●●●
"Ini angkotnya kok lama banget, sih..." keluh seorang gadis berseragam putih-abu itu.
Sudah hampir lima belas menit gadis berambut hitam legam ini menunggu angkutan umum. Seharusnya ia sudah bisa pulang pukul tiga sore tadi tetapi, karena ia harus latihan paduan suara di sekolah menyebabkan ia harus rela mengorbankan waktu luangnya yang hampir dua jam di sekolah setelah bel pulang.
Sekarang sudah pukul lima sore lewat tetapi, angkutan umum bewarna hijau yang biasanya berlalu-lalang jarang terlihat. Sekalinya muncul pasti sudah penuh.
Keylaㅡnama gadis ituㅡia hanya bisa menghela napas panjang, coba saja jika handphone-nya masih menyala pasti ia sudah memesan ojek online tetapi, sepertinya nasib berkata lain hari ini.
"WOI!!!"
Terdengar seruan keras dari arah kanan dan kiri, kontan kepala Keyla menengok kearah sumber suara tersebut.
Dua kubu anak SMA yang berbeda seragam sekolah saling berteriak dan berlari ke arah Keyla berdiri. Keyla mengenali seragam sekolah dari salah satu rombongan pelajar yang berasal dari arah kanan. Iya, itu adalah seragam sekolahnya dan Keyla sedikit familiar dengan wajah-wajah orang itu. Jika dilihat dari jarak Keyla berdiri ekspresi mereka semua marah, beberapa dari mereka memegang benda tumpul di tangannya.
Keyla tidak tahu apa yang harus ia lakukan saat itu, ia terlalu panik dan takut. Rasanya ia ingin menangis saat itu juga. Keyla ingin menjauh dari mereka tetapi kakinya seakan tidak mau berlari. Orang-orang itu semakin dekat dengan Keyla.
Karena ia berdiri di dekat pohon yang cukup besar, gadis itu langsung terjongkok dibelakang pohon. Ia menutup wajahnya di dalam lipatan tangan, Keyla langsung menangis dan memanjatkan doa agar ada orang yang akan menolongnya tetapi, nihil tidak ada warga sekitar di daerah ini karena kawasan ini cukup sepi tidak ada perumahan. Dari posisi gadis itu, Keyla dapat mendengar pukulan benda tumpul yang mengenai tubuh orang-orang itu dan seruan-seruan mereka yang terdengar amat jelas.
Seseorang menarik tangan Keyla dan berseru, "Keyla, cepat bangun!"
Keyla mendongakkan kepala dengan mata yang berkaca-kaca gadis itu tidak bisa melihat jelas orang yang menarik tangannya. Keyla mengerjapkan matanya beberapa kali hingga akhirnya ia tahu laki-laki yang menarik tangannya ialah Bara, teman sekelas Keyla dan juga orang yang sering disebut Raja Tawuran di sekolahnya.
Tanpa menunggu reaksi apapun dari Keyla, Bara langsung menarik tangan Keyla dengan kencang dan membawa gadis itu berlari. Keyla tidak tahu Bara akan membawanya kemana ia hanya mengikuti langkah panjang kaki Bara. Keyla sempat berasumsi jika Bara akan mengorbankan Keyla kepada pelajar-pelajar yang sedang melakukan baku hantam itu tetapi dugaan Keyla salah justru Bara menggiring Keyla ke pos satpam sekolah mereka. Untung jarak pos satpam dengan tempat tadi cukup jauh jadi tidak ada satu pun pelajar yang mengikuti mereka berdua.
"Udah tahu ada tawuran. Lo malah jongkok disitu lagi ngapain, sih?!" Napas Bara masih terdengar memburu mungkin efek dari capek berlari atau capek berkelahi.
Keyla tersentak dengan ucapan Bara, bukan karena ia takut jika Bara memarahinya tapi, karena ini untuk pertama kalinya Bara dan Keyla berbicara secara langsung. Walaupun, mereka satu kelas tidak memungkinkan bagi Keyla berbicara dengan Bara, alasannya klasik Keyla selalu takut bila berbicara dengan Bara apalagi jika mengingat reputasi Bara sebagai Raja Tawuran.
KAMU SEDANG MEMBACA
A Little Bit of Pain
Short StorySekarang aku tahu ada luka yang kau sembunyikan.