Para yeoja itu mengadakan pesta piyama malam ini. Dan karna pesta itu, Khairi dan Nina harus meluangkan waktu kerjanya demi menghadiri pesta piyama ini. Walaupun pesta ini bukan resmi, tetapi tetap saja Khairi dan Nina harus ikut. Itu karna pesta ini dibuat oleh sahabatnya, Helma. Dialah yang mengadakan pesta ini dirumahnya, karna orang tuanya sedang pergi.
Khairi dan Nina memasuki sebuah rumah milik keluarga Helma. Khairi menekan bel rumah itu. Dan semenit kemudian keluar seorang yeoja yang terlihat kacau.
"Oh, kalian sudah datang rupanya. Ayo masuk." Helma menyambut mereka dengan baik. Khairi dan Nina pun segera masuk kedalam rumah Helma. Itu kali ketiga mereka masuk kedalam rumah itu.
"Kau sedang apa? Kau terlihat berantakan sekali." Tanya Nina yang memandang Helma dari atas sampai bawah.
"Eh. Itu, kami sedang membuat kue."
"Kami?"
"Ya, kami bertiga." Jawab seorang yeoja yang keluar dari dapur kemudian disusul oleh satu yeoja lagi.
"Apa kami terlambat?" Tanya Khairi.
"Tidak. Kami baru saja memulainya." Jawab Wanda. "Tapi begitulah. Anak itu mengacaukan semuanya. Dan terpaksa kami membuat ulang."
"Hey, sudah ku bilang itu tidak sengaja." Sanggah Helma.
"Yayayaya. Memang tidak sengaja." Sahut Fitri.
Khairi dan Nina berpandangan. Kemudian mereka yang mengambil alih untuk membuat kue itu. Khairi dan Nina merasa bersyukur karna mereka kerja ditoko kue, jadi mereka bisa membuat salah satu kue terlezat yang ada di toko di tempat mereka bekerja paruh waktu.
Khairi melihat bahan-bahan untuk membuat kue yang telah ada dimeja. Dan ternyata ada beberapa bahan yang kurang. Ia pun berjalan keluar.
"Mau kemana?" Tanya Helma.
"Emm, bahannya ada yang kurang. Jadi aku ingin membelinya dulu."
"Biar aku saja yang beli." Sahut Fitri. Kemudian dia masuk kedalam kamar Helma, dan keluar dengan pakaian yang bersih.
Khairi memberitahu beberapa bahan yang kurang. Fitri mencatatnya. Setelah itu ia langsung pergi keluar tanpa berpamitan lagi.
Ia masuk kedalam mobilnya, menyalakan nya, kemudian menjalankannya. Ia membawa mobil itu ke sebuah mini market yang terletak tidak jauh dari rumah Helma. Ia memarkirkan mobil itu, lalu turun.
Ia melangkahkan kakinya masuk dan langsung mencari bahan yang kurang. Setelah menemukan semuanya, ia berjalan ke bagian snack dan membeli beberapa snack serta minuman. Ia membawa belanjaannya kekasir dan menyodorkan sebuah Credit Card miliknya.
Setelah selesai dengan urusan membayar, Fitri berjalan keluar. Ketika dia hampir sampai dimobilnya, tiba-tiba sebuah buku jatuh menimpa kepalanya.
"Aish, appo." Ujarnya sambil mengelus kepalanya yang sakit. Kemudian Fitri memandang keatas untuk melihat siapa yang melemparnya. Tetapi nihil, ia tidak menemukan siapa-siapa.
Ia kemudian memandang kebawah dan menemukan buku itu, lalu mengambilnya. Fitri berjalan memasuki mobilnya dengan masih memegang buku itu. Didalam mobil, ia memandang buku itu terus menerus, hingga akhirnya dia lelah sendiri.
"Ah sudahlah. Simpan di Give Pocket saja dulu." Ia kemudian mengucapkan sesuatu, dan tiba-tiba saja sebuah benda melayang seperti lemari muncul disampinya. Ia membuka pintunya memasukkan buku itu kedalamnya lalu kembali menutupnya. Kemudian ia kembali mengucapkan sesuatu, dan benda yang muncul disampingnya tadi kembali menghilang.
.
.
Malam sudah tiba. Kini mereka semua sedang bermain-main dikamar Helma, dan tentu saja mereka semua memakai piyama. Banyak makanan tertata dilantai kamarnya, ada kue beras, snack, soda, ramyeon, jjangmyeon, dan masih banyak lagi.Mereka semua melakukan aktivitas yang berbeda-beda. Khairi fokus menonton drama di televisi, Nina dan Helma asik memakan makanan yang tersedia, Wanda sedang memainkan hpnya sambil senyum-senyum sendiri, sedangkan Fitri dia sedang melamun kan sesuatu.
"Aku keluar sebentar ya." Ujar Fitri yang tanpa kesetujuan yang lain langsung melengos keluar.
Fitri keluar dari kamar dan langsung menuju kedapur. Ia terdiam disana sebentar, lalu kembali membuka Give Pocket nya. Ia mengambil buku itu dan membawanya kedalam kamar.
"Aku ada buku nih, baca bareng yuk." Ajak Fitri.
"Buku apa itu?" Tanya Helma
"Tidak tahu." Jawab Fitri jujur. Ia lalu memandang buku itu. "Aku menemukannya tadi."
"Kajja, kita baca sama-sama." Ujar Wanda yang telah menyimpan hp disakunya.
Mereka semua duduk melingkar dilantai. Lalu Fitri meletakkan buku itu ditengah-tengah dan membukanya. Tiba-tiba, muncul cahaya yang sangat menyilaukan. Sontak mereka mengangkat tangan mereka dan menutupi mata mereka. Tapi sedetik kemudian, mereka tertarik masuk kedalam buku oleh cahaya itu. Saat mereka membuka mata mereka, mereka sudah tidak duduk lagi dikamar Helma. Melainkan sedang melayang diudara.
Dan...
Bugh..
Bugh..
Bugh..
Bugh..