

Kampret! 

Masih 4 hari lagi menuju tanggal 1, yaitu saat uang gaji mengajar bimbelan turun dan Taqin bisa makan enak!

Di saat-saat lapar seperti ini, pikiran Taqin bekerja keras. Ia merasa tidak bisa hidup lapar begini terus. Kadang ia ingin menyerah kemudian mengambil telfon genggamnya dan menelepon ibu di kampung, meminta transferan uang ke rekening. Tapi bukan Taqin namanya kalau ia lembek. Ia teringat kutipan dari Nietszche.

What does not kill you make you laper. Eh kok laper sih? STRONGER!

Sama seperti jatuh cinta, lapar tidak bisa ditolak! Kalau tidak makan ya lapar. Itu sudah jadi konsekuensi hidup di dunia. Maka dari itu, Taqin berusaha keras sedari tadi untuk bisa makan.

Minjam duit ke temen?

Sudah coba! Gak ada yang minjemin!

Ngutang di warteg dekat kosan?

Kagak berani! Mba-mba yang jagaiinnya cakep. Gengsi coy!

Beresin kostan? Siapa tahu ada duit nyelip atau koin-koin berserakan

Belum tuh! EUREEKAAAAA!

Tiba-tiba Taqin senang sekali. Tumben, beres-beres kostan jadi kegiatan yang terasa menyenangkan. Hahaha.

Pertama, Taqin membereskan meja belajar. Di sana ada tumpukan buku-buku filsafat yang sulit dimengerti. Mending gue berantem sama preman daripada baca buku begituan. Bathin Taqin. 

Alhamdulillah. Di meja belajar, Taqin menemukan uang 3500 perak!

Kedua,  Taqin membereskan pakaian yang menggantung. Siapa tahu di sakunya masih ada uang nyelip. Ternyata nihil!

Ketiga, Taqin memeriksa kolong kasur. Dia mengambil sapu, jongkok, lalu menempelkan pipinya ke lantai. Matanya tepat menuju kolong kasur.

Kalau di kolong kasur gue ada hantunya, gue ga takut! Gue malah mau ajak ngobrol dia terus pinjem duit! Wkwkwk

Wuiiih. Ternyata kolong kasur itu harta karun! Banyak koin-koin 500an bersemanyam di sana. Setelah Taqin hitung, Alhamdulillah ada 5000 uang koin dan selembar uang 2000an.

Total ada 10500 perak! Lumayan bisa makan dua kali!

Bersambung!









Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

THE INTERNET MARKETER!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang