-Baekhyun-
#23.47
Dia pulang seperti biasanya. Dan aku bisa melihat raut lelah bercampur khawatir di wajahnya.
"Ada apa? Masalah di kantor lagi? " aku bertanya setelah ia mencium sekilas pipiku dan memelukku erat
Ia menghela nafas berat sebelum mengangguk menandakan bahwa memang ada masalah lagi di kantornya. Dan aku mencoba untuk tidak bertanya sebelum ia menjelaskan.
"Aku tidak bisa fokus dalam bekerja sehingga menghapus seperempat file yang harus diserahkan besok. Dan itu sangat banyak" dan ia menghela nafas lagi.
Aku iba melihat wajah kelelahannya. Dan aku memutuskan untuk berkata "baiklah akan aku bantu" dengan nada lembut, seperti biasa.
Dan bukannya aku tidak tau apa yang membuatnya selalu tidak fokus dalam bekerja. Aku selalu tau itu.
Kyungsoo
Seseorang dari masalalu yang juga merupakan sahabatku. Dan benar saja dia yang seharusnya berada di posisiku untuk duduk di samping Chanyeol, seseorang yang saat ini masih memelukku erat.
Tapi dia berkhianat
Dan Chanyeol tetap Setia memanggil Kyungsoo di dalam tidurnya atau bahkan sekedar menatap fotonya sebelum ikut terlelap memelukku
Dan aku, si bodoh ini yang menggantikannya. Bukan karena aku tidak mencintai Chanyeol tapi Chanyeollah yang hanya memelukku sebagai pengganti Kyungsoo.
Selalu saja aku ingin mengatakan padanya perihal yang aku rasakan namun aku terlalu takut dia akan menghilang. Hal yang membuatku berjanji tidak akan membahas sebelum dia memulai.
Terdengar suara rintik hujan yang semakin deras diluar. Aku segera memintanya untuk melepas pelukkan karna dia harus istirahat dan aku harus membantu mengerjakan tugasnya. Ia mengecup keningku sekilas lalu beranjak menuju kamar dan mandi.
Aku tau ini sangat dramatis namun aku benar benar menjatuhkan airmata dari mata kiriku. Ini menyakitkan.
---
#01.28
Aku sibuk menatap layar laptop chanyeol. Sesekali melihatnya yang tidur dengan tidak terlalu tenang.
Dia terlalu kelelahan
Aku memikirkan kata kata itu tanpa sadar bahwa aku juga tidak pernah mendapatkan waktu istirahat yang cukup.
Bekerja saat pagi hingga sore, lalu menyiapkan banyak hal untuk chanyeol. Hal yang sama dan berulang kecuali pada saat hari libur. Karena pada hari hari libur itu lah aku memiliki waktu layaknya kekasih baginya.
Pergi ke bioskop dengannya, menatap wajahnya sepanjang hari, berjalan santai dengannya, atau hanya menghabiskan waktu untuk bercerita banyak hal di saat pagi hari.
Hal itu dilakukannya selayaknya teman dekat. Tidak pernah lebih.
Aku sedikit terkejut saat merasakan seseorang melingkarkan tangannya di leherku lalu membenamkan wajahnya. Berusaha tidak peduli namun aku selalu gagal saat ia menghembuskan nafasnya. Tepat di leherku.
"Ada apa?" dia tidak menjawab namun bergumam menanyakan apakah aku akan lama atau tidak. Segera aku jawab bahwa masih ada beberapa hal yang belum aku kerjakan.
Ia meletakkan tangannya diatas tanganku yang sedang memegang mouse. Matanya melebar seiring dengan kecepatan kursor di laptop.
"Sekarang jam berapa?" aku menunjuk dinding.