Tingkatan secarik nada yang teratur dengan bercirikan tinggi rendahnya nada, pola dan harga sebuah nada yang menjadikannya lagu untuk membangkitkan feeling.
Harga dari nada hati dan jiwa yang berasal dari ingatan yang tersembunyi dalam gelap dari hitam dan kelamnya pada memori terdalam yang tidak ingin di ingat. Itulah ingatan masa lalu kelam bagi seseorang yang mengalaminya.
Sebelum membaca, bacalah kalimat diatas. Bagaimana voments dari 24 chapter sebelumnya?
Siangnya Anne mengetuk pintu kamar hotel yang ditiduri Jane, sedangkan Jane yang sedang membaca buku untuk meringankan pikiran pun mendengar ketukan pada kamar yang dia tempati segera meletakkan buku dan melangkah menuju pintu untuk membuka.
"Oh, Anne ternyata." Ucap Jane tersenyum.
Anne tertawa cengegesan, "Maaf kalau menganggu," namun setelah menyadari mata Jane yang sedikit merah dia pun bertanya, "Kau... menangis?
Jane menggeleng, berusaha tersenyum, "Ah, tidak-tidak. Aku hanya kurang tidur." Jawabnya bohong.
"Hn, tapi bolehkah aku tidur denganmu? Lagipula kakak tidak ada."
Jane tersenyum tipis, "Tentu saja, Anne. Aku malah senang jika ditemani."
"Wah, terima kasih." Jawab Anne senang sambil memasuki kamar tersebut dan menaruh koper diujung dinding. "Ini aku letakkan disini dulu ya? Nanti akan aku bereskan setelah mandi."
Jane mengangguk, "Iya, Anne. Tapi, aku duluan yang mandi ya? Aku merasa gerah." Ucapnya.
"Oke, Jane." Jawab Anne.
Jane lalu memasuki kamar mandi dan menguncinya. Dia pun membuka semua ditubuhnya dan menyalakan shower. Dirinya mengusap wajahnya yang terkena air shower berulang kali.
'Apakah dia juga mendapatkannya?' Batin Jane lalu menunduk. Air matanya mulai mengalir, 'Mengapa kami selalu mendapat cobaan setelah kian lama masalah itu sudah berlalu? Apakah aku tidak pantas dengannya?'
Dia pun menjatuhkan diri dilantai dan memegang lututnya dengan kedua tangan, air matanya keluar dengan deras diiringi air shower yang mengenainya.
Sebelum dia menutup mata, Jane mendengar suara wanita yang dilihat samar-samar mendekati dan bernyanyi dengan nada yang teratur, pelan, melodis dan seakan mengena dihatinya,
~~~
Battersea Park, London.
Mereka bertiga mencari udara sejuk diluar hotel dengan melangkahkan kaki ke BatterseaPark yang terletak di London SW11 4NJ, Inggris Raya dekat dengan Central Ave.
Dick, Jupiter, dan Pete mencoba menyegarkan pikiran dengan ide mereka untuk berolahraga ke sana pada pagi hari. Walaupun, tempat tersebut sangat jauh jaraknya dari Milestone Hotel.
"Eih, sejuk sekali disini." Ucap Bob menutup mata mencoba merasakan udara ditaman.
Jupiter membenarkan pembicaraan Bob, "Benar, andai saja rumah kita disini pasti setiap hari berkunjung."
"Eh, tapi..."
Ucap Pete yang jauh dari mereka. dia berada dekat dua patung dewi yang berdiri rendah sekitar semeter darinya.
Jupiter yang menatap perubahan raut dari sahabatnya pun mengangkat alis, "Ada apa, Pete?"
"Ti-tidak, hanya saja-"
Jawaban dari Pete terpotong setelah dirinya merasakan hembusan angin yang dirasakan dari arah belakangnya, sambil mata yang mengikuti arah asal angin dan dirasakan menerpa tubuhnya dedaunan yang tadinya bertebaran di aspal pun terangkat terbang dan beberapa buah daun jatuh ke aspal.
Tatapan ketiga sahabatnya sama dengan Pete merasa agak terdiam, bingung, dan tegang melihat suasana menegangkan diri tersebut.
Tetapi, setelah hembusan angina mereda mereka menangkap sosok tidak kasat mata berdiri disamping kedua patung dewi tadi. Wajah sosok tersebut tampak dingin dan hanya muncul beberapa menit lalu hilang.
Seperti dibawa hembusan angin.
Sebelum kembali ke penginapan mereka, Hotel Milestone. Mereka saling berpandangan bingung dan tegang. Lalu berjalan menjauhi taman tersebut.
------
Sementara diwaktu selanjutnya, sang produser rekaman melangkahkan kedua kaki dengan tempo tergesa-gesa dengan sang penyanyi tadi, setelah turun dari mobil.
Melihat kedatangan sang produser ke tempat rumah kecil yang jauh terletak dijalan rahasia sebuah taman pun membuat seorang pria meletakkan kedua tangan disakunya.
Tampak diwajahnya bercucuran keringat yang membasahi wajahnya, setelah dia melakukan pekerjaan yang disuruh atasannya.
"Kau sudah menuntaskannya?" Tanya sang produser dengan wajah yang terpancar licik.
Menatap pria yang melangkah mendekati seraya tersenyum licik, membuat dia tersenyum miring, "Sudah aku lakukan. kalian senang?" ucapnya dengan nada tidak senang.
Produser yang tampak ada yang salah dengan tatapan pria didepannya pun mengerutkan kening.
"Ada apa denganmu, David?"
"Tidak apa." Jawabnya melangkah menjauhi mereka berdua dan berencana pulang. Setelah dia berada diluar rumah tersebut dia berhenti melangkah. Hatinya serasa diremas, 'Maafkan perbuatanku yang menyiksamu, Dianna.' Batinnya menutup mata.
-----
Anne dirundung kecemasan karena sedari tadi Jane yang dikamar mandi tidak keluar-keluar. Sudah satu setengah jam lamanya. Dia pun mengetuk pintu.
"Jane, kau sudah selesai?" ucap Anne dengan nada khawatir.
Tidak ada jawaban.
"Jane, kenapa tidak menjawab? Ayolah keluar jika kau sudah selesai." ucap Anne lagi dengan berkacak pinggang.
Tetap tidak ada jawaban.
Anne yang sangat khawatir pun keluar kamar dan menuju kamar Jupiter dan Pete, bermaksud meminta bantuan. Setelah Anne menjelaskan, mereka langsung menuju depan kamar mandi diruangan Jane.
Mereka berdua mengetuk-ngetuk pintu berulang kali secara bergantian, tapi tetap tidak ada jawaban.
"Kita dobrak saja pintunya." Usul Pete yang sudah tidak sabar.
Julian yang dilihatnya tanpa ekspresi pun menjawab, "Itulah yang hendak aku lakukan, tapi ini hotel. Salah satu rusak, kita yang ganti."
Merasa semakin kesal pun membuat Jupiter menyuruh mereka tetap dikamar dan dia memanggil salah satu recepsionist yang memegang kunci cadangan untuk ruangan kamar Jane dan menjelaskan apa yang terjadi.
Hal itu membuat sang recepsionist wanita yang memegang kunci cadangan melangkah tergesa-gesa dan membuka pintu kamar mandi tersebut.
Saat Anne dan mereka memasukinya tampak Jane tersungkur dilantai dalam keadaan full naked. Segera Jupiter dan Pete segera balik badan melangkah keluar kamar mandi tanpa hitungan detik.
Sedangkan Anne langsung mengambil handuk didekat mereka, melilitkannya pada Jane, dan sang recepsionist pun membawanya ke tempat tidur.
~~~
Wkwk, sori guys kalo chapter ini bukan langsung ke kasusnya dulu. Tunggu aja, nanti ada kasusnya juga muncul 'Key? Salamku untuk readers tercinteh
Sampai jumpa.
10/05/2017
KAMU SEDANG MEMBACA
The Eight Detectives | Revisi ✅
Mystery / Thriller1⃣ ⚫The First Stories, have done to reviewed. The Eight Detectives adalah perkumpulan dari kasus-kasus yang dipecahkan oleh delapan detektif itu sendiri. Di dalamnya, juga terdapat cerita kehidupan dari mereka. Apa saja kasus yang ada dalam kehidupa...