prolog

6 2 1
                                    

Seorang gadis sedang meringkuk dibalik selimut tebal yang membungkus hampir seluruh badannya. Hanya kepala bagian mata keatas yang tidak tertutupi oleh selimut tebal.

Suara bising tv terdengar samar-samar terkalahkan dengan suara tetesan air yang mengguyur bumi dengan derasnya. Tak lupa kilatan diseratai suara gemuruh seolah menggambarkan bahwa langit sedang murka terhadap bumi.

Suara rintihan kesakitan dibalik selimut tak terdengar terkalahkan suara hujan disertai suara gemuruh petir. gadis manis yang biasa di sapa Jeje itu semakin meringkuk layaknya bayi tak bisa berbuat apa-apa.

Bantalnya telah basah karena air mata yang sedari tadi terus menetes. Bukan kali pertama ia merasakan sakit seperti ini hingga meneteskan air mata. Hampir setiap bulan ia akan tersiksa seperti ini. Ah tidak, bukan hampir. Tapi setiap bulan ia memang merasakan sakit yang teramat sakit saat datang bulannya tiba.

Lampu yang masih padam sedari pagi menambah kesan dinginnya ruangan itu. Sore ini makassar seolah ditegur oleh alam. Hujan dan petir seolah tak ingin berhenti menampakkan diri. Angin yang bertiup dengan kencangnya sedang mengolok makassar yang panas.

Rasa sakit yang jeje rasakan semakin bertambah menyadari ia akan mati konyol dirumah seorang diri. Ayahnya sedang dinas diluar kota. Dan bundanya tak akan melepaskan ayahnya.

Mereka adalah keluarga yang bahagia. Maybe. Menurut pandangan orang lain lebih tepatnya, tidak dengan Jeje sendiri. ia merasa hidup seorang diri didalam rumahnya. Kedua orang tuanya selalu sibuk dengan urusannya masing-masing.

Ayahnya seorang PNS dan ibunya memiliki butik yang membuat keduanya jarang dirumah. Hanya malam. Sekali lagi ditekankan. Hanya malam hari dimana Jeje sudah sibuk dengan kegiatannya dikamar atau mencari hal-hal yang bisa membuatnya tak bertemu kedua orang tuanya.

Yah sebut saja Jeje bodoh. Selama seharian tak bertemu ia memilih menghindar. Bukan tanpa alasan, dulu. Dulu sekali semuanya berjalan dengan sangat membahagiakan. Ayahnya memang selalu sibuk, namun bunda tak sesibuk sekarang. Butiknya semakin ramai setiap harinya yang membuat Jeje merasa terabaikan.

Gadis manja yang biasanya disuap dengan sendok perak, kini berganti menjadi gelandangan. Sungguh miris. Kisah cintanya pun semakin apes setiap harinya.

..................................

Baca aja dulu. Di vote alhamdulillah. Di koment gue langsung sujud syukur.

Bab ini trkhir di edit juni 2018. Syukur alhamdulillah masih bisa dilanjutkan ditahun 2024 ini 😭😭
Yah walaupun udah lupa ini arahnya mau kemana.
Bismillah ajalahhhhh

Hehehe.

-Cana Asnan

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 14 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PILUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang