13

9.4K 533 25
                                    

●Author POV

Ae Ri pun kembali bermanja pada Jimin. Mereka berjalan dengan langkah kaki yang sepadan. Ae Ri melingkarkan kedua tangannya ke pinggang kanan Jimin dan senantiasa Jimin pun melingkarkan satu tangannya ke pinggang kiri Ae Ri, sedangkan satu tangannya lagi sibuk memegang tangan Ae Ri yang melingkar dipinggang kanannya.

Sulit dipercaya mereka akan menjadi seperti ini. Mereka seperti pasangan suami istri yang baru saja menikah–padahal mereka sudah menikah sekitar lima bulanan. Mungkin ini yang dinamakan cinta sejati, mungkin ini namanya yang dulunya sering bertengkar akan menimbulkan benih-benih cinta diantara keduanya.

Siapa sangka jalan Tuhan memang tak selalu mulus untuk mencapai apa yang diinginkan manusia. Sekeras apapun kau mencobanya bahwa dia adalah jodohmu kelak maka sesulit itulah kau akan menempuhnya.

Apa yang telah terjadi makan terjadilah. Apa yang kalian rasakan maka itu murni dari lubuk hati kalian yang paling dalam. Sulit membedakan perkataan yang jujur dan kebohongan, mereka berdua sama saja. Diluarnya kalian mengatakan yang lain tapi hati kalian malah berkata sebaliknya. Mulut bisa berbohong tetapi tidak dengan hatimu.

Dua pasangan yang tengah dimabuk asmara kini memperlihatkan cinta dan kasih sayang mereka masing-masing. Mereka akhirnya sampai dikamar. Jimin berpindah tangan ke atas pundak Ae Ri namun tangan Ae Ri masih setia bertengker dipinggang Jimin. Setelah mereka berada diujung kasur, Jimin menuntun Ae Ri untuk duduk.

"Duduklah. Aku ingin menunjukkan sesuatu untukmu," ucap Jimin seraya mengusap kepala Ae Ri.

"Apa itu?" Ae Ri tampak menengadah ke atas karena kebingungan. Apa yang sebenarnya Jimin ingin tunjukkan padanya? Pikirnya.

Jimin mendekati laci yang berada tepat disamping tempat tidurnya. Ponsel yang dari tadi mengganggunya akhirnya ia letakkan tepat diatas nakas. Ia mulai membuka laci tersebut dan mengambil sesuatu didalamnya. Ia memegang sebuah kotak persegi empat itu–lalu membukanya untuk memastiskan benda tersebut masih ada didalamnya. Kotak yang berwarna biru dongker itu ia dekatkan ke depan Ae Ri.

"Nam Ae Ri. Bukan, maksudku Park Ae Ri istri dari Park Jimin. Bersediakah kau menjadi pendamping hidupku selamanya, menemaniku sampai tua nanti hingga ajal memisahkan kita berdua?" ucap Jimin berlutut sembari membuka kotak berwarna biru itu tepat di depan Ae Ri.

Ae Ri dibuat tercengang. Manik matanya mulai berkaca-kaca. Ia terisak dan mengingat semua kejadian yang pernah terjadi padanya dan juga pada Jimin. Ia kembali mengingat dimana masa-masa itu sangat sulit ia hadapi tetapi dia tetap bersiteguh mempertahankan pernikahannya. Jimin yang melihat Ae Ri dengan mata berkaca-kaca akhirnya turut larut dengan kesedihan yang diderita Ae Ri selama ini.

Betapa teganya aku memperlakukan istriku selama ini. Batin Jimin seakan terkoyok belati tajam. Ia tidak menyangka Ae Ri akan bertahan selama ini untuk menghadapi semua perbuatannya. Jimin mulai menitihkan air matanya begitu pula dengan Ae Ri yang sedari tadi menjatuhkan air matanya. Deras sangat deras.

●Ae Ri POV

Hikkkkksss. "Jimin-ah... apa kau baru..." hikssss... "Apa kau baru saja melamarku?" ledekku dengan isakan tangisku.

Jimin mengangguk dengan mantap. "Aku ingin kita memulainya dari awal. Aku ingin kita membangun rumah tangga kita agar lebih baik lagi, aku ingin kita selalu seperti ini. Selamanya."

Kotak tersebut masih terbuka lebar. Aku masih menangis sejadi-jadinya. Menangis akan kebahagian yang baru tercipta.

"Apa kau ingin berjanji satu hal padaku?" ucapku.

"Apapun itu chagiya, aku akan berjanji padamu."

Aku teperanjat sehingga membungkam bibirku. Ini benar-benar seperti mimpi bahwa Jimin akan berjanji untukku. "Jangan pernah meninggalkanku walau hanya sedetik saja," lirihku.

My Vault Sky [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang