Right Behind You (Part 2)

110 12 1
                                    

Jalanan Hongdae hampir tak pernah lengang terutama ketika sore hingga malam menjelang. Tempat itu akan ramai dipenuhi oleh para remaja hingga dewasa tua yang berkeliaran. Kawasan itu terkenal dengan cafe-cafe uniknya dan juga penampilan para musisi underground yang bebas mengekspresikan diri. Penampilan seorang grup band dengan seorang penyanyi wanita menarik perhatian Haejoon dan Isaac. Mereka ikut bergabung dalam kerumunan penonton. Suara tepuk tangan terdengar mengelilingi grup band itu di akhir penampilan mereka.

Si vokalis wanita yang menyadari keberadaan Haejoon tampak terkejut dan antusias ketika melihatnya berdiri di barisan paling depan. Dia berjalan mendekat ke barisan penonton, tepatnya ke tempat Haejoon dan Isaac berdiri bersebelahan.

"Anda acoustic boy yang sedang viral di SNS itu kan?" tanyanya sopan pada Haejoon yang lekas membulatkan matanya. "Benarkan?" desak si wanita sekali lagi bercampur dengan bisikan para penonton lainnya. Semua mata di sana seolah terfokus pada Haejoon. Akhirnya dengan ragu-ragu Haejoon menganggukan kepala. "Apa anda bersedia ikut bergabung bersama kami barang sebentar?"

Seruan para penonton yang meminta Haejoon bergabung seketika memenuhi telinga. Isaac yang juga penasaran dengan penampilan teman sekelasnya itu ikut-ikutan mendorong Haejoon untuk maju. Dan akhirnya Haejoon mengalah dan memilih mengabulkan permintaan semua orang yang ada di sana. Dia maju ke tengah kerumunan itu dengan canggung. Pemain gitar di grup itu menyerahkan gitar dan tempat duduknya pada Haejoon.

Sebuah stand mic diletakan di depan Haejoon. Kecintaannya akan musik mencampakan sisi dirinya yang tertutup pada semua orang. Dengan leluasa dia mencari posisi nyaman lalu memetik senar gitar di pangkuannya, memulai pertunjukan pertamanya di tempat terbuka. Beberapa penonton wanita satu per satu mengerluarkan ponsel mereka. Tapi kali ini Haejoon tampak tak ambil peduli. Dia sudah terlanjur larut dalam penampilannya sendiri.

Suara tepuk tangan yang membahana di sekelilingnya membuat senyum Haejoon mengembang hingga seluruh gigi depannya terlihat. Beberapa wanita terlihat tersenyum sambil tersipu-sipu mengakui ketampanan pria itu. Setelah satu penampilan, Haejoon dan Isaac meninggalkan kerumunan itu dan memilih melanjutkan perjalanan.

"Kau terlihat sangat bahagia saat tampil tadi," komentar Isaac di tengah perjalanan pulang mereka.

Haejoon tak lekas menanggapi melainkan hanya mengulum senyuman. "Voo Isaac," panggilnya di tengah kesunyian mereka. Isaac mendehem menyahuti. "Mau menginap di rumahku?" tawarnya membuat Isaac menghentikan langkah.

Isaac tersenyum lebar menyadari dirinya akan mendapat teman dekat secepat ini di Korea. Tanpa basa-basi pria itu menerima ajakan Haejoon dengan senang hati.

***

Isaac terperangah tak percaya dengan pemandangan di sekelilingnya saat menyambangi rumah kediaman Haejoon. Matanya terbuka lebar dan mulutnya hampir tak bisa mengatup karena terkagum-kagum. Pagar depan yang tinggi, jalan membentang ratusan meter sebelum mengantarnya menuju halaman depan yang tertata mewah. Daun pintu yang begitu besar terbuka menampakan isi rumah yang tampak berdiri kokoh dari luar. Perabotan dan hiasan rumah yang memadupadankan gaya klasik dan modern menampilkan kesan mewah abad 21.

Isaac mengekori Haejoon ke kamar pribadinya yang terasa lebih luas dari hall asrama SMA Sonyeon. Haejoon mempersilahkan pria itu duduk dan melihat-lihat sementara dirinya pergi ke dapur mengambil beberapa cemilan dan minuman dingin. Dan ketika Haejoon kembali, dia mendapati Isaac sedang memanut foto berukuran besar yang terpajang di dinding kamar.

"Jangan lihat sampai sebegitunya," tegur Haejoon enggan.

Isaac yang sempat terkejut akhirnya berjalan menyambangi sofa dan duduk di sebelah Haejoon. "Kau mirip eomma-mu," katanya sambil menjumput cemilan di atas piring dan memasukannya ke dalam mulut.

Right Behind YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang