Setiap kali Wendy melihat jalan raya melalui jendela mobil, ia akan teringat semuanya. Ia teringat akan kejadian-kejadian aneh dan janggal yang telah terjadi kepadanya enam bulan yang lalu. Sekarang setelah dipikir-pikir, kejadian-kejadian itu, meski sangat menakutkan, terasa lumayan menyenangkan. Menyenangkan karena ia telah melewati semuanya dan mengetahui bahwa akhirnya tidaklah seburuk itu.
Di depan Wendy, di kursi pengemudi, duduk ayahnya yang sedang melirik Wendy sekilas melalui spion tengah. "Sedang melamunkan apa? Restoran yang sebaiknya kita kunjungi setelah kau berbelanja?"
Wendy mengangkat kedua alisnya. Lalu, sebagai respon dari pertanyaan itu, ia terkekeh. "Tidak benar namun tidak pula salah,"
Ibu Wendy menoleh ke belakang dan membalas, "Kau sebaiknya tahu bahwa kita tidak akan pergi ke tempat lain sebelum menemukan gaun yang cocok untukmu, Wendy,"
"Ibu, ini hanyalah pesta Homecoming. Dan aku masih kelas sembilan. Kita tidak perlu terlalu heboh akan hal ini, oke? Siapkan saja semua itu untuk pesta prom ketika nanti aku akan lulus SMA,"
Mendengarnya, ibunya berbalik sekali lagi dan memasang tampang seolah tak percaya dengan omongan Wendy. "Memang apa yang salah dengan tampil hebat untuk sebuah pesta? Kau akan melihat penampilanmu dan merasa senang dan luar biasa. Pokoknya harus luar biasa, kau dengar? Harus," Ia kembali menghadap ke jalan raya dan melanjutkan, "Selain itu, penampilanmu akan memukau cowok yang akan pergi denganmu ke pesta. Siapa namanya, lagi?"
"Bim,"
"Ya, Bim. Kau bilang ia datang dari kota lain, bukan? Kalau begitu kau harus membuat perjalanan panjangnya ke sini menjadi sangat mengesankan,"
Wendy memutar kedua bola matanya. Ayahnya ikut masuk ke pembicaraan, "Ia datang jauh-jauh dari luar kota untuk ke pesta Homecoming di sekolahmu?" Wendy menangkap keterkejutan dalam suaranya.
Ia menyengir ke arah jendela, tersipu malu. "Dekat pinggiran kota dan bukannya di luar. Jauh dari sini, lebih tepatnya,"
"Ada-ada saja kalian ini," gumam ayahnya pelan.
"Tapi mereka sangat lucu," timpal ibu Wendy. "Mereka berdua bertemu di penampungan. Hebat, bukan? Semua orang dari berbagai daerah berkumpul di satu tempat. Siapa yang tahu kau akan mendapatkan teman kencan?"
Sebuah senyuman kecil terbentuk di wajah Wendy. Ibunya tidak tahu bahwa pertemuan mereka yang sebenarnya bahkan jauh lebih lucu dari pada itu. Setidaknya begitulah bagi Wendy.
Beberapa bulan yang lalu, saat para warga kota telah dibebaskan keluar dan Wendy serta Bim hendak berpisah ke tempat mereka masing-masing, Bim memberikan kontaknya, dan mereka berdua sudah sering berhubungan semenjak itu. Entah mengapa bisa terpikirkan untuk pergi ke Homecoming bersama.
Tetap saja, Wendy tidak keberatan dengan semua itu. Ia tidak keberatan dengan ibunya yang bersikeras meyakinkan bahwa ia harus tampil hebat di pesta nanti. Ia tidak keberatan untuk mendengar gemuruh tawa ayahnya ketika mendengar celotehan mereka berdua. Wendy sama sekali tidak keberatan untuk berkumpul dengan kedua orangtuanya. Beberapa waktu yang lalu, ketika telah dikirim kembali ke rumah, Wendy sangat lega untuk mendengar kabar resmi bahwa kedua orangtuanya aman dan selama ini berada di penampungan di negara yang sebelumnya mereka datangi.
Melihat dari berita di media, orang-orang di negara lain menganggap bahwa keadaan di Amerika kala itu benar-benar luar biasa ganjilnya, dan mereka takut bahwa virus akan menyebar luas, sehingga pemerintah di sana berusaha keras untuk mengamankan warga-warganya dan menyuruh mereka untuk berdiam diri di rumah hingga ada kejelasan mengenai peristiwa yang ada di Amerika.
Beberapa mengatakan bahwa itu adalah akibat dari kesalahan dan kebocoran alat di laboratorium uji coba. Beberapa berteori bahwa ada yang ingin menghancurkan Amerika. Pendapat-pendapat lainnya muncul di kemudian hari ketika keadaan telah menjadi lebih baik dari sebelumnya, hampir-hampir mendekati normal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Empty Street
Science Fiction'Saat melihat pemandangan di luar, lututnya tiba- tiba melemas dan ia pun terjatuh pelan di depan pintu' Wendy Train terbangun suatu pagi dengan menyadari beberapa hal yang ganjil. Orang tuanya sedang pergi ke negara lain dengan alasan pekerjaan, ja...