azka abimanyu

31.8K 1.3K 9
                                    

06 November 2012
19 : 47 WIB
.
.
.
Aku sedang  berbaring di rajangku sambil sibuk membalas chatting di group WA,,,ahhhhh,,sebelum itu, aku akan memperkenalkan diriku sendiri, namaku kirina ramadhania saat ini usiaku 17 tahun, kuberitahu kalau aku bekerja di kafe warisan alm.ayahku itu artinya aku menjadi bosnya di sana. Di kafe lantai 2 ada ruangan khusus untuk tempat tinggalku, kafeku buka 24 jam jadi aku tidak mungkin meninggalkan kafe begitu saja. Ibuku tinggal di rumahnya terkadang ibuku juga menginap di sini.

"Hey,,,,ada apa?"
"Cepat panggilkan bos!"
"Emang ada apa?"
"Cepat!! panggilkan bos sekarang juga!!"
Aku mendengar suara gaduh di bawah. Kenapa mereka sangat ribut sih?

Tok tok tok
Aku turun dari ranjang berjalan menghampiri pintu kamar ku.
Ceklek
"Kenapa?" tanpa aba aba bayu menarik tanganku. Aishhhh,,,emangnya ada apaan sihhh, kayak penting aja batinku. Bayu membawaku ke depan pintu kafe di sana banyak orang bergumpul di sekililing. Hoekkk hoekkk hoekkk
Aku tercengang. Suara bayi? Bayu membawaku kedepan tong sampah, aku melihat kedalamnya. 'Yang benar saja!!kenapa ada bayi di tong sampahku?' pikirku.

"Bay, kenapa diam aja, ambilin handuk didalam, cepat!!" bayu langsung berlari kedalam. Aku mengangkat bayi itu tanpa peduli bajuku kotor karna darahnya. Sepertinya bayi ini baru lahir dan langsung di buang ibunya. Dasar bodoh!! Kalau tidak mau bertanggung jawab seharusnya mereka berhati hati kalau mau melakukan hal 'itu'. Pas bikin aja semangat, lah sekarang? Udah lahir malah di buang.

Bayu kembali dengan membawa handuk yang aku pinta, dia langsung memberikan handuknya padaku. Aku membalut bayi itu dan langsung membawanya ke ruanganku. Aku terpaksa menutup kafe hari ini.
"Sebaiknya aku memandikanya." aku melihat bayi itu mengejapkan matanya. Ahhhh,,manisnya.....
"Tunggu dulu......" aku mengenyitkan dahiku.
"BAGAIMANA CARANYA MEMANDIKAN BAYIIIII!!!!!"
.
.
.
.
.
.
"Rana, kamu yakin nak?" tanya ibuku. Kini ibuku sedang membodong bayi itu lalu menatapku.
"Memangnya kenapa bu, rana mampu kok ngerawat bayi itu, sekarang juga rana sudah lulus SMA, jadi ngak papa kan bu." ibuku hanya menghela nafasnya, kalau udah gini ibuku bisa apa coba.
"Bukan gitu nak,, apa kamu siap jadi ibu muda? Bukanya ibuku meragukanmu. Ibu hanya khawatir kamu akan menyesal nantinya, ini bakalan ngekang masa muda kamu." aku duduk lalu mengenggam tangan ibuku.

"Bu, ngak papa kok, percaya deh sama rana, lagipula ngak mungkin kan rana malah ngasih ke panti asuhan, itu sama aja rana kayak ibunya, sama aja kayak ibunya yang buang bayinya." aku tersenyum lembut pada ibuku. Ibuku menghela nafasnya lalu tersenyum lembut padaku.
"Baiklah, jika itu keinginanmu ibu akan mendukungmu."
"Emmm,,,ngomong ngomong kamu sudah memberinya nama?"
Aku mengejap ngejapkan mataku pandanganku terhenti wajah imutnya, terlintas sebuah nama di pikiranku aku tersenyum lembut lalu mengecup kening bayi itu.
"Azka,,,azka abimanyu." ucapku. Kulihat bayi itu samar samar tersenyum. 'Kau suka namanya?'
Seakan mengerti apa yang aku pikirkan bayi itu mengeliat dan tersenyum dengan mata sipitnya.

"Azka,,namanya azka abimanyu, rana akan manggilnya kaka, gimana bu?" tanyaku. Ibu tersenyum lalu mengalihkan pandanganya ke kaka, ibu mengecup pipi kaka dengan penuh kasih sayang.
"Azka abimanyu???nama yang bagus,nak."
Sekarang namamu azka dan mulai sekarang kau anakku sampai kapanpun kau tetap anakku.
.
.
.
.
.
.
Hoekk hoekk hoekkk

Duhhh,suara anak siapa sih,pagi pagi udah bikinin ribut aja.
Kenapa suaranya nyaring banget kek di samping..... Ahhhh,....
"IBU........!!!!!"
Ibuku menghampiriku dengan nafas tersegal segal.

Pletok
"Aww...." ringgisku.
"Kamu bikin kaget ibu aja,rana."
"Bu, kaka nangis gimana dong? "Tanyaku sambil mengenggam erat kedua tanganku.
"Yaaelahh,,,bikinin susu gih, keknya anakmu haus." ibu mengendongnya lalu menimangnya. Aku mengangguk lalu berjalan menuju dapur, Mengambil susu bubuk yang kubelikan tadi malam.

Selesai membuatnya aku berjalan menghampiri ibu lalu memberikannya.

Pletok
Awww... Ringgisku
Kenapa ibu suka sekali sih menjitak kepalaku. Gimana nanti kalau aku geger otak?
"Kamu ini bodoh atau apa sih?" aku menatap heran ibuku.
"Kenapa bu?" tanyaku.
"Kamu pikir bayi bisa minum dengan gelas?" aku mengenyitkan dahiku. Aku hanya cengengesan.
"Hehehe,,maaf bu, rana lupa." aku kembali ke dapur dan menyalinkannya ke botol susu kaka sedangkan ibu membaringkan kaka di ranjangku.

Sepertinya kaka anak yang penurut. Aku memberikan botol susu ke mulut kaka. Kaka sangat bersemangat menghisapnya, aku membaringkan tubuhku.posisiku sekarang memiring menatap malaikat kecilku.
"Cepat besar,nak. Bunda harap kaka jadi lelaki kuat nanti. Bunda sayang kaka."
.
.
.
.
.
End

Dia Anakku  (TAMAT)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang