Hari Kedua

108 18 141
                                    

"Ugh, hausnya." Putri turun dari katilnya.

Putri buka pintu biliknya dan turun ke dapur. Putri hidupkan lampu dapur dan buka peti ais, Putri keluarkan satu cawan berisi ice chocolate Tok Aba.

"Putri?"

Putri menengok ke belakang ada Gempa. Putri senyum kepada Gempa. "Nak tak?" tanya Putri.

"Nak lah," jawab Gempa.

Putri ambik satu cawan lagi ice chocolate Tok Aba dan bagi kepada Gempa. "Terima kasih." Gempa tersenyum.

"Sama-sama."

Putri tutup peti ais balik dan sambung minum dengan Gempa kat meja makan.

"APA SEMUA NI?"

"Itu macam suara Clare lah, jom ke kamarnya!"

***

Drrt... Drrt... Drrt...

HP Clare yang terletak di atas meja berbunyi. Clare terbangun dan berdiri, Clare tak perasan memegang sebuah benda. Clare hidupkan lampu, dan...

"APA SEMUA NI?

Putri buka pintu bilik Clare, Kesya, dan Felix.

"C-Clare..."

Baju Clare dah penuh dengan darah yang menetes-netes dan muka Clare ada banyak kesan darah. Clare pegang pisau yang berlumuran darah dan tangan Clare penuh dengan darah. Katil Clare, Kesya, dan Felix penuh dengan darah.

Kesya memegang perutnya yang berdarah dan napasnya tercungap-cungap. Felix pegang tangan kirinya yang berdarah dan napasnya juga tercungap-cungap.

"Apa yang kau buat kepada diaorang, Clare?" tanya Putri yang terkejut sangat.

"Kalau kau nak membunuh jangan lah membunuh diaorang. Diaorang kan kawan kita," kata Halilintar.

Semua penghuni rumah tu menengok Clare. "Aku mana ada buat macam ni! Aku terbangun sebab HP aku berbunyi lah!" kata Clare.

"Clare, jangan-jangan kau punya kepribadian ganda," kata Nadia.

"Tak! Aku rasa tak!" kata Clare.

Clare masih belum menangis. Clare kuatkan je dirinya. Clare banting pisau yang dia pegang dan Clare keluar dari biliknya.

"Kenapa akak Clare tu?" tanya Horikiya.

"Tak tau lah, Clare tu tak macam ni lah," jawab Putri.

"Mari kita bawa diaorang ke hospital," kata Halilintar.

Lalu lampu bilik mati. Diaorang terkejut dan lampu bilik hidup balik. Kesya dan Felix menghilang.

"Kat mana diaorang ni?" tanya Taufan

"Huhuhu... Takde Felix macam mana aku nak main game?" kata Blaze yang hampir menangis.

Blaze dan Taufan pun pengsan. Halilintar bawa adik-adiknya ke bilik dan baringkan adik-adiknya di atas katil. Halilintar cari Clare di sekitar rumah tapi Clare takde dan Halilintar masuk rumah balik.

"Clare menghilang!" kata Halilintar.

"Apa jadi lah ni?" tanya Ochobot.

"Jom kita cari diaorang!" kata Halilintar.

"Lynz, Lizz, Via, Keza, Everyll, aku, Horikiya, Indah, dan Halilintar cari Clare. Huda, Annisa, Zura, Ochobot, Rani, Veira, Solar, dan Thorn cari Kesya. Putri, Sari, Rahma, Ochobot, Nadia, Sofi, Aya, Yoora, dan Ice cari Felix! Ok mari kita pergi walaupun sekarang ni pagi sangat," arah Gempa.

Holiday!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang