Part 3

425 41 3
                                    

CMC 3

--

"H2C2O4 sama dengan 2 mlh atom H dikali Ar H ditambah 2 mlh atom C dikali Ar C ditambah 2 mlh atom O dikali Ar O,"

Selama Cantik mendengarkan Pak Jono-guru kimia- menjelaskan selama itu juga Cantik merasa kantuk luar biasa menghampirinya. Alam yang duduk disebelahnya juga tampak uring-uringan karena tidak mengerti.

"Sudah mengerti?" setelah panjang lebar menjelaskan, Pak Jono bertanya.

"Sudah Pak," jawab teman sekelasnya yang Cantik yakini hanya seperdelapan yang mengerti apa yang dijelaskan Pak Jono.

"Baiklah, kalau begitu kerjakan soal latihan halaman 56. Bapak tinggal sebentar, jangan ada yang ribut," ucap Pak Jono yang di 'iya' kan semua murid.

Tapi itu bohong. Begitu Pak Jono keluar kelas, semua murid kelas 10 A langsung membuka mulut lebar-lebar saling mengobrol.

"Pusing gue denger Pak Jono," keluh Cantik sambil memijat pelipisnya.

"Gue juga!" ucap Alam ikut-ikutan padahal sejak tadi ia sedang mengutak katik ponselnya.

"Lam?" panggil Cantik.

"Hmm,"

"Kenalin gue sama cowok dong,"

Mendengar ucapan Cantik, Alam menoleh, "buat apa?"

"Yang baik, ganteng, tinggi, pinter,"

"Gue tanya, buat apa?"

"Buat dijadiin pacar lah,"

"Yang tipenya kayak yang lo sebutin susah carinya,"

"Yaudah nggak usah ganteng-ganteng sama pinter-pinter banget,"

"Sama Willy mau?"

Cantik mendesis, Willy si gondrong orang gila yang sering nongkrong di dekat halte sekolah? Alam please deh.

"Gue mau cowok yang kemarin,"

Tiba-tiba Alam mengernyit, "Alvin?"

"Lo kok tau Alvin?"

"Emang sekolah ini seluas apa sih, Cantik?"

"Kenalin ke gue dong,"

"Nggak!"

"Yah, kok gitu sih?!"

"Anak kecil nggak boleh pacar-pacaran,"

"Masa lo punya pacar gue enggak?"

"Gue udah putus,"

"Hah? Serius? Kenapa? Kapan? Kok bisa?"

Alam sudah membuka bibirnya hendak menjawab pertanyaan Cantik lalu menutupnya kembali karena Pak Jono memasuki kelas.

"Lo utang cerita sama gue," bisik Cantik sebelum fokus pada Pak Jono.

--

"Udah saling nggak cocok aja,"

Saat jam istirahat, Cantik kembali memaksa Alam mengungkapkan alasan kenapa ia putus dengan Sella. Dan jawaban Alam sama sekali tidak membuat Cantik merasa puas.

"Masa alasanya cuma karena udah saling nggak cocok?" tanya Cantik masih merasa belum puas.

"Gue nggak mau bahas itu lagi, oke?"

Cantik mendengus dan akhirnya berhenti bertanya.

"Mau ke kantin?" ajak Alam.

"Bayarin ya?" tapi Cantik tidak butuh jawaban Alam, ia langsung saja menarik tangan Alam ke kantin.

Call Me CantikTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang