3. Bad mood

9 2 0
                                    

Reyna membaca surat dari orang tuanya yang mereka tinggalkan di atas meja makan.
'Maaf ya Rey kami gak bisa rawat kamu, kami hanya pergi ke surabaya selama seminggu hanya seminggu'

Reyna mengendus kesal setelah membaca surat itu.

"Non ayo berangkat nanti telat!" ucap supir Reyna yang akan antar jemputnya sekolah.

Reyna berangkat menuju sekolah menggunakan mobil, sial nya di saat seperti ini kenapa Jakarta harus mecet sih. Reyna tambah kesal sekarang, yang tadinya mood nya nunduk, kini jongkok.

                              ∆∆∆
Tidak orang tua atau pun Reihan sama sama menjengkelkan. Pagi pagi dia sudah nangkring di dikursi Reyna tepatnya didalam kelasnya.

'Ngapain sih tu cowok disini?' rutuknya kesal.

"Minggir!" ucapnya pada Reihan datar, Reihan berdiri dan kini Reyna menyimpan tasnya lantas duduk di kursinya.

Reihan duduk di sebelah Reyna di kursi milik temannya.

"Kenapa?" tanya Reihan memandang  Reyna yang kini tengah sibuk dengan ponselnya.

"Nothing!" jawabnya tanpa melihat Reihan terlebih dahulu.

"Why honey?" tanyanya sok inggris membuat teman teman sekelasnya terkejut tidak percaya.

Reyna berdiri dan menarik Reihan keluar dari kelasnya.

"Apa apaan sih, lo ini bikin malu aja!" kesalnya membuat moodnya semakin parah menjadi tiarap.

"Emangnya kenapa kalo aku panggil kamu honey huh?"

"Emangnya lo siapa gue?"

"Kamu lupa ya kemarin kan kita baru jadian, dan sebaiknya jangan pake bahasa lo gue kesannya gak akrab!" para sahabat Reyna yang kepoan itu mendenagarkan pembicaraan mereka di balik pintu kelas.

Reyna kembali kesal dia mengerutkan keningnya tipis, kini ia hendak masuk menuju kelasnya, tapi niatnya terhenti ketika Reihan meraih tangannya dari belakang.

"Kok kamu gitu sih, cuek banget!" bentak Reihan pelan pada Reyna.

"Kamu tuh pemarah banget ya !" ucap Reyna lantas pergi menuju kelasnya.

Reyna tidak bisa fokus untuk mengikuti pelajaran hari ini, dia terus berfikir tentang apa yang ada di dalam hatinya 'mungkinkah' benaknya tidak jelas.

Kini pelajaran pertama sudah selesai dengan waktu yang lama, kini bel istirahat telah berbunyi dengan cepat para siswa siswi yang tengah ada di kelasnya langsung merapikan tempat belajarnya dan pergi entah kemana juga sama dengan sang guru.

Reyna melamun tidak jelas, membuatnya terlihat sedikit aneh.

"Rey!" panggil teman laki lakinya yang kebetulan satu eskul dengannya.

Reyna berbalik menghadap pada sosok yang memanggilnya tadi. Tidak ia sangka jika dirinya sekarang sedang diawasi oleh Reihan di pintu masuk kelasnya.

"Iya ada apa?" tanyanya tersemyum paksa.

"Jangan maksain senyum kalo lo gak niat!" saran Reza teman Reyna yang paling dekat diantara teman laki laki lainya.

"Iya sorry!"

"Lo masih simpen buku sejarah tentang bangunan roman?"

"Ada!" Reyna manggambil buku sejarah itu dari tas nya lalu memberikan nya pada Reza. 

"Lo dah bilang sama Bu Rita?" tanya nya khawatir ia akan kena omel.

"Udah tenang aja!" ucapnya lantas memasukan buku tadi kedalam tasnya.

"Duluan ya bye!" Reza menepuk bahu kiri Reyna pelan, lantas Reyna tersenyum pada Reza, kini senyumannya asli tidak dibuat buat.

Reihan berkata pada dirinya sendiri ketika melihat aksi itu dengan mata kepalanya sendiri 'berani beraninya dia pengang cewek gue' rutuk nya dalam hati.

"Cie!" ucap sahabatnya kompak.

"Apaan sih!" responnya singkat tidak suka.

"Kantin yuk, eh btw lo tadi debatnya sama cowok lo Reihan. Mana PJ nya?" ejek Miha, Reyna memutar bola matanta kesal.

Mereka keluar kelas menuju kantin, betapa terkejutnya mereka ketika melihat Reihan ada di pinggir pintu tepatnya jendela dekat pintu.

Reihan menarik Reyna menjauh dari teman temannya dan kini membawanya pergi ke taman belakang untuk bisa berduaan.

Kini Reyna yang merasa bersalah telah acuh tak acuh pada Reihan tadi pagi, begitu juga dengan Reihan dia juga merasa bersalah telah membentak Reyna tadi pagi walaupun pelan.

"Maaf ya tadi pagi!" ucap mereka bersamaan, sejenak mereka bertatap muka yang pada akhirnya teralihkan kembali dan pergi menuju kantin mengisi perut mereka.

Dikantin beberapa wanita memandang mereka aneh gimana engak Reihan memengang tangan Reyna dari taman belakang menuju kantin.

"Oh jadi kayak gini tipenya Reihan, gak cocok. Rei mending sama aku aja!" terjak salah satu cewek yang kebetulan cabe dan mengincar Reihan sejak kelas 10.

Reihan hanya melirik siswi itu kesal rasanya ingin mencekiknya hingga sesak.

Mereka duduk lalu tidak lama makanan yang mereka pesan tiba juga para sahabat Reyna yang menjengkelkan tapi setia itu.

"Reyna PJ!"

"Yaudah pesen aja!" jawab Reihan membuat para sahabat Reyna senang dan membuat Reyna aneh.

"Tapi makannya jangan di sini!" usirnya.

"Iya, Thank you Reihan!" dengan cepat mereka pergi menuju salah satu kios dan memesan makan lantas memberitahu yang bayar Reihan.

"Kenapa di kasih?" tanya Reyna cemas.

"Sesekali!"

"Kalo uang kamu abis atau gak cukup gimana?" tanya Reyna kembali ketika melihat pesanan yang sahabatnya pesan, Reyna tidak mencemaskan makanan yang dia pesan karena dia hanya memesan satu roti dan satu milk shake.

"Perhatian banget!" balas Reihan memandang Reyna dengan senyumannya.

"Bukan gitu.." Reyna yang dipandang seperti itu jadi salfok pada Reihan, dia mencoba mengalihkan pandangannya tetap tidak bisa.

Mungkin disini udah mulai timbul cinta ya! Hah😀
Tapi jangan lupa like and coment 😁

My solitude girlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang