[10] Rain With Us [SasuHina]

1.7K 110 4
                                    

Warning: Typo bertebaran, OOC, gaje, de el el.

Selamat membaca.

-

-

Suara teriakan sang pelatih basket memenuhi gym. Konan -sang pelatih- memberikan arahan untuk para pemain yang sedang latihan. Tak lupa suara peluit yang menggelegar di dalam gym.

Suara pantulan bola basket diiringi suara sepatu berdecit disertai peluh yang bersarang di wajah dan sekitarnya tidak menyurutkan semangat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Suara pantulan bola basket diiringi suara sepatu berdecit disertai peluh yang bersarang di wajah dan sekitarnya tidak menyurutkan semangat.

Pintu terbuka menampilkan sosok gadis berambut indigo yang diikat.

"Gomenasai minna-san

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Gomenasai minna-san. Aku datang terlambat." ucap gadis itu -Hinata- sambil menunduk.

Pergerakan mereka terhenti dan menatap ke arah Hinata.

"Tidak apa-apa, Hinata-chan. Hari ini kau bertugas mengawasi mereka menggantikanku." ucap Konan sambil mengambil tas dan berjalan ke arah pintu gym dan melewati Hinata. Para pemain segera melanjutkan apa yang mereka lakukan yang sempat terhenti.

"Kantoku (Pelatih), kau akan kemana?" tanya Hinata sebelum Konan meraih gagang pintu.

"Aku harus pergi, ada urusan penting yang harus kukerjakan." Jawab Konan sambil menatap Hinata. Lalu, ia keluar dari gym.

Hinata segera berjalan ke tempat Konan berdiri saat latihan. Hinata mengambil clipboard yang berisi tentang perkembangan dan menu latihan untuk para pemain. Gaara yang sedari tadi mengobrol dengan pelatih klub basket Putra pun menatap Hinata dengan pandangan yang sulit diartikan.

'Sepertinya dia terlalu banyak pikiran.'

-The Famous Girl-

Suara peluit memenuhi pendengaran para pemain putri yang sedang berlatih. Mereka langsung berjalan ke bench.

"Kerja Bagus, minna!" seru Hinata sambil menatap mereka satu persatu.

"Hinata, kalau membuat menu latihan jangan terlalu berat. Hah.. Capeknya!" keluh Ino sambil mengambil botol minuman dan handuk disusul oleh para pemain lainnya.

The Famous GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang