Today With Them

240 116 38
                                    

Bahkan ketika saat-saat ini begitu indah, mereka akan tetap menjadi jahat ketika sudah tiada.

Kayla berjalan diatas rumput hijau, mengenakan sweater biru dongker, lengkap dengan tas slempang kecil disisi kiri pundaknya.

Dalam pandangan yang tidak cukup jauh, ia mendapati Rey yang tengah terduduk disebuah kursi panjang berwarna putih, mengenakan tas gemblok hitam, tidak lupa dengan kruk yang ia pegang dikedua pergelangan tangannya. Kayla menghampirinya.

"Rey.."

Dengan intonasi yang rendah, hampir tanpa nada, seperti biasanya Kayla selalu memanggilnya seperti itu.

"Eh, Kay. Gue pikir lo nggak jadi dateng."

"Lo udah lama, disini?"

"Enggak kok, gue baru aja dateng."

"Lo dianterin siapa?"

"Gue dianterin pak Toni. Tapi dia lagi ada urusan katanya, nanti juga balik lagi kok buat jemput gue."

"Oh, begitu."

"Udah ayo kita belajar. Ajarin gue Kay, Hehe." Sambil membuka tasnya mengambil sebuah buku.

Rey kadang cuek, jutek. Tapi kadang dia juga ramah. Dan sore ini, ia sedang menggunakan sifat ramah dan baik hatinya untuk Kayla.

"Nggak, gue nggak mau." Ketus Kayla.

"Maksudnya? Lo nggak mau ngajarin gue gitu?"

"Iya. Gue nggak mau ngajarin lo matematika."

"Lah, terus?" Rey bingung.

"Gue maunya ngajarin lo jalan, hehe." Cengir Kayla.

Kayla langsung mengambil kedua kruk milik Rey, dan meletakannya di atas rumput hijau. Lalu ia mengambil kedua pergelangan tangan Rey untuk kemudian membantunya berdiri dan berjalan perlahan. Sedikit demi-sedikit mereka berdua mulai menyusuri halaman taman, meninggalkan kruk, tas, serta buku-buku yang seharusnya mereka pelajari.

*flashback on*

Disebuah taman yang rindang di pagi hari

"Kayla, ayo dong yang bener main layangannya!" Tegas Alva tapi seperti menyindir.

"Ih bang Alva layangannya tinggi banget sih, Kayla nggak bisa."

"Ishh kakak! Bukan abang! Emangnya kak Alva, abang-abang gorengan apa?!"

Kayla terus berlari kecil kebelakang. Sambil menarik ulur layangan dengan tatapannya yang penuh menghadap langit. Hingga tanpa diduga, kaki kananya terserimpet dengan kaki kirinya sendiri, membuat nya tersandung sampai terjungkal diatas rumput.

"Aduh! Sakitt!"

Dengkulnya tepat mengenai batu. Membuat Alva segera menghampiri, melempar benang layangannya entah kemana.

"Kamu itu, makanya hati-hati. Udah ayo, kita duduk aja disana." Alva menoleh bangku di sebelah kirinya.

Alva membawa adik perempuannya duduk diatas bangku panjang berwarna biru tersebut, mengistirahatkan diri.

"Bang, beliin Kayla es krim dong."

"Es krim?"

"Iya. Itu disana ada tukang es krim."

"Sebentar ya."

Tidak lama, Alva kembali dengan kedua tangan yang menggegam apa yang Kayla inginkan. Es krim strawberry kesukaan Kayla, dan es krim vanilla kesukaan Alva.

Seperti Musim yang Sementara [Completed]Where stories live. Discover now