Two

11K 150 0
                                    

Liam mengelus puncak kepala Ana dengan lembut, "kau mau pulang? Biar ku antar" Ana yang tadi sedang bersender di dada Liam, nyaman langsung manatap pria itu dengan berbinar.

Tetapi ia ingat, bagaimana dengan Rachel? Ia kan kesini bersama Rachel.

"Temanmu itu masih punya urusan dengan Edward" ujarnya. Ana menatap Liam dengan seksama.

"Kau tidak percaya? Edward barusan memberiku pesan." Seraya menunjukan pesan dari Edward.

Ana menghembuskan nafasnya. Terpaksa ia harus pulang dengan pria ganteng tapi mesum ini. Seakan tau kalau Ana setuju, ia menarik tangan Ana lembut.

Liam membukakan pintu mobilnya untuk Ana. Baru kali ini Ana di perlakukan bagaikan princess.

Perjalanan mulai macet, kenapa malem malem gini macet? Seharusnya kan lancar. Udah gitu ngantuk lagi.

Ana menyenderkan kepalanya ke jendela mobil, perlahan matanya tertutup. Liam yang melihat itu tersenyum kecil.

Maafkan aku sayang, aku tak mengantarmu pulang ke rumahmu tapi aku mengantarkanmu pulang ke rumahku. Rumah kita.

----------------------------

Akhirnya mereka sampai di rumah yang megah dan mewah. Siapa lagi kalau bukan milik Liam? Ana yang masih tertidur dengan pulas tak tega ia bangunkan. Jadi ia menggendong Ana dengan hati hati takut membangunkan tidurnya.

Pengawal yang berjaga di depan pintu rumahnya pun menunduk hormat lalu membukakan pintunya untuk Liam.

"Jangan ada yang menggangguku. Kalau ada yang datang dan mencariku bilang saja aku sedang sibuk. Paham?" Mereka semua mengangguk patuh.

Liam berjalan ke kamarnya yang berada di lantai atas lalu menidurkan Ana di atas kasur empuk miliknya.

Liam memandang wajah Ana dengan seksama. Mata bulatnya, hidung mancung, bibir ranum yang membuatnya gemas ingin selalu mengecup bibir wanitanya ini. Wanitanya? Ya Liam sudah mengklaim kalau Ana adalah wanitanya, miliknya.

Liam membuka gaun yang dipakai Ana dengan kaus putih miliknya yang mungkin akan kebesaran jika dipakai Ana.

Liam terpaku melihat dua gundukan kenyal yang ada dihadapannya saat ini. Tapi ia langsung tersadar, Ananya sedang tertidur dan ia tak mau membangukan bidadarinya.

Sepertinya ia harus segera mandi air dingin agar juniornya tidak meraung minta dipuaskan.

Ia pun berjalan ke kamar mandi dengan handuk yang bertengger di bahunya.

Selesai mandi ia memakai boxernya lalu tidur disamping Ana seraya memeluk pinggang Ana erat. Lalu kantuk pun menyergap dirinya.

---------------------------

Sinar matahari mengintip di sela sela jendela membuat Ana terbangun dari tidurnya.

Dimana ini? Kok ruangannya berbeda dari ruanganku?

"Hey sayang, sudah bangun?" Liam mengagetkannya.

"Loh kok ada kamu? Terus aku dimana sekarang?" Liam terkekeh, lalu menyuruh Ana untuk tidur kembali di sisinya agar ia bisa memeluk Ana.

Ana kesal, ia kira Liam akan menjelaskannya.

"Okeoke, kamu ada dirumahku sayangg" seraya mencubit hidung Ana gemas. Ana melotot kaget. Bukanya iya meminta Liam agar mengantarkan sampai ke rumahnya? Mengapa malah ke sini?

Marry my CEOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang