Dua

21.5K 1.5K 65
                                    

Lady Victoria menatap khidmat prosesi pernikahan di depannya dengan senyum bahagia dan tangis haru. Kakaknya akhirnya dapat menikah dengan wanita yang dicintainya, walau banyak rintangan yang menghalang diantara keduanya. Sekarang Victoria sedikit tenang, masalah kakaknya sudah selesai dengan pernikahan ini.

Victoria memandang senyum kakaknya, Jeremy Voltozy yang adalah Earl of Dulvake. Tidak ada yang bisa menandingi kebahagian yang dirasanya saat kakaknya itu menyelami biduk kebahagiaan baru. Memandang kedua pengantin yang memancarkan rasa penuh cinta satu sama lain membuatnya iri.

Pernikahannya dengan Zac tidak terasa seperti ini, karena Zac maupun dirinya tidak saling mencintai. Walaupun Zac terlihat bahagia karena menganggap ia adalah Sophia. Victoria selalu memiliki impian menikah dengan pria yang mencintainya juga ia pun mencintai pria tersebut. Impian setiap wanita ingin bahagia di hari besarnya tersebut.

Victoria jelas tidak tahu pernikahannya sah atau tidak, karena ia rasa pernikahan tersebut bisa batal kapan saja sesuai keinginan Zac. Ia lari sejauh ini menghindari kemurkaan duke tersebut. Tidak terbayangkan bagaimana kemarahan Zac saat tahu ia bukanlah Sophia yang dicintai pria itu.

Sophia sungguh beruntung, dicintai kakaknya yang penuh kegilaan tersebut juga Zac yang terlihat sama tergila gilanya pada Sophia. Victoria patut bersyukur karena kakaknya lah yang dicintai Sophia.

Sorak sorai terdengar saat pasangan di depannya saling mencium dan melumat tanpa tahu sopan di depan para tamu undangan. Siulan terdengar nyaring karena pasangan baru tersebut tidak bisa terpisahkan satu sama lain. Melekat erat seperti lem.

Victoria sungguh terharu, entah kenapa melihat kakaknya yang begitu tergila gila pada Lady Sophia membuatnya juga ingin memiliki pria seperti kakaknya. Pria yang begitu menggilainya, sanggup melakukan apapun untuknya hanya demi kebahagiaan yang dirasanya. Itu sungguh sanggup menyesakkannya dalam keinginan.

Adakah pria seperti itu untuknya, dalam status yang tidak jelas di sandangnya. Ia bisa tenang sekarang karena dalam waktu sebulan ini masih belum ada yang menyadari ialah yang menikah dengan Duke of Wesley. Entah kegilaan apa yang akan terjadi jika berita itu menguak. Ratu pun pasti marah. Tapi mungkin itu sepadan dengan kebahagiaan kakaknya.

"Viky, baby." Panggilan itu menyadarkannya dari lamunan.

"Kakak," ujarnya melihat kakaknya mendekat ke arahnya.

"Terima kasih, sayang. Karenamu aku menemukan kebahagiaan meski aku tidak setuju akan tindakanmu menculik Sophia." Ujar Jeremy sambik memeluk Victoria. "Kau tidak tahu betapa aku takut terjadi hal yang berbahaya padamu. Hanya kau yang kumiliki di dunia ini, meski Sophia sekarang ada di sampingku tapi kau tetap tanggung jawab terbesarku. Jadi, jangan ulangi tindakan ini lagi, ok."

"Ok, Kakakku sayang. Aku menyayangimu." Kata Victoria sambil mencium pipi Jeremy.

"Aku juga sangat menyayangimu, adik kecilku."

"Aku sudah besar kakak,"

"Ya, dan sudah menikah. Juga kabur dari suamimu itu" sindir Jeremy.

"Oh please jangan bahas itu kakak, kalau tidak Sophia akan aku bawa kabur, kakakku sayang." Goda Victoria.

"No . . . " Jeremy seakan ketakutan di mata Victoria saat berkata tersebut. Mungkin ia takut berpisah kembali dari cintanya yang dengan susah payah ia raih.

Sophia datang dan menenangkan Jeremy,
"Aku tidak akan pergi sayang, aku akan selalu ada di sisimu." Ujar Sophia memandang tulus Jeremy lalu mencium cepat bibir Jeremy.

Victoria tertawa melihat ketakutan kakaknya, menggodanya. Jeremy merengut tidak suka akan candaan yang di lakukan Victoria.

" Vicky, dasar anak nakal." Ujar Jeremy pura pura akan memukulnya. Hanya dijawab kikikan nyaring dari Victoria.

Yang seharusnya tidak boleh dilakukannya sebagai seorang lady. Suara kikikannya pasti mengundang gunjingan dari para tamu yang sebagian besar para bangsawan.

"Kakak, apa sekarang aku boleh pergi. Aku harus berangkat jika tidak nanti aku terlambat."

"Apa tidak bisa di tunda, sayang? Please aku tidak bisa jauh dari adik kecilku ini." Ujar Jeremy membujuk.

"Kakak, aku pergi bukan untuk selamanya, aku butuh liburan. Juga kau tahu, aku tidak ingin saat Zac tahu kebenarannya dia mencariku. Aku berharap saat dia tahu aku sudah tidak ada di sini. Kakak, please." Bujuk Victoria.

"Ya, baiklah. Berjanjilah kau selalu memberi kabar."

"Ya, tentu." Jawabnya.

"Vicky, terima kasih atas semuanya. Kau sudah menyadarkanku sebelum aku kehilangan Jeremy. Aku sangat menghargai usahamu." Ujar Sophia.

"Aku juga berterima kasih kau bersedia hidup bersama kakakku yang jahat ini." Kata Victoria sambil tersenyum, di balas dengusan keras oleh Jeremy. "Aku pergi sekarang." Ujar Victoria sambil memeluk kembali Jeremy dan Sophia bergantian.

Victoria melangkah keluar dengan langkah seringan hatinya. Ia lega, sungguh sangat lega. Setidaknya kakaknya pantas mendapatkan kebahagiaan setelah kerja kerasnya membesarkan ia seorang diri setelah orang tua mereka tiada.

Beberapa kuda dan satu kereta kuda mendekat ke arahnya, berhenti tepat di depannya. Segerombolan pria berseragam hitam keluar dan mengelilinginya. Menghadangnya.

Victoria panik, ia di kepung. Entah apa yang akan terjadi padanya. Ia sudah tertangkap sekarang. Tidak ada jalan keluar.

"Bos," ujar seorang pria kepada orang di dalam mobil.

kereta kuda tersebut terbuka, membiarkan orang di dalamnya keluar dan menampakkan diri.

"Hallo baby, akhirnya aku menemukanmu." Pria itu menyeringai.

Tbc

Oh tidak, Victoria tertangkap. Siapa pria tersebut? Zac kah?  Tunggu kelanjutannya dengan berikan bintang dan comment sebanyak banyaknya.
Terima kasih

WEDDING SCANDAL (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang