enam

174 71 33
                                    

"SIAPAPUN TOLONG TELEPON AMBULANCE!" 

--------------------------

"YELL, kita kan udah mau UTS, terus udah kelas 12, nah lomba pekan olahraga tahun ini siapa yang main? pekan olahraga tahun ini adanya bulan depan, kita belum UTS kok, dua bulan lagi UTS-nya."

"Tanya aja sama kapten masing-masing ekskul aja, Mi. Tapi kalo kata gue kasih ke angkatan kita aja, kenang-kenangan. UTS masih agak lama ini kan?"

Cewek itu mengangguk lalu berterimakasih. Dia Ketua Sekbid Prestasi Akademik SMA Pancasila, Rahmi Meliani namanya. Setelah urusannya selesai, ia keluar dari ruangan kelas Rahiel.

Rahiel membaca laporan pekan olahraga milik SMA Pancasila yang dibuat oleh Rahmi. Cewek itu menarik napasnya. Terkadang Rahiel merasa lelah juga mengurus keperluan sekolah seperti ini.

Tapi karena ini kewajibannya, ia harus menjalaninya dengan ikhlas dan semangat.

"Ketua OSIS sih, sibuk," Ledek Anya. Caca, Tasya, Lisa, dan Fina tertawa. Rahiel menekuk mukanya. "Iya nih sibuk, doi gue ga ke urus."

"Lah lu punya doi lagi? Cepet bener! Ga bilang-bilang lagi sama kita!" protes Tasya. 

"Punya itu. Rivzy," ledek Lisa iseng. 

"Lisa! Apa sih," Rahiel menggerutu.

"Abisnya ya, dia itu cowok paling ganteng satu sekolahan, tapi gak punya pacar. Terus tiba-tiba lo sama dia kepergok beduaan di belakang tangga. Ngapain coba?

"Gak ngapa-ngapain ...  Lagian ya itu cuma gosip. Dia bukan apa-apa gue, serius deh."

Lisa tertawa.

"Nih titipan lo Yell," Lisa memberikan cilok dan es jeruk titipan Rahiel. Rahiel menyambutnya dengan senang hati. "Nah gini kek, udah laper banget gue." Celetukknya.

"Cantik-cantik makannya cilok. Awas muka lo belepotan saos," ejek Fina.

"Bawel ah," tanggap Rahiel cuek.

"Se-kantin tadi gosipin lo semua Yell. Hahaha. Kocak aja."

"Yaudah mau gimana lagi. Terkenal mah susah kan ya," sahut Fina. 

Rahiel hanya menanggapi lagi, "Bawel kalian ... udah sana cepet abisin!"

"Yell," Tasya bersuara, lalu disahuti Rahiel yang sedang fokus ke ciloknya tanpa melirik Tasya.

"Iyell gue serius.. gue--" lalu setelah kalimatnya selesai, Wajah tasya menjadi panik. takut Rahiel kaget dengan berita yang akan disampaikannya.

"Kenapa elah Sya, jangan gantungin gue,"

"Gue--" Tasya menelan ludahnya, "Gue liat Dimas sama Elissa pulang bareng, kemarin. Di kelas juga mereka deket bang--"

"Aduh Tasyaaa..." Rahiel mengatur nafasnya, lubang didasar hatinya memang sudah mulai mengecil namun tetap masih ada, sampai sekarang. Tapi Rahiel terus melawan itu. "Dimas sama gue, udah putus. Jadi mau deket sama siapa, pacaran sama siapa, itu--"

Rahiel merasa hatinya perih, "Itu bukan urusan gue."

Ke lima temannya berpandangan. Merasa ragu.

"Masa sih Yell? gue pikir lo masih-- gitu deh sama Dimas, sorry, Yell nyinggung ginian lagi," ungkap Tasya. Rahiel malah tertawa

"Ah lo kayak siapa gue aja," ucap cewek itu santai.


---

[RGS 1] To, Aidan.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang