Keganjilan dan Rasa yang Abstrak

20 1 0
                                    



"Ng...Shin?"

"Ya?"

"Kenapa kau melamun saja?"

Shin tak menjawab.

"Apa kau menunggu anak itu?"

Dia tetap tak menjawab, namun sorot matanya sedikit berubah. Mia tersenyum melihat perubahan kecil pada pemuda itu.


"Yah, beberapa orang memang layak ditunggu."



EYESHIELD 21'S FANFIC

"KEGANJILAN DAN RASA YANG ABSTRAK"

Oleh: karenovera

Disclaimer: Eyeshield 21 adalah milik Riichiro Inagaki dan Yusuke Murata. Fanfic ini dibuat hanya untuk menghibur diri saya pribadi, bukan untuk mencari penghasilan.

Catatan: Mungkin bakal ada sedikit OOC dan nanti akan ada OC punyaku. Mohon tanggapannya!

Shin memang tipe orang yang selalu berusaha keras. Tak peduli dia memiliki bakat dalam American Footbal atau tidak, dia akan selalu berlatih. Dia akan terus berjuang meraih kemenangan, meskipun itu artinya dia harus selalu melatih dirinya dengan latihan-latihan ekstrim. Karena baginya, menjadi pemenang dan menjadi yang terkuat adalah alasan dia dilahirkan ke dunia ini, bukan semata-mata karena pilihannya.

Sadar atau tidak, segala macam latihan dan kekuatan yang terpatri dalam dirinya, mau tak mau harus ada imbalannya. Bukan berupa uang atau ketenaran, melainkan kehidupan normalnya. Dia tak mengerti soal berkenalan kepada orang lain dengan baik, atau mengoperasikan alat elektronik dengan benar, ataupun memahami ekspresi orang lain. Soal memahami ekspresi, itu tentu bukan karena latihan yang ia lalui, melainkan karena kelainan yang diderita olehnya, Prosopagnosia.

Dan tentu saja, karena dia tak menjalani kehidupan yang normal layaknya atlet American Footbal lainnya ataupun orang kebanyakan, Shin pun tak terlalu memikirkan hal-hal sensitif bagi tiap orang yang melajang, yaitu romantisme dan cinta. Dia tampak tak mempedulikan hal itu, karena cinta pertamanya adalah bidang olahraga yang dari SMP dia geluti ini.

Hal itu tak berubah sampai di hari hujan itu.

Seperti biasa, Shin sedang berlari kecil di trotoar jalanan. Sekalipun hujan deras, dia tak peduli. Dia terus terfokus pada larinya sampai ia melihat seorang gadis yang berdiri di depan sebuah toko, tampak menunggu hujan mereda.

Shin memang tak bisa mengetahui wajah orang lain, sekalipun dia dapat melihatnya. Karena itu Shin tidak terlalu tertarik untuk mendekati gadis yang sebenarnya cukup cantik dan manis itu. Namun keberadaan gadis itu tetap terasa ganjil baginya. "Kenapa dia tak menunggu di dalam toko saja? Bukankah kalau di luar dia akan kebasahan?" pikir Shin dalam hati. Dan tentu saja, tanpa dia sadari, dia terus memperhatikan gadis itu dengan tatapan tajamnya.

Tak lama, gadis itu pun menyadari tatapan Shin dari kejauhan. Entah karena takut, malu, atau terganggu, gadis itu kembali masuk ke toko, mencoba menghindari tatapan dari Shin. Meski masih penasaran dengan gadis itu, Shin memilih untuk kembali berlari karena dia sadar gadis itu sudah kembali ke tempatnya yang seharusnya.

2 minggu telah berlalu sejak kejadian itu. Sebenarnya Shin sudah tidak terlalu memikirkan gadis itu lagi. Namun dia kembali melihat sang gadis ketika dia selesai bertanding melawan tim Kyoshin Poseidon di stadium Enoshima. Jumlah penonton memang masih banyak dan dia masih tak bisa mengetahui wajah gadis itu. Tetapi Shin yakin, bahwa gadis itu, yang ada di hari hujan itu, sedang duduk di salah satu bangku penonton paling depan. Entah ekspresi apa yang ada pada wajah gadis itu. Tapi, seragam sekolah gadis itu... terlihat sama persis dengan seragam yang dikenakan oleh rival Shin.

Keganjilan dan Rasa yang AbstrakWhere stories live. Discover now