Pemeran utama dalam sebuah cerita adalah Tokoh Protagonis, itu yang orang-orang sebut sebagai aturan dasar cerita.
Alasannya simple, ketika Protagonis menjadi tokoh utama, mereka akan mudah mengambil amanat tanpa perlu berpikir dua kali atau lebih. Karena Protagonis adalah orang yang baik secara aturan.
Lagi-lagi aturan kan?
Lalu, bagaimana dengan Tokoh Antagonis? tidakkah bisa menjadi yang utama? haruskah peraturan yang secara konstan turun-temurun menjadi sebuah acuan dalam segala hal?
Jika iya, bagaimana kalau aku menolak?
Bagaimana kalau aku inginkan perbedaan?
Aku harap protes kalian tidak sebatas permukaan yang terlihat datar.
Menyelamlah, maka kalian akan melihat bagaimana kedataran itu berbaur dengan akibat yang terbilang cukup rumit.
Jika kalian mau berenang, aku yakin kalian akan menemukan sebabnya.
****
Pagi itu berjalan seperti biasa, aku bangun dari tidur tak nyenyak-ku kemudian mandi, sarapan dan bekerja.
Hal yang berbeda pertama adalah aku bekerja, dalam artian aku benar-benar bekerja, berangkat kerja ke kantor dan mengerjakan segala pekerjaan yang selama ini selalu dikerjakan sekretaris pribadiku tanpa perlu repot-repot kuurus sendiri.
Hal yang berbeda kedua adalah aku berubah menjadi zombie, itu yang Andrew Matthew katakan padaku pada sesi konsultasi kemarin. Pasalnya aku terlihat tak bergairah dan kosong-menurutnya, dan kata-kata yang keluar dari mulutnya cukup membuatku terkikik geli yang kemudian malah membuat Andrew shock.
Oke, itu terdengar menggelikan. Aku berubah menjadi zombie yang sedang bekerja dengan sangat serius sekarang.
Tik tik tik tak tak tak tik tik tik
"Presdir!"
Tik tik tak tak tik tak tik tik tak
"Presdir!"
Tik tak tak tak tik tik tik tak
"Mr. Renauld!"
Aku mendongak,
"Apa?!""Ma-af Pak, meeting produk musim dingin akan segera dimulai. Tim produksi dan para staf sudah berkumpul di ruang rapat." ujar Seth-sekretaris pribadiku gugup.
Aku mendelik ke arahnya, berdiri kemudian merentangkan tangan, memberi Seth kesempatan untuk memakaikan jas di tubuhku.
Seth mulai mengambil berkas yang diperlukan di atas meja kerja, menutup laptop yang sedari tadi menyala dan mulai mempersilahkan diriku untuk berjalan di depan ketika dia sudah siap dengan bahan rapat kali ini.
Aku bekerja sungguhan sekarang.
***
Mrs. Lussy Wilton hari ini memanggilku untuk datang ke kantornya, itu sebabnya aku sekarang berdiri di depan pintu bertuliskan ruang kepala sekolah yang berada tepat di ujung kanan lorong lantai dua. Aku gugup, tidak pernah diriku segugup sekarang. Rasa bersalah mulai menjalar ke hatiku yang diikuti rasa nyeri-membuatku meringis. Aku gelisah.
Dengan langkah berat aku memasuki ruangan untuk mendapati bahwa Spencer berada di sana, berdiri dengan setumpuk buku tebal yang berada di atas kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
NOTE
Mystery / ThrillerUntuk para pecinta kisah Thriller/Mystery. Saya ingin membisikkan suatu rahasia. Rahasia mengenai kisah saya kali ini. Ketika pertama kali kalian membacanya, mungkin kalian akan bingung dengan genre cerita yang terkesan sad romance dan ecek-ecekan. ...