|12 ● 'More Than This'|

3 2 0
                                    

Arlene menatap kotak makan di depannya. Harum makanan tersebut sungguh menggoda. Siapa yang tidak suka dengan ayam goreng? Dan tentu saja makanan itu termasuk ke dalam list makanan kesukaan Arlene.

Ia memang tadi pagi belum sarapan, alasannya bukan karena buru-buru berangkat ke sekolah kali ini, melainkan karena tadi dia belum lapar.

Memang kadang-kadang ia menjadi gadis yang keras kepala. Untungnya tadi Andrio membawakannya ayam goreng buatannya sendiri. Andrio memang sangat lihai dalam hal memasak. Dia memang seorang lelaki, sedangkan Arlene adalah seorang perempuan. Arlene tidak dapat memasak padahal ia sudah kelas 12 sekarang.

Ibunya pernah menawarkan nya untuk mengikuti kursus memasak, tapi Arlene menolaknya, ia tidak mau menghambur-hamburkan uang untuk sesuatu yang sebenarnya bisa dipelajari sendiri.

Perlahan ia membuka kotak makan berwarna biru itu.

Hm. Ayam goreng saus mentega.

Makanan kesukaan Arlene.

Baunya saja sungguh menggoda, apalagi rasanya.

Perlahan ia pun mencuil sedikit bagian ayam tersebut lalu memakannya.

Damn.

Arlene tercengang akan rasanya.

"Enak bat sumpah" katanya pada dirinya sendiri.

Nara yang tadi sedang asyik dengan handphonenya pun perlahan melirik Arlene dari sudut matanya.

'Apaan tuh? baunya gakuna' batin Nara

"Ey, apaan noh? Makan gak bagi-bagi lagi" solotnya.

"Ayam" jawab Arlene singkat sambil meneruskan kegiatannya.

"Bagi dong laper nih"

"Eits, gaboleh, minta sana sama Andrio! Atau nggak, tunggu aku sampai kenyang dulu ntar kalo ada sisanya aku kasih"

"Hah? Andrio? Andrio? Ciee dikasih makan sama Andrio swit switt" kata Nara sedikit berteriak bermaksud mencari perhatian orang-orang di kelasnya.

"Nggak usah toa kenapa sih?"

"Ciee.. cieee.. dikasih makan sama Andrio swit swit" kata Freddie yang tiba-tiba datang mengikuti gaya bicara Nara tadi.

"Cie cieee ngomongnya samaan swit swit" balas Arlene.

"Daripada yang dimasakin makanan, lebih so sweet"

"Hah dimasakin? Itu masakannya Andrio? Cieelahh dimasakin" balas Nara lagi.

Pipi Arlene merah. Marah bercampur malu.

"Apaan sih, ribut tau nggak, ganggu orang makan!"

"Hehehe enak nggak ayam nya?" tanya Nara penasaran.

"Enaklah, apalagi dimakan sendiri" timpal Freddie.

"Iya dong makin puas" timpal Nara lagi lagi

"Iyalah, orang dia bilangnya ayamnya cuman buat aku" kata Arlene mengelak

"Ish, enakan juga ayam yang di warung tegal semalam"

"Ih belum dicoba langsung komentar" bantah Arlene.

Arlene terus melanjutkan kegiatan makannya tanpa mempedulikan teman-temannya yang sudah menatapnya dengan tatapan yang tak terjelaskan.

Sejujurnya Freddie ingin sekali meminta ayam itu dari Arlene, tapi karena gengsi ia mengurungkan niatnya itu.

Begitupun dengan Nara, tapi berbeda dari alasan Freddie karena ia ingin temannya itu menikmati makanannya. Mengingat dia belum sarapan tadi pagi.

Arlene mengambil potongan terakhir ayamnya tersebut lalu mengunyah nya. Setelah itu menutup kotak makannya dan menyimpannya di dalam laci mejanya.

Smell Of Your PerfumeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang